Tu Sop Ajak Teungku Bawa Nilai Tasawuf Dalam Politik

Tu Sop
Tu Sop saat menyampaikan tausiah pada deklarasi PAS Aceh di Aceh Utara, Rabu (22/2/2023). Foto: screenshoot vedio di Youtube Tu Sop Official.

Komparatif.ID, Lhokseumawe—Tu Sop yang merupakan pendiri Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunib, mengajak para teungku dayah membawa semangat tasawuf dalam dunia perpolitikan.

Hal tersebut disampaikan oleh ulama tersebut ketika memberikan tausiah dalam acara deklarasi Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh di komplek Sultan Malikussaleh, Geudong, Samudera, Aceh Utara, Rabu (22/2/2023).

Dalam ceramahnya di depan ribuan pengurus dan kader PAS Aceh, Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) mengatakan dunia politik adalah rimba yang penuh godaan dan tantangan. Selama ini politik juga selalu menghadirkan perpecahan dan permusuhan di internal umat Islam.

Baca juga: PAS Aceh, Bahtera Baru Ulama Serambi Mekkah Dalam Politik Lokal

Kehadiran PAS Aceh dia harapkan menjadi wahana baru demi terlaksananya politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai tasawuf. Oleh karena itu, konsep perpolitikan yang diusung haruslah dapat menuntun pelakunya menuju surga.

“Bila dunia politik itu kotor, ayo bersihkan, bukan mengotori diri. Mari berpolitik untuk mendapatkan jalan ke surga, bukan mencari tumpok [materi duniawi] dan tampok [kekuasaan],” seru Tu Sop yang sejak 2017 telah terjun dalam dunia politik praktis pada Pilkada Bireuen.

Ia menyebutkan meraih kemenangan merupakan hal penting, tapi kemenangan bukan segala-galanya. Kontestasi selalu melahirkan pemenang. Namun yang harus dicatat tidak semua kemenangan merupakan kebenaran. Demikian juga kekalahan, belum tentu sebuah kezaliman.

“Jangan takut kursi DPR kosong. Karena selalu penuh dan bahkan tidak cukup. Selama ini yang kosong yaitu kekuatan menegakkan keadilan dan kebenaran,” serunya.

Kehadiran agamawan bukan berarti harus dapat memperbaiki semua hal. Tapi diperintahkan terjun demi memperbaiki apa yang dapat diperbaiki.

Selama ini yang terjadi dalam dunia politik semata mengejar kekuasaan, dan ketika berkuasa menjadi tamak. Ketamakan menghalangi menuju kebenaran, menjadi penghalan menuju keadilan, dan menghambat tujuan menuju kejujuran.

Tu Sop juga mengomentari pandangan keliru bahwa siapa saja di antara agamawan yang terjun ke dunia politik praktis, maka ianya sudah sangat ingin mendapatkan kedudukan dan harta duniawi. Pandangan itu keliru, karena memperbaiki kondisi bangsa yang sudah carut-marut merupakan perintah agama Islam. Tujuan utama yaitu menyukseskan diri demi mendapatkan tempat di dalam surga.

“Kalau politik kotor, ayo bersihkan. Apakah sanggup? Kita disuruh lakukan yang mampu, bukan yang tidak mampu. Kita orang beriman disuruh lakukan yang mampu. Justru yang salah, kita melakukan yang tidak mampu,” kata Tu Sop.

Perihal ada yang mengatakan apakah bila PAS menang semua koruptor dipotong tangannya? Bila tidak mampu, maka PAS disebut tidak becus. Orang-orang demikian, sebut Tu Sop, selalu mengharapkan yang berlebihan kepada orang lain. Sementara dirinya tidaklah berperilaku layaknya sahabat di masa Rasulullah.

Ia menekankan, Islam selalu cocok di semua zaman. Sebagai agama universal, Islam cocok pada semua waktu.

Oleh karena itu, Tu mengajak semua orang membawa nilai-nilai tasawuf ke dalam dunia politik. Hal yang lebih penting lagi teungku hadir ke dalam dunia politik bukan untuk teungku, tapi demi umat.

“Kalau untuk teungku saya minta izin, tapi kalau untuk umat, ayo! Seperti ilmu ini untuk umat yng diwarisi oleh Rasulullah. Kita orang berdakwah, mari perbaiki kondisi ini. Jadi jangan hidupkan [politik] untuk kelompok. Kita hadir untuk semua orang,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here