Komparatif.ID, Jakarta— Nilai tukar rupiah kembali melemah dalam pembukaan perdagangan Kamis (3/4/2025) pagi di Jakarta, turun sebesar 59 poin atau 0,36 persen menjadi Rp16.772 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.713 per dolar AS.
Pelemahan ini terjadi di tengah tekanan berat akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai tekanan terhadap rupiah sangat signifikan setelah AS menerapkan tarif sebesar 32 persen untuk Indonesia. Kebijakan ini berpotensi menambah tekanan terhadap rupiah, mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenakan tarif timbal balik dalam jumlah besar.
“Indonesia (mendapatkan tarif) 32 persen. Rupiah bakalan tertekan berat sebagai salah satu negara yang dikenakan tariff reciprocal besar,” kata Lukman melansir Antara, Kamis (3/4/2025).
Baca juga: Trump Naikkan Tarif Impor, Indonesia Kena 32 Persen
Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4/2025( mengumumkan kebijakan tarif resiprokal sebagai bagian dari langkah memangkas defisit perdagangan global. Kebijakan ini mencakup tarif tambahan sebesar 25 persen bagi semua mobil yang dibuat di luar AS.
Lukman menyebutkan rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan lanjutan dan volatilitas yang cukup tinggi, sehingga kemungkinan besar akan memicu intervensi dari Bank Indonesia.
Menurutnya, indeks dolar AS juga menunjukkan pergerakan yang tidak stabil akibat kebijakan tarif yang diumumkan oleh Trump, yang tampak lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.
Sentimen pasar saat ini cenderung negatif dan berisiko tinggi, yang membuat Bank Indonesia perlu turun tangan untuk menjaga stabilitas.
