Syeh Zaky Mubarrak, Cahaya Ilmu dari Blangpidie

Syeh Zaky Mubarrak
Syeh Zaky Mubarrak,Lc.,M.A (tengah). Foto: Dok ZM.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Zaky Mubarrak merupakan salah satu generasi muda Aceh yang menghabiskan waktunya belajar dan mengajar tentang keislaman. Pria yang lahir pada 18 April 1994, di Lambitra, Aceh Besar, kini menjadi pemimpin dan pendidik Halaqah Quran Syeh Abdul Qadir di Mesir.

Dalam sebuah perjalanan religi pada Desember 2024, rombongan Yayasan Waqeefa yang dipimpin Shadia Marhaban, singgah di Mesir. Di negara yang bertapak di bekas kerajaan yang dipimpin Firaun, tim Waqeefa melanglang buana ke beberapa tempat termasuk madrasah tradisional yang mengajarkan Islam.

Baca: Air Mineral dan Arti Sebuah Kapasitas

Salah satu yang dikunjungi yaitu halaqah Alquran binaan Al Muqri’ Abdul Qadir Muhammad Tamam Ali Al Aussy Assyafiie Al Azhari, yang menguasai qiraat sepuluh, shugra dengan kubra.

Halaqah yang bernama Halaqah Li-ihyā’ Atturāst ini bertempat di dekat pekarangan Masjid Sayyina Al Husein, di sebuah apartemen waqaf dari seorang hamba Allah yang berasal dari Maroko.

Halaqah tersebut sudah melahirkan ribuan muqri’ dari berbagai negara dan sekira 300 mahasiswa Aceh aktif di halaqah tersebut.

Kini Halaqah itu dikelola oleh putra Aceh asal Blangpidie bernama Syeh Zaky Mubarak Al Azhari. Tim Waqeefa bertemu dengan Syeh Abdul Qadir dan Syekh Zaky Mubarak di sana.

Pada awal Januari 2025, Zaky Mubarak beranjangsana ke Kantor Waqeefa di Banda Aceh. Kunjungan Syeh Zaky Mubarrak dalam rangka peluncuran program tahsin baca Alquran untuk dewasa yang diinisiasi oleh Shadia Marhaban, pendiri Yayasan Waqeefa.

Dalam taushiahnya di Kantor Waqeefa, Syeh Zaky Mubarak menyampaikan beberapa hal yang sangat penting.

Dia memberitahu bahwa Aceh masih sebagai pusat ilmu pengetahuan. Sampai saat ini Aceh masih eksis sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan, dan kelak akan kembali jaya. Ratusan muqri Alquran dari Aceh, akan melahirkan generasi yang memegang teguh Al Quran dalam hidupnya.

Para qurra Alquran adalah kunci peradaban. Rasulullah dulu, dalam setiap perang dan penaklukan, sahabat-sahabat yang menghafal Alquran yang diberikan peranan besar. Mereka menjadi panglima.

Syeh Zaky Mubarrak juga menyampaikan, bahwa Alquran bagaikan tanah, bangunan apa pun akan tidak bisa kita bangun kalau tidak ada tanah. Tanaman apa pun akan kesusahan untuk tumbuh sehat kalau tidak ada tanah.

Syeh Zaky Mubarrak juga mengingatkan, bahwa dalam berkegiatan harus mengingat tiga hal. Pertama, segala sesuatu hanyalah untuk mencari ridha Allah. Kedua, dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah atau risalatun-Nabi. Ketiga, dilaksanakan dengan program yang paling bermanfaat untuk ummat, anfa’ linnās.

Tentang Zaky Mubarrak

Zaky Mubarrak bin Muhammad Slamet,Lc.,M.A, merupakan alumnus Magister Tafsir dan Ulumul Quran Al Azhar University, Cairo, Mesir.

Selain kuliah formal di Universitas Al Azhar, pria yang kini beralamat di Lambitra, Aceh Besar tersebut, juga menempuh studi secara nonformal sebagai talaqqi di Halaqah Ihya atturas Mesir. Berkat ketekunannya, ia menjadi salah satu pewaris sanad Qira’at Sugra Dari Maulana Syeh Abdul Qadir.

Sebagai seorang ilmuan yang bergelut pada bidang pendidikan, aktivitasnya saat ini sebagai Pemimpin Halaqah Qur’an Syeh Abdul Qadir di Mesir, Pembina Muqriin Yayasan Janntunnaim, Lampung, dan pengajar Quran Raydahtul Qur’an, Jepang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here