Sejarah PO Bus Bireuen Express

Bus Bireuen Express
Bus Bireuen Express sedang meninggalkan Terminal Bireuen. Foto disitat dari Facebook Panyet Acheh (Joniful Bahri).

Moto BE—sebutan singkat untuk bus Bireuen Express—selalu melekat di ingatan masyarakat Kota Juang era 70-an hingga 90-an. Bus berbadan ¾ tersebut yang dirakit di atas chasis truk enam roda. Sejak kehadiran Mitsubishi Colt Diesel enam roda kelas light duty truck, BE pun dirakit di atas chasis truk tersebut.

Di Teupin Mane, Juli, Bireuen, pada era 2000-an seorang perempuan yang bernama Ma Syah, pernah memiliki satu unit bus Bireuen Express yang melayani trayek Kota Bireuen-Kota Takengon. Bus tersebut dikelola oleh putranya yang sering disapa si Adek.

Secara umum konfigurasi kursi penumpang medium bus berjumlah 25,27,29, dan 31, dengan konfigurasi 2 dikiri dua di kanan.

Menurut catatan yang pernah ditulis oleh Yan Fitri di Facebook-nya pada 8 Oktober 2017,cikal bakal Bireuen Express dimulai oleh PO Djeumpa milik Yasin Lhok Awe. Menurut Munawar yang berkomentar pada postingan Yan Fitri, bus PO Djeumpa dirakit di atas chasis Chevrolet Viking 1957.

Baca: Korea Utara Belum Bayar 1000 Volvo 144 yang Dipesan Tahun 70-an

Bus PO Jeumpa adalah Bus Pertama sekali Di Era-70an yang Ada di wilayah Bireuen,yang melintas utk mengangkut penumpang, Banda Aceh-Sigli-Bireuen-Lhokseumawe-Kuala simpang…Dan Bus ini merupakan Cikal bakal awal terbentuknya Armada Angkutan BIREUEN EXPRESS (BE), tulis Yan Fitri.

Dalam sebuah tulisan di jurnal Seuneubok Lada yang diterbitkan oleh Universitas Samudera, Nisa Uljannah, Teuku Junaidi, dan Madhan Anis, menulis PO CV Bireuen Express dibentuk tahun 1975 oleh dua sejawat yaitu H. Asyek  dan Yusri Nandek.

Dalam jurnal berjudul Sejarah Perkembangan Minibus Bireuen Express di Kabupaten Bireuen (1975-1998), disebutkan bus medium tersebut mencapai kepopuleran pada era 1980-an. Jumlah armadanya mencapai 250 unit. Bus ini sangat populer di trayek pantai timur dan utara Aceh.

Badan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersebut dirakit di berbagai karoseri yang terus bertumbuh di Bireuen. Salah satunya karoseri CV Karya Teknik di Cot Gapu. Karya Teknik yang dibangun oleh H. Amat, merupakan karoseri kelas industri yang pertama di Aceh.

Bireuen Express dengan warna dominan kuning, dengan garis-garis unik hasil karya seniman, membuat bus tersebut ikonik. Di era 80-an, bus tersebut memiliki empat pintu. Di kiri kanan depan, di samping kiri tengah, dan di samping kiri belakang. Sehingga membutuhkan dua orang kernet. Dengan jumlah penumpang yang membludak, membawa dua kernet bukan persoalan. Apalagi, bus tersebut merupakan angkutan barang dan penumpang kelas low end. Di dalam kabin ditaruh penumpang, di atap tempat taruh barang apa saja. Mulai sayur sampai hewan berbadan sedang. Yang tidak diangkut lembu dan kerbau.

Namun seiring waktu serta perubahan desain, pintunya tinggal tiga, dua di kiri kanan depan, dan satu lagi di kiri belakang.

Dalam catatan Komparatif.ID, Bireuen Express pernah sangat Berjaya dengan trayek-trayek panjang antar kota dalam provinsi. Seperti trayek Banda Aceh-Kuala Simpang, Banda Aceh-Panton Labu, Banda Aceh-Banda Aceh Lhoksukon, Banda Aceh-Lhokseumawe, Banda Aceh-Takengon, Bireuen-Takengon, Bireuen-Sigli, dan lain-lain.

Dari cerita-cerita yang dikumpulkan Komparatif.ID, model badan bus Bireuen Express selalu berubah seiring dengan perubahan bentuk bus antar kota antar provinsi yang singgah di Terminal Bireuen.

Tim kreatif sejumlah karoseri di Bireuen sering mangkal ke terminal, mengamati perkembangan badan bus besar. Memotret, dan kemudian menyampaikannya kepada pemilik karoseri. Kalau si toke setuju, maka dibangunlah model baru yang telah disesuaikan dengan bus kelas medium ¾.

Meredupnya Bireuen Express

Dalam titimangsa perjalannya, Moto BE mendapatkan saingan yang cukup siginifikan dari bus-bus dalam segmen yang sama. Seperti CV Fajar Harapan Maju (Faham) Salam Transport, Samudera, Nasional, Atlas, dan beberapa lainnya. Di Aceh Besar kemudian lahir Jantho Express.

Seiring waktu, persaingan semakin ketat. Era 2000-an, BE mulai kurang diminati karena kehadiran CV Cenderawasih yang dimiliki oleh Hasan Keureuteng. Bus AKDP tersebut hadir dengan tampilan lebih segar, dirakit di atas chasis Colt Diesel 120PS terbaru. Lajunya lebih kencang, joknya lebih empuk, dan layanannya lebih oke. ramai-ramai konsumen beralih meski tetap menyebutnya Moto BE Cendrawasih.

Kehadiran minibus berkapasitas 13-15 penumpang yang dirakit di atas chasis Mistubishi L-300. Minibus pertama yang dikenal oleh publik yaitu Mandala, sehingga dalam kurun waktu yang agak panjang, semua minibus tersebut dinamai Mandala oleh penumpang, meski sebenarnya dari PO lain.

Mandala yang melaju lebih cepat, dapat menjemput penumpang hingga ke gang-gang sempit, membuat Bireuen Express semakin terengah-engah. Kemudian satu-persatu digudangkan oleh afiliatornya, karena telah kalah saing bersebab perkembangan zaman.

2 COMMENTS

  1. Bus itu langganan saat sekolah SMA 1 Bireun, berangkat dari gsurugok. Ayah juga langganan saat mengajar di SMA 2

  2. Ya sy pun pernah merasakan naik BE dari lhok seumawe ke bireun waktu sekolah selama 6 thn..
    Sayang kini tinggal kenangan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here