Komparatif.ID, Banda Aceh—Sukmayati,M.Pd, berhasil mendapatkan pretasi peringkat satu guru SMA berprestasi tahun 2022 tingkat Aceh. Tahun 2020 ia berhasil meraih peringkat II tingkat Aceh. Untuk mencapai peringkat tersebut, lulusan FKIP Universitas Syiah Kuala tersebut harus bekerja keras.
Lahir di Meureudu, Pidie—sekarang Pidie Jaya—pada 15 Desember 1969, Sukmayati sejak dulu menyukai tantangan. Ketika kuliah, ia memilih jurusan Bahasa Inggris di Universitas Syiah Kuala. Ia sengaja memilih universitas terbaik di Aceh, karena ingin mendapatkan persaingan di level tertinggi.
Baca juga: Khansa Khiara, Bintang dari SMA Labschool Unsyiah
Setelah mengikuti tes masuk, Sukmayati dinyatakan lulus pada FKIP Unsyiah. Jalan menjadi guru pun terbentang. Pun demikian tidak mudah menitinya.
Setelah lulus sarjana, pada tahun 1997 Sukmayati mulai mengajar Bahasa Inggris SMA Ule Gle. Di sana ia memperkenalkan bahasa Inggris kepada peserta didik. Tahun 2008 Sukma pindah ke Banda Aceh dan mengajar di SMA 8. Selanjutnya pindah tugas dan mengajar di SMA Laboratorium Unsyiah. Di sekolah tersebut kompetisi antar guru semakin kompetitif. Semua punya tekad menjadi guru terbaik.
Berkat ketekunan, Sukmayati berhasil menjadi guru berprestasi tingkat sekolah. Capaian kinerja tersebut mengantarkannya mewakili sekolah. Tahun 2020, ia menjadi guru SMA berprestasi terbaik kedua tingkat Aceh. Tahun 2022 Sukma menjadi juara 1 guru beprestasi se-kabupaten, dan berhak melaju ke tingkat provinsi.
Di tingkat provinsi, ia terpilih sebagai guru beprestasi se- Aceh. Dengan demikian, guru berprestasi tingkat SMA tahun 2022 di Aceh, juara pertama dimiliki oleh Sukmayati; guru Bahasa Inggris di SMA Laboratorium Unsyiah.
Berhasil meraih capaian prestise tersebut tidaklah mudah. Ibu tiga orang anak tersebut, bukan saja harus pintar membagi waktu antara tugas mengajar, mengasuh keluarga, serta meningkatkan kapasitas diri. Sukma juga harus bekerja keras menyiapkan banyak hal demi mendapatkan impiannya sebagai seorang guru.
Demi mencapai peringkat juara pertama guru SMA berprestasi se-Aceh, Sukma harus membuat portofolio, karya tulis tentang pengalaman peningkatan mutu bidang studi semua mata pelajaran, presentasi karya tulis, membuat video pembelajaran, tes tulis dan wawancara. Semua yang dinilai sekitar 6 indikator.
Mata uji tersulit yaitu penyusunan portofolio, karena ada sekitar 13 sampai 16 komponen yang harus dilengkapi, dan datanya bermuasal dari 2 tahun terakhir.
“Dalam portofolio tersebut memuat semua kegiatan seperti karya tulis, penelitian yang telah dibuat, bimbingan siswa, bimbingan teman sejawat misalnya mahasiswa PPL, keikutsertaan dalam forum ilmiah baik sebagai peserta ataupun presenter, keikutsertaan dalam pelatihan, dan jika pernah menjadi narasumber,” terang Sukmayati, Jumat (11/11/2022).
Portofolio dan tes tulis bobot nilainya masing-masing 25%. Video pembelajaran 10%, dan mata uji lainnya masing-masing berbobot nilai 15%.
“Sebagus apa pun presentasi, tapi portofolio lemah, ya sudah. Banyak yang demikian. Hal yang harus menjadi fokus utama portofolio dan tes tertulis. Karena bobot nilainya tertinggi,” sebutnya.
Dengan demikian, demi menjadi guru berprestasi, seorang guru harus aktif pada berbagai bidang. Karena itu akan menjadi rekam jejak yang dimasukkan ke dalam portofolio.
“Sebelumnya saya tidak mendapat juara 1 pada tingkat kabupaten, karena ada komponen yang tidak lengkap di portofolio.”
Menjadi juara pertama guru berprestasi se Aceh, hadiahnya sangat menarik. Yaitu mendapatkan satu lembar tiket umrah, dan uang pembinaan Rp10 juta, plus piagam dan sertifikat.
Sukma tak pernah bisa diam untuk meningkatkan pamor diri dan mengharumkan nama sekolah. Ia sangat rajin menulis. Sehingga hanya tersisa 3 sampai 4 jam setiap malam untuk tidur. Ia ikut banyak lomba menulis karya tulis, yang karyanya telah terhimpun dalam 28 karya tulis.
Ia juga telah menulis beberapa buku seperti buku bertema pendidikan, bertema umum, novel, kumpulan cerpen. “Seringkali pukul 00.00 WIB saya masih di sekolah. Setiap akan pulang terlambat, anak saya menemani,” katanya.
Sukma juga membimbing siswa yang belajar pidato dalam bahasa Inggris. Juga yang belajar bercerita menggunakan bahasa internasional tersebut. Tak terkecuali kelompok debat yang ia ampu tanpa kenal lelah.
Bagaimana pengalamannya selama mengajar di SMA laboratorium Unsyiah? Sembari tersenyum perempuan berkacamata tersebut mengatakan meskipun SMA tersebut bukan terunggul, tapi masuk kategori sekolah berprestasi di Aceh. Di Aceh masuk kategori 4 besar. Di tingkat nasional masuk 1000 besar SMA berprestasi.
“Saya sudah empat kali mengikuti lomba guru SMA berprestasi. Baru tahun ini berhasil menjadi juara tingkat provinsi. Ini bukan sekadar kepuasan pribadi, tapi juga bentuk pengakuan bahwa SMA Labshool Unsyiah salah satu sekolah terbaik di Aceh,” katanya sembari tersenyum.
Sukmayati Guru yang Menginspirasi
Rosita Ariani,S.Pd.,Gr, pengampu mata pelajaran Kimia di SMA Laboratorium Unsyiah, mengaku bila Sukmayati merupakan guru yang menginspirasi.
“Bu Sukma sangat inspiratif, ketika kita sharing ilmu, beliau langsung menerapkannya di dalam kelas. Siswa-siswi juga langsung menerima dan merespon apa yang beliau berikan dengan baik,” katanya.
Rosita juga mengakui bahwa Sukma merupakan guru yang sangat rajin menulis artikel, modul, buku, karya tulis ilmiah, dan lainnya.”Bila melihat semangatnya itu, sangat luar biasa.”
Sukma juga memiliki dedikasi tinggi mengampu siswa-siswinya agar menjadi lulusan dengan kapasitas diri mumpuni. Ia tak main-main mengelola kelas dan manusia di dalamnya.
“Tiga buku kami tulis bersama. Saya di sini sudah sejak 2011, kiranya cukuplah rentang waktu untuk mendapatkan penilaian yang tepat untuk seseorang. Bu Sukma mentor menulis yang menginspirasi,” sebutnya.