Komparatif.ID, Banda Aceh—Ternyata masih ada guru membully siswa tanpa menyadarinya. Kalimat-kalimat yang dianggap biasa saja saat menegur peserta didik, rupanya merupakan bentuk bully-an yang tidak disadari.
Manager Program dan Jaringan Yayasan Bantuan Hukum Anak (YBHA) Peutuah Mandiri Elvida, Rabu (6/12/2023) menyebutkan terdapat enam bentuk kekerasan yang selama ini dilakukan oleh guru terhadap peserta didik atau antar peserta didik. Mulai bully-an verbal, fisik, sosial, dunia maya, seksual, dan finansial.
Elvida menerangkan, salah satu bentuk guru membully siswa yaitu menuturkan kalimat-kalimat yang tidak seharusnya disampaikan. “Seperti kalimat ‘ah, masa itu aja gak bisa. Kamu kenapa bandel sekali? Ibu sudah capek bilang itu terus.’ dan lain sebagainya,” terang Elvida.
Baca: Seorang Pelajar SMA di Pidie Dianiaya 2 Temannya
Hasil observasi YBHA Peutuah Mandiri, guru membully siswa, atau siswa merundung sesamanya, diakibatkan oleh kebiasaan, serta tidak memahami makna perundungan secara mendalam. Akibatnya, semangat melawan segala bentuk perundungan, justru tidak pernah berhasil, bahkan cenderung berulang. Bahkan guru terjebak melakukan bully-an terhadap peserta didik.
Elvida menukilkan, karena ketidaktahuan tersebut, kalimat-kalimat perundungan tersebut disampaikan dengan alasan bercanda, atau karena alasan-alasan lain.
Bahkan para korban pun jarang sadar akan potensi bahayanya bullying akibat ketidaktahuan efek perundungan tersebut.
Penggiat isu hak asasi itu mengingatkan lembaga pendidikan tidak boleh berlama-lama abai atas kekosongan pengetahuan tentang ragam bentuk aksi perundungan di lingkungan sekolah. Sudah saatnya penataan dilakukan. Pembenahan pengetahuan supaya segala bentuk aksi rundung tidak lagi dilakukan. Karena efeknya sangat dalam. Bagi yang tidak tahan, seringkali mengambil jalan pintas; mengakhiri hidupnya sendiri. Atau tidak mau lagi bersekolah.
Tips Mencegah Guru Membully Siswa
YBHA Peutuah Mandiri berbagi tips supaya aksi perundungan tidak lagi berlanjut di lembaga pendidikan. Pertama, menanamkan rasa peduli kepada siswa yang sedang mengalami masalah. Kedua, mengajarkan siswa meminta maaf dan memberi maaf kepada teman yang melakukan kesalahan. Ketiga, meningkatkan kualitas komunikasi antar-siswa. Keempat, menertibkan siswa yang gemar melakukan tindak kekerasan, dan kelima, sekolah wajib menerapkan prinsip anti-kekerasan.
“Upaya-upaya di atas mesti lakukan secara serius dan kontinyu, karena memutus mata rantai bullying mesti dilakukan secara konsisten dan melibatkan seluruh stakeholder pendidikan.”