Komparatif.ID, Bireuen– Pembangunan tahap II RS Regional Bireuen—RS dr. Fauziah—jangan ditunda, meskipun ada temuan pada pembangunan tahap I. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Almuslim Rahmad Abdul Wahab.
Kepada Komparatif.ID, Senin (17/10/2022) Akademisi Universitas Almuslim tersebut mengatakan RS Regional Bireuen merupakan satu-satunya RS regional di Aceh yang progres pembangunannya paling lambat.
Oleh karena itu meskipun ada beberapa temuan pada pembangunan tahap I, jangan sampai membuat pembangunan tahap II ditunda. “Kita semua harus rasional, jangan gara-gara ada masalah, kemudian yang dikorbankan adalah masyarakat Bireuen dan beberapa kabupaten di sekitarnya,” sebut Rahmad.
Baca juga: RS Regional Bireuen Jangan Sampai Ditunda
Dia mengatakan saat ini yang dibutuhkan oleh RS Regional Bireuen adalah percepatan pembangunan. DPRA juga memberikan dukungan besar supaya RS tersebut dapat fungsional dalam beberapa tahun ke depan.
“Lahirnya Rp18 miliar lebih tahun ini berkat perjuangan teman-teman di DPRA, bukan perkara mudah. Jadi jangan hanya gara-gara nila setitik, susu sebelanga kita tumpahkan. Harus banyak sisi yang dilihat,agar kepentingan publik menjadi prioritas,” sebutnya.
Dosen energik tersebut meminta jangan korbankan RS Regional Bireuen hanya gara-gara persoalan politik ekonomi beberapa pihak.
“Intinya, persoalan hukum pada pembangunan tahap pertama diselesaikan. Kan kita punya lembaga hukum yang bisa menelaah dan menindaklanjuti. Demikian juga pada pembangunan tahap kedua, bila ada sengketa dalam tender, itu ada pihak yang menyelesaikan. Jangan gara-gara tender yang “bersengketa” ada pihak yang meminta pembangunannya ditunda. Ini tidak rasional,” katanya.
Rahmad meminta Pemerintah Aceh memberikan intervensi khusus atas pembangunan RS Regional Bireuen. Karena kebutuhannya sudah sangat mendesak, mengigat RS dr. Fauziah menjadi salah satu rumah sakit penting di pantai timur-utara Aceh.
“Pj harus memberikan perhatian khusus kepada RS Regional Bireuen. Keberadaannya sangat penting. Konon lagi progresnya paling rendah ketimbang beberapa RS regional lainnyadi Serambi Mekkah.”