Tak Mungkin Rakyat Aceh Menolak Anies Baswedan

Spanduk penolakan kehadiran Anies Baswedan di Aceh. Dipasang oleh kelompok gelap. Foto: Dikutip dari Facebook.
Spanduk penolakan kehadiran Anies Baswedan di Aceh. Dipasang oleh kelompok gelap. Foto: Dikutip dari Facebook.

Komparatif.ID, Banda Aceh–Jelang kunjungan Anies Baswedan ke Aceh, sejumlah spanduk dipasang pada sejumlah titik. Isinya: “Kami Masyarakat Aceh Menolak Politik Identitas Anies Baswedan”. Tajuk rawal itu ditambah dengan foto mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut yang ditimpali tanda kali warna merah.

Kain rentang itu beredar dua hari sebelum kunjungan Anies Baswedan ke Banda Aceh. Sesuai jadwal, pria kelahiran 7 Mei 1969 itu datang ke Aceh pada Jumat (2/12/2022) dan melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Kemudian pada Sabtu (3/12/2022) bersama-sama peserta jalan santai melenggang dari Kantor DPW NasDem menuju lapangan sepakbola Gampong Pango, Banda Aceh.

Baca juga: 1001 Jalan untuk Anies di Serambi Mekkah

Beredarnya spanduk penolakan terhadap Anies ditertawakan oleh orang Aceh, baik di grup WA, Facebook, hingga ke warung-warung kopi. Bila pun ada orang Aceh yang tidak menyukai Anies, mustahil nekat memasang spanduk demikian. Sama seperti; secinta apa pun orang Aceh kepada Jokowi, tak mungkin memasang spanduk dukungan di depan rumahnya mendukung sang presiden visioner.

Sejumlah sumber yang diwawancarai Komparatif.id pada Kamis (1/12/2022) Anies sangat dicintai di Aceh. ketika Pilkada DKI Jakarta 2019, perhatian orang Aceh ke sana sangat besar. Meskipun tak memiliki hak pilih di Jakarta, orang Aceh tetap memberikan dukungan penuh.

Dukungan terhadap Anies Baswedan bukan hanya muncul dari kalangan akar rumput. Hingga kelas birokrat elit di Aceh memberikan dukungan kepada mantan Menteri Pendidikan RI tersebut.

Terkait siapa yang memasang spanduk penolakan kehadiran Anies di Aceh, sejumlah sumber Komparatif.id sepakat bila kolong layar itu dipasang oleh kelompok “alam gaib”.

“Orang Aceh sejak 2019 sudah menunjukkan dukungannya kepada Anies. Ia merupakan politisi yang dikagumi di Serambi Mekkah. Sosok paling tepat mewakili aspirasi umat Islam setelah Prabowo dan Sandiaga Uno menikung ketulusan rakyat Aceh pascapemilihan raya itu,” sebut Jailani (45) warga Meuraxa, Banda Aceh.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Bukhari (49). Pria berkumis yang menggemari kopi pancung itu menyebutkan Anies dan Aceh seperti satu tubuh. Sebagai politisi yang mengambil jarak dengan Istana setelah pemberhentian dirinya dari jabatan Menteri Pendidikan, Anies adalah tokoh politik yang ideal; konon lagi setelah Prabowo dan Sandi “mengkhianati” ketulusan rakyat Aceh yang mendukung Padi secara total.

“Siapa orang Aceh yang berani menyatakan ketidaksukaannya kepada Pak Anies? Di Aceh beliau itu sangat dihormati.Dulu, ketika NasDem mendukung Ahok di Jakarta, NasDem Aceh merasakan imbasnya. Kursi di DPRA nyaris habis, demikian juga di DPRK seluruh Aceh; nyaris tersapu.

Kursi DPR RI dapil Aceh seluruhnya lepas dari Partai NasDem. Stasiun televisi berita milik Surya Paloh diidentikkan dengan berita tipu-tipu, dan rakyat Aceh mengidolakan stasiun berita miliknya Aburizal Bakri yang dianggap representative umat Islam karena memihak kepada Prabowo, Sandiaga, FPI, dan tentunya Anies Baswedan,” sebut Bukhari yang ditemui Komparatif.id di bilangan Pango, Banda Aceh.

Bukan hanya itu, PT Emas Mineral Murni (EMM) milik Surya paloh Cs yang sudah mendapatkan izin di rimba Beutong Banggalang, didemo berhari-hari di Banda Aceh, yang berujung pada pembatalan sementara waktu operasi perusahaan tersebut. Ribuan orang saat itu turun ke jalan. Mahasiswa, elemen sipil kalangan LSM, sejumlah akademisi kampus swasta dan negeri, politisi, hingga pelaku tambang ilegal turut serta menggelar demo besar-besaran.

“Bahkan beberapa dosen memberikan nilai A kepada mahasiswa yang ikut mendemo penolakan terhadap PT EMM. Mereka menyatakan dukungannya melalui status di linimasa Facebook dan obrolan di grup WA.”

Tapi ketika Surya Paloh mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Presiden Indonesia pada pemilu 2024, seketika rakyat Aceh beralih. Kembali mengelukan Surya Darma Paloh, mengelukan Partai NasDem. Di mana-mana orang membicarakan Surya Paloh, Anies, dan NasDem.

“Jadi tak mungkin orang Aceh menolak kedatangan Anies Baswedan. Orang Aceh tak antipati pada Anies, malah memujinya. Bila di Jawa dia mungkin seperti mitos Jayabaya; dinanti untuk wujudnya perubahan yang diharapkan,” sebut Saiful (35) anak muda yang mencintai Anies.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here