Stabilitas Keuangan Indonesia Kokoh Meski Tantangan Global Meningkat

APBN Catat Surplus Rp75,7 Triliun di Akhir April 2024 , Stabilitas Keuangan Indonesia Kokoh Meski Tantangan Global Meningkat, aset negara, perjalanan dinas, Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Kemenkeu.

Komparatif.ID, Jakarta— Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada triwulan pertama tahun 2024 masih tetap terjaga. Hal ini didukung oleh kondisi fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang stabil meskipun terdapat peningkatan ketidakpastian dan gejolak geopolitik global yang memberikan tekanan tambahan di pasar keuangan global dan domestik.

Menurut Sri Mulyani, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga triwulan pertama tahun 2024 masih mengalami surplus, meskipun kondisi ekonomi global masih tidak pasti.

Pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen year on year (yoy), sementara belanja negara tumbuh sebesar 18,0 persen yoy untuk mendukung berbagai agenda pembangunan.

Realisasi APBN hingga triwulan pertama tahun 2024 masih menghasilkan surplus sebesar Rp8,1 triliun atau setara dengan 0,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Keseimbangan primer positif mencapai Rp122,1 triliun, dengan rasio utang yang tetap terjaga di kisaran 38,79 persen dari PDB.

“KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) akan terus melakukan asesmen forward looking atas kinerja perekonomian dan sektor keuangan terkini seiring risiko ketidakpastian ekonomi global yang meningkat serta gejolak geopolitik dunia yang eskalatif,” kata Sri Mulyani, Senin (6/5/2024).

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia cukup stabil, dengan kebijakan nilai tukar Rupiah yang terus diarahkan untuk menjaga stabilitas mata uang.

Meskipun pada akhir triwulan pertama tahun 2024, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,89 persen year to date (ytd), penurunan ini lebih rendah dibandingkan dengan mata uang beberapa negara emerging market lainnya.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11 Persen, Tertinggi sejak 2015

Perry menjelaskan BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui berbagai instrumen moneter yang tersedia, strategi operasi moneter pro-market untuk menarik masuknya aliran portofolio asing, dan penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2024 tetap tinggi mencapai 140,4 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan impor untuk 6,4 bulan atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Hal serupa juga disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar yang menyebut stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga, karena didukung permodalan kuat, likuiditas memadai, serta kinerja sektor jasa keuangan yang relatif baik.

Ia mengatakan kinerja industri perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap stabil, dengan tingkat permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan mencapai 26,00 persen. Likuiditas perbankan terjaga, sementara pasar saham domestik cukup kuat dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh sebesar 0,22 persen (ytd).

“Likuiditas perbankan pada Maret 2024 terjaga. Pasar saham domestik cukup kuat di triwulan pertama tahun 2024. Per 28 Maret 2024, IHSG ditutup pada posisi 7.288,81 poin atau tumbuh sebesar 0,22 persen ytd dengan investor non-residen membukukan net buy sebesar Rp26,28 triliun year to date,” pungkas Mahendra.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here