
Komparatif.ID, Mekkah—Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Kamis (26/6/2025) mengganti kiswah Kakbah. Pergantian kiswah Kakbah dalam rangka menyambut 1 Muharram, tahun baru Islam. Pergantian kiswah setiap awal Hijriah merupakan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Kiswah Kakbah tersebut dibuat dari 670 kg sutra hitam alami, dan 150 kg benang emas dan perak.
Kiswah ini menampilkan 68 ayat Al-Quran yang disulam dengan perak berlapis emas 24 karat, semuanya dijahit dengan tangan oleh pengrajin terampil menggunakan teknik sulaman Islam tradisional.
Baca: Perihnya Menjadi Anak Tak Diinginkan
Tekstil besar ini membentang seluas 658 meter persegi, terdiri dari 47 panel sutra, dan beratnya lebih dari satu metrik ton.
Tidak sembarang orang mendapatkan lisensi pembuatan kiswah Kakbah. Lisensi khusus dikuasai oleh raja. Setiap tahun kiswah baru dibuat di Kompleks Raja Abdulaziz. Satu lembar kiswah tersebut menghabiskan biaya sekitar 4,5 juta dollar AS, setara dengan 17 juta riyal Saudi. Bila dirupiahkan, mencapai 72,8 miliar rupiah, sesuai kurs pada Jumat (27/6/2025).
Pemasangan kiswah Kakbah melibatkan lebih 100 tenaga terampil, menggunakan lift listrik dan perancah, guna memastikan tidak ada bagian Kakbah yang terbuka. Pemasangan juga harus sangat rapi, supaya melahirkan nilai estetika.
Untuk melindungi Kiswah dari kerusakan selama ibadah haji, penutup katun putih yang dikenal sebagai “Ihram Kakbah” ditambahkan sementara ke bagian bawahnya. Penghalang ini melindungi kain agar tidak tersentuh, robek, atau ternoda saat jutaan jamaah mengelilingi Kakbah selama hari-hari puncak ibadah.
Berbeda dengan cover lainnya, kiswah bekas tidak dibuang. Setelah dilepas dari bangunan Kakbah, kiswah lama dibersihkan, dan dipotong menjadi sekitar 56 bagian. Bagian-bagian ini kemudian didistribusikan di bawah arahan kerajaan kepada raja, kepala negara, duta besar asing, lembaga keagamaan terkemuka, dan organisasi Islam internasional.
Bagian yang tidak diserahkan kepada pihak-pihak berkepentingan, diawetkan di fasilitas konservasi pemerintah dan pusat penyimpanan arsip. di fasilitas tersebut, kain itu dirawat dengan baik, memastikan perlindungannya dari kerusakan.
Fragmen-fragmen ini dipandang sebagai simbol warisan spiritual dan budaya dan sering dipajang di lembaga resmi, museum, dan pameran.
Saat ini, beberapa kiswah tertua dari era Mamluk dan Ottoman, disimpan di museum. Contoh yang menonjol termasuk Kiswah tahun 1517 yang dipajang di Masjid Agung Bursa di Turki. Fragmen bersejarah lainnya disimpan di museum Islam Kairo dan arsip Turki, yang memamerkan warisan artistik peradaban Islam melalui penutup Kakbah selama berabad-abad.
Awal Mula Pemasangan Kiswah Kakbah
Tradisi menutupi Kakbah sudah ada sejak awal Islam.Pada masa Nabi Muhammad, Kakbah biasanya ditutup dengan kain Yaman. Kemudian, di bawah khalifah dan dinasti Islam, kiswah diproduksi di Mesir dan dikirim setiap tahun ke Mekkah dalam karavan seremonial yang rumit.
Sejak tahun 1927, mengikuti perintah kerajaan dari Raja Abdulaziz, Arab Saudi mulai memproduksi kiswah secara lokal.
Saat ini, Kompleks Raja Abdulaziz mempekerjakan ratusan pengrajin dan spesialis yang mengawasi seluruh proses – mulai dari pewarnaan dan penenunan sutra hingga penjahitan ayat-ayat Al-Quran dengan emas dan perak.
Sumber: Alarabiya.