Stroop 66 dan Arti Angka dalam Bisnis Tionghoa

Stroop 66 dan Arti Angka dalam Bisnis Tionghoa
Pecinan San Francisco. Foto: Peeterv/Getty Images.

Komparatif.ID, Banda Aceh- Di Bireuen nama Stroop 66 telah melekat di ingatan masyarakat sejak 1990-an sebagai merek sirop dan limun yang khas. Produk ini dibuat oleh lini bisnis Perusahaan Syrup Dardanilla 66, sebuah industri rumah tangga milik keluarga Tionghoa.

Varian yang paling dikenal adalah sirop rasa pisang ambon berwarna merah, meskipun perusahaan ini juga memproduksi sirop rasa asam dengan warna orange, kuning, dan hijau.

Penggunaan angka dalam nama usaha ini bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari tradisi yang sudah lama dianut oleh pengusaha Tionghoa.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Tiongkok daratan, banyak perusahaan menggunakan angka dalam nama bisnis mereka.

Beberapa bahkan hanya menggunakan kombinasi numerik sebagai domain web perusahaan seperti 360.com, perusahaan keamanan internet dan mesin pencari; 1688.com, platform e-commerce grosir milik Alibaba Group; serta 4399.com, situs web game online.

Baca jugaStroop 66, Sirup Legendaris Bireuen

Ada pula 58.com yang bergerak di bidang iklan baris, 123rf.com yang menyediakan foto dan gambar stok, serta 51job.com yang berfokus pada perekrutan tenaga kerja.

Dalam bisnis digital, penggunaan angka juga terlihat pada 360.cn untuk layanan keamanan internet dan mesin pencari, 17173.com sebagai situs game, serta 360doc.com sebagai platform berbagi dokumen.

Melansir China Highlight, kepercayaan terhadap angka dalam budaya Tionghoa berakar pada konsep numerologi, angka dianggap memiliki makna simbolis yang mempengaruhi keberuntungan, rezeki, dan kehidupan secara keseluruhan.

Angka 8, misalnya, sangat disukai karena pelafalannya dalam bahasa Mandarin mirip dengan kata “kemakmuran.” Hal ini membuat angka 8 banyak digunakan dalam nomor telepon, plat kendaraan, hingga alamat rumah.

Angka 9 juga memiliki nilai keberuntungan karena dikaitkan dengan umur panjang dan kejayaan, seringkali diasosiasikan dengan kekaisaran. Sebaliknya, angka 4 dihindari karena terdengar mirip dengan kata “kematian,” sehingga jarang digunakan dalam dunia bisnis.

Setiap angka dalam budaya Tionghoa memiliki makna tersendiri. Angka 1 melambangkan kemandirian dan kepemimpinan, sementara angka 2 mencerminkan keseimbangan dan keharmonisan, sering dianggap sebagai angka keberuntungan dalam pernikahan.

Angka 3 dikaitkan dengan pertumbuhan dan kreativitas, sedangkan angka 5 melambangkan perubahan serta petualangan. Angka 6 membawa makna kebahagiaan dan kesejahteraan, sementara angka 7 dianggap melambangkan spiritualitas dan kebijaksanaan.

Kepercayaan ini tidak hanya mempengaruhi nama bisnis, tetapi juga keputusan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari memilih nomor telepon hingga menentukan tanggal pernikahan atau peluncuran produk baru.

Tidak mengherankan jika banyak pengusaha Tionghoa menamai bisnis mereka dengan angka yang memiliki makna baik, termasuk Stroop 66 di Bireuen. Angka 6 dalam budaya Tionghoa dikaitkan dengan kelancaran dan stabilitas, sehingga dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Dengan menggandakan angka 6 menjadi 66, maknanya semakin diperkuat, memberikan harapan agar bisnis terus berkembang dengan lancar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here