Orang Aceh Kaya-kaya, Sopir Taksi Online di Medan Bahagia

sopir taksi online
Merdeka Walk salah satu tempat favorit di malam hari di Kota Medan. Foto: Wikipedia.

Komparatif.ID, Medan—Sopir taksi online di Kota Medan, Sumatra Utara, mendulang untung di akhir tahun 2024. Mereka ketiban banyak penumpang dari Aceh. Di mata mereka orang Aceh kaya-kaya. Karena selama di Medan, berkeliling kota dengan menyewa taksi online.

“Tadi malam saya banyak mendapatkan orderan dari orang Aceh yang berkunjung ke sini. Mereka ramah-ramah dan royal. Enak sih jadi orang Aceh, kaya-kaya,” celetuk seorang perempuan berkulit kuning langsat, sopir taksi online yang dipesan Fuad Saputra, Sabtu (28/12/2024).

Baca: 2024 Tahun yang Buruk, Horor di 2025?

Perempuan berambut warna sirup coklat keemasan—mirip warna minuman berkarbonasi Coca Cola, kira-kira berusia 45 tahun, dengan antusias bercerita bila sejak Jumat, 27 Desember 2024, dia mendapatkan banyak order taksi dari penumpang asal Aceh.

Perempuan yang berkisah pernah tinggal sementara waktu di Pulau Nias, dengan wajah ceria menuturkan ia mengantar penumpang asal Aceh ke berbagai mall di Kota Medan. Penumpang-penumpang itu umumnya dijemput di penginapan berkelas.

Fuad Saputra tersenyum. Apalagi saat sopir taksi online itu mengatakan orang Aceh tidak mau capai menyetir sendiri selama di Medan. Umumnya mereka membawa kendaraan pribadi. Tapi ketika sampai di Medan, kendaraan pribadi diparkir di hotel.

“Berkeliling menggunakan taksi online memberikan kesempatan melihat-lihat, tidak fokus ke jalan,” sebut Fuad.

Perempuan itu mengangguk antusias. “Bener, Bang. Untuk apa capek-capek ya. Liburan ya menikmati hal baru,” katanya sembari tertawa kecil.

Di matanya orang Aceh sangat royal. Bersedia mengeluarkan uang lebih demi mendapatkan kenyamanan.

Hal yang sama disampaikan oleh seorang pria kira-kira berusia 50 tahun. Sopir taksi online tersebut mengatakan sejak Jumat dia sibuk mengantar tamu hotel yang berasal dari Aceh. tamu-tamu yang memesan taksinya, rata-rata berkunjung ke pusat perbelanjaan yang ada di Kota Medan.

“Dari semalam penumpang saya orang Aceh terus. Mereka minta diantar ke mall untuk belanja dan menonton film di bioskop.

“Orang Aceh kaya-kaya ya,” kata pria itu sembari tertawa.

Dia juga bercerita tentang situasi politik dan pilkada di Sumut. Dia mengatakan pilkada semalam banyak curangnya. “Tak seperti di Aceh ya. Di sana tak ada curangnya. Kan syariat Islam,” katanya sembari menyetir menuju Deli Park.

Kini giliran Pemred Komparatif. ID Muhajir Juli yang mengulum senyum.

Muhajir Juli menggiring percakapan ke hal yang lebih santai. Sopir itu ikut saja. mereka berbincang soal kebiasan berwisata. Orang Aceh berbondong-bondong ke Medan karena ingin berbelanja sembari relaksasi. Selain belanja, tentu menonton bioskop yang tersedia di dalam mall.

Sedangkan orang Medan –Sumut—berbondong-bondong ke Aceh pada musim liburan, dengan tujuan relaksasi sembari melihat-lihat keindahan alam.

“Di Aceh pantainya bersih, cantik, dan harganya masih terjangkau. Tidak ada pungutan liar dan getok harga,” kata Muhajir.

Sopir taksi online itu mengangguk-angguk. “Orang Aceh ke Medan berkunjung ke mall dan bioskop. Orang Medan ke Aceh berkunjung ke pantai dan pusat kuliner. Pas kali itu. setiap orang mencari hal yang tidak ada di kampungnya,” kata sopir itu terbahak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here