Teungku Muntazar, Penjaga Literasi Quran di Tepi Krueng Peusangan

Teungku Muntazar
Teungku Muntazar (berdiri, tujuh dari kiri) berfoto bersama staf pengajar dan santriwati Balai Pengajian Jadidur Rahmah, Gampong Balee Panah, Juli, Bireuen. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, BireuenTeungku Muntazar (39) merupakan salah satu ustad kampung yang menaruh perhatian besar pada perkembangan dakwah Islam di tingkat desa. Berbekal pengetahuan agama yang dimiliki, ia membina Balai Pengajian Jadidur Rahmah, yang pertama kali dibuka pada tahun 2020.

Pria hitam manis yang fasih membaca Quran tersebut, merupakan lelaki kelahiran Bireuen, pada 2 Januari 1985. Ia merupakan salah satu cahaya mata dari pasangan Murtala (alm)-Rosnaini yang bermukim di Gampong Beunyot.

Teungku Mun—demikian ia akrab disapa—sudah menimba ilmu agama sejak masih duduk di bangku SD. Kemudian berlanjut hingga ia memasuki usia jenjang SMA.

Ia sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan Islam di tingkat akar rumput. Sebelum memutuskan mendirikan Balai Pengajian Jadidur Rahmah, Teungku Muntazar telah mengabdi cukup lama di Balai Pendidikan Darul Ulum, yang merupakan almamaternya. Darul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada di Gampong Beunyot dan langsung berada di bawah binaan allahyarham Abu Hamid bin Rasyid, yang merupakan ulama sepuh paling senior di Aceh. Sang pelita Islam mangkat pada Jumat (12/7/2019) dalam usia 100 tahun.

Baca juga: Wahid Wahyudi, Pemain PSSB yang Konversi Gaji untuk Investasi

Ia memilih berhenti berkiprah di Darul Ulum, setelah sejumlah orang meminta dirinya mengabdikan diri di Dusun Barona, Gampong Balee Panah, Kecamatan Juli. Antara Beunyot dan Balee Panah hanya dibatasi oleh jalan nasional Bireuen-Takengon.

Usai berdiskusi dengan istrinya yang bernama Nurbaiti, ayah tiga anak itupun memutuskan memenuhi harapan beberapa orang yang memintanya membina lembaga pendidikan Islam di dusun tempat ia menetap.

Setelah menyiapkan berbagai kebutuhan baik keuangan maupun administrasi, Muntazar dan beberapa orang lainnya di Dusun Barona berhasil mendirikan Balai Pengajian Jadidur Rahmah. Lokasi pondok literasi Quran tersebut tidak jauh dari Krueng (sungai-red) Peusangan yang mengalir sepanjang tahun. Jarak antara Jadidur Rahmah dan Krueng Peusangan sekitar 300 meter.

Saat berbincang dengan Komparatif.ID pada Senin malam (3/7/2023) di Pondok Jamu Semula Jadi, yang berlokasi Keude Beunyot, Juli, Bireuen, Teungku Muntazar menyebutkan di Jadidur Rahmah saat ini ada 210 orang santri laki-laki dan perempuan.

Ada dua kelas yang dibuka. Siang untuk kelas belajar Quran metode Iqra dan Juz Amma, serta penguatan tajwid dan hafalan untuk tingkat kanak-kanak. Kelas malam diperuntukkan untuk remaja dengan penguatan belajar tajwid Quran, kitab fikih berbahasa Melayu dan Arab, serta ilmu-ilmu praktis lainnya.

Ia menjelaskan, literasi Quran yang diajarkan di Jadidur Rahmah baru pada tahapan kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar. Penekanannya pada makharijul huruf dan tajwid.

Untuk mempermudah pengajaran di balai pengajian tersebut, alumnus Darul Ulum, dan dua dayah lainnya di Aceh itu dibantu oleh sejumlah tenaga pendidik lulusan perguruan tinggi dan dayah.

Alhamdulillah, sejak 2020, Jadidur Rahmah semakin berkembang. Saat ini santri yang menimba ilmu di tempat yang kami kelola berasal dari enam kampung sekitar,” katanya sembari menyeruput telur kocok yang diseduh dengan espresso robusta, racikan Teuku Nasir bin Syahbuddin.

Untuk biaya, Teungku Muntazar yang dipercayakan sebagai Ketua Umum Jadidur Rahmah menyebutkan setiap santri hanya dipungut belasan ribu rupiah per bulan. Teungku Mun dan tenaga pendidik lainnya tidak menjadikan iuran santri sebagai sandaran utama ekonomi.

Teungku Muntazar mengatakan inti tujuan bukan mencari keuntungan finansial. Tapi demi membumikan pengetahuan agama di dalam minda generasi muda Islam di lingkungan tempat ia menetap dan berinteraksi.

Bagaimana ia membagi waktu di tengah kesibukannya sebagai staf honorer Kantor Camat Juli, yang diberi tugas sebagai driver Camat Juli? Teungku Muntazar mengatakan manajemen Jadidur Rahmah telah berjalan dengan sangat baik. Sebagai Ketua Umum Jadidur Rahmah, tugas utamanya membina manajemen lembaga pendidikan tersebut.

Mengapa ia memilih tetap menjadi bagian dari pembinaan pengetahuan Islam di akar rumput? Pengurus organisasi Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kecamatan Juli, Bireuen, dan anggota oragnisasi penyewaan jasa sound system Kabupaten Bireuen tersebut melanjutkan tugas-tugas keummatan yang dilakukan oleh guru-gurunya terdahulu.

“Guru-guru agama kita telah melakukannya tanpa pamrih. Mereka pasti lelah. Tapi tanggung jawab menjaga akidah umat menggerakkan mereka mengambil peran lebih di tengah masyarakat. Itulah yang saya dan teman-teman di Jadidur Rahmah lanjutkan,” kata Teungku Muntazar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here