Suhu Madinah Capai 40°C, Jamaah Harus Banyak Minum Air

Suhu Madinah mencapai 40Suhu Madinah Capai 40°C, Jamaah Harus Banyak Minum Air
pada akhir Mei 2023, suhu Madinah di siang hari mencapai 40 derajat celcius. Jamaah diharapkan menjaga pola minum air, dan keluar ruangan harus memakai alas kaki. Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Madinah—Suhu Madinah mencapai 40°C, bahkan bisa lebih pada siang hari selama musim panas yang mulai masuk pada akhir Mei. Selain itu, kelembaban udara di kota suci Madinah juga sangat rendah.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran, Selasa (30/5/2023) mengatakan kelembaban udara yang rendah mengakibatkan panas menyengat, akan tetapi tubuh tidak berkeringat. Padahal berkeringat merupakan proses untuk menstabilkan suhu tubuh.

Dr. Imran mengingatkan kepada jamaah haji asal Indonesia supaya waspada dan senantiasa menjaga kesehatan di tengah suhu Madinah yang sangat panas. Setiap jamaah harus menyiapkan perlindungan tambahan supaya tetap dapat beribadah dengan sempurna di tengah suhu Madinah yang menyengat.

Baca: Padang Rumput Menghijau di Makkah dan Madinah

Terdapat beberapa penyakit yang diakibatkan oleh cuaca panas tersebut. Yaitu infeksi saluran pernafasan atas (ispa). Gejalanya batuk yang diakibatkan oleh lapisan dalam mulut dan hidung kering.

Kemudian, dehidrasi yang sangat serius. Dehidrasi tersebut tidak disadari oleh jamaah, karena tidak langsung haus saat berada di luar ruangan. Gejala umum yaitu pusing. Dehidrasi juga sangat berbahaya bagi lansia, karena mereka salah menerjemahkan definisi haus. Sensasi haus pada lansia agak lebih lambat. Ketika mereka merasa haus berarti sudah pada tahapan dehidrasi hebat.

Untuk itu, setiap jamaah harus minum  setiap satu jam sekali sebanyak 250 ml. cara minumnya bertahap. Sekali minum cukup dua sampai tiga teguk secara perlahan. Tujuannya untuk mencegak keringnya tenggorokan. Minum seperti itu juga dapat mencegah dehidrasi.

Penyakit ketiga yang dapat diderita oleh jamaah selama berada cuaca panas di Madinah heat exhaustion (kelelahan karena panas).

Untuk mengantisipasi, jamaah diminta tidak melepas sandal selama berada di luar ruangan. Bilapun harus masuk masjid, maka sandal tetap dibawa serta. Karena 10 meter saja berjalan tanpa alas, kaki akan melepuh.

“Jangan bawa kebiasaan di Tanah Air. Dengan situasi panas menyengat, melepas sandal di teras Masjid Nabawi, tidak disarankan. Bawa saja sandal bersama saat hendak salat. Taruh dalam tas atau media lain. Bila ditaruh di luar, potensi sandal hilang sangat besar karena banyaknya jamaah,” sebutnya.

Ia mengatakan, melepuhnya kaki bukan persoalan ringan. Dapat memperlambat ibadah. Tentu bila itu terjadi yang rugi adalah jamaah sendiri. Karena proses perawatannya membutuhkan 10 hari. Bagi jamaah yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, waktu penyembuhan sampai 2 minggu.

“Bawa saja sandal dalam tas masing-masing. Karena bila sandal hilang, tak dianjurkan berjalan dengan kaki telanjang ke luar Masjid Nabawi,” sebut Imran.

Penyakit keempat adalah heat stroke yang merupakan tingkat selanjutnya dari heat exhaustion. Terjadi bila yang telah mengalami heat exhaustion tidak mendapatkan penanganan segera setelah jatuh sakit. Efeknya yaitu gangguan organ seperti jantung, otak, hingga ginjal. Sehingga membuat pasien seperti terkena stroke.

Cara penanganannya dengan secepat mungkin mencari tempat teduh dan mengguyur kepala menggunakan air dingin. Bila ada yang pingsan akibat heat stroke, penanganan pertama tetap bawa ke tempat teduh dan guyur kepalanya menggunakan air dingin.

Suhu Madinah yang mencapai 40°C memang sangat ekstrim. Sehingga setiap jamaah dianjurkan mematuhi peraturan dan selalu minum sesuai ketentuan.

“Suhu Madinah yang sangat panas dengan kelembaban udara sangat rendah, dapat menjadi kendala serius bagi jamaah. Cara menanganinya dengan mematuhi anjuran kesehatan yang disampaikan petugas,” sebut Imran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here