Komparatif.ID, Lhoksukon— Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah mengunjungi tambak garam Bantayan yang diswakelola oleh masyarakat gampong di Kecamatan Seunuddon, Sabtu (17/9/2022).
Menurut penjelasan Geuchik, tambak Bantayam saat musim kemarau dan kondisi bahan baku optimal, garam dapat dipanen setiap jangka 20 hari. Sedangkan dimusim penghujan, proses produksi butuh waktu tambahan rata-rata 10 hingga 15 hari.
“Kalau musim hujan kita butuh beberapa hari tambahan, proses produksi bergantung sesuai dengan kondisi terik matahari. Tambak kita memakai metode CDM dan teknologi green house salt tunnel (GST), sehingga garam dapat diproduksi meski pada musim hujan,” sebut Geuchik Bantayan.
Metode continuously dynamic mixing (CDM) digunakan di tambak garam Bantayan untuk memproses penuaan air garam sesuai kadar yang diharapakan, atau sederhananya digunakan untuk memadatkan baha baku produksi. Sedangkan teknologi green house salt tunnel (GST) digunakan untuk melindungi proses produksi dari gangguan hujan dan terik berlebih.
“Konsep kerja GST kurang lebih sama seperti green house untuk pola pertanian dalam ruangan, poin pentingnya ialah menjaga bahan baku dari gangguan,” ujar Geuchik Bantayan.
Pj Bupati mengapresiasi keberhasilan masyarakat Bantayan yang berhasil mengembangkan nilai ekonomis garam dengan sangat baik. Ia juga meminta agar produksi dan kualitas garam dapat ditingkatkan sehingga garam yang diproduksi di Aceh Utara itu semakin dikenal.
“Hasilnya sangat baik, apalagi saya dengar tadi garam Bantayan bahkan berhasil jual sampai ke luar daerah. Untuk itu saya meminta adanya peningkatan baik produksi maupun kualitas, agar garam Aceh Utara ini jadi semakin dikenal,” ujar Pj Bupati.
Azwardi mengaku sangat senang dengan pencapaian tambak garam Bantayan, menurutnya keberhasilan pengelolaan ini semakin membuktikan Aceh Utara memiliki potensi yang sangat besar, dan bila mampu dikelola secara optimal akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Kita jangan puas dengan keberhasilan ini, kita perlu terus berbenah dan maju. Cita-cita bersama untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh Utara. Dan program peningkatan ekonomi gampong baik melalui BUMG seperti di peternakan ayam pedaging Seumirah di Nisam Antara, keberhasilan gampong-gampong ini tentu akan sangat membantu, serta mendekatkan cita-cita kita menekan angka kemikinan,” ujar Azwardi.