Rocky Gerung Bicara Keadilan Sosial Pada Maulid di “Kembang Tanjong”

Rocky Gerung mengangkat tema keadilan sosial saat memberi kuliah umum pada peringatan maulid Nabi Muhammad yang digelar oleh masyarakat Kembang Tanjong di Jakarta, Minggu (11/12/2022). Foto: Screenshoot dari Youtube.
Rocky Gerung mengangkat tema keadilan sosial saat memberi kuliah umum pada peringatan maulid Nabi Muhammad yang digelar oleh masyarakat Kembang Tanjong di Jakarta, Minggu (11/12/2022). Foto: Screenshoot dari Youtube.

Komparatif.ID, Jakarta-Rocky Gerung diundang memberikan kuliah umum pada peringatan maulid Nabi Muhammad yang digelar oleh komunitas masyarakat Kembang Tanjong, Pidie, Aceh di Jakarta, Minggu (11/12/2022).

Rocky Gerung yang merupakan seorang filsuf Indonesia kontemporer, hadir sebagai penceramah dengan pakaian casual, khas dirinya ketika menjadi pembicara di berbagai forum.

Sebelum memberikan kuliah umum dengan tema “Refleksi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Dalam Membangun Peradaban Manusia”, Rocky Gerung yang lahir pada tahun 1959 di Manado, Sulawesi Utara, dihadiahkan sebuah peci hitam bersulam pinto Aceh dan rencong.Rocky menyebutkan ia akan mengingat momen tersebut; bahwa ia pernah hadir dan bicara di sebuah forum Kembang Tanjong.

Baca juga: Maulid Nabi di Aceh, 3 Bulan Kenduri untuk Rasul Tercinta

“Yang dikembangkan bukan sekadar silaturahmi, tapi akal pikiran. Yang dikembangkan adalah keinginan merawat bangsa ini dengan keadilan,” sebut Rocky, menerjemahkan makna Kembang Tanjong secara filosofis.

Pada kesempatan itu, seperti biasa Rocky tetap bicara lugas, sembari menaruh kritik terhadap pemerintah di setiap “tikungan” kalamnya.

Rocky Gerung memulai “ceramah maulid” dengan mengangkat perihal Traktat Madinah yang ditulis oleh Nabi Muhammad SAW. Isi Traktat Madinah adalah dalil tentang kesetaraan manusia, undangan persahabatan.

Ia menyanjung gaya kepemimpinan Nabi Muhammad yang bervisi panjang dan melahirkan harapan baru perubahan ke arah lebih baik.

Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, meskipun lahir pada 602 Masehi, tapi tetap hidup dan relevan di dunia ini. Sampai sekarang orang membaca kembali risalah sosiologis, atau versi politik, atau terjemahan hermeneutic dari ayat-ayat Quran, terutama tentang keadilan sosial.

“Sekarang ada keresahan di dunia ini, desain apa yang bisa membuat manusia hidup berdampingan dalam status keadilan sosial. Ada kapitalisme; gagal. Ada komunisme; berbahaya. Orang sekarang masuk pada upaya memikirkan jenis ekonomi, jenis transaksi sosial yang dasarnya kesetaraan sosial manusia.

Orang menuju pada studi-studi baru tentang Islam. Karena Islam adalah dokumen yang selesai, dokumen yang final, sebagai devine revelation yang tidak melahirkan interpelasi,” sebut Rocky Gerung.

Alquran yang dibukukan setelah Rasulullah wafat, merupakan kitab suci yang memuat secara sempurna seluruh bayangan manusia tentang kehidupan. Kehidupan pribadi, kehidupan dengan alam; kehidupan akhirat; dan kehidupan bernegara.

“Jadi saya menganggap ini sebuah dokumen sosial yang menjadi acuan ketika dunia mengalami fatamorgana, mengalami ilusi tentang masa depan.”

Rocky Gerung mengaku menginvestasikan waktu selama 5 sampai 6 tahun belajar filsafat Islam, dan sampai sekarang ia masih membacanya. Salah satu yang menarik yaitu tentang leadership yang diajarkan sekaligus dilakukan oleh Nabi Muhammad. Ia menyimpulkan, leadership Nabi Muhammad merupakan yang terbaik.

Leadership beliau terus menjadi model dari 1/3 umat manusia. Sekarang ada 9 miliar manusia, 3 miliarnya menganggap desaian keadilan sosial ada pada Islam,” sebutnya.

Lazimnya pidato-pidato Rocky Gerung di forum-forum yang lain, ia tetap menyelipkan kritikan tajam, sentilan penuh sindiran, yang dimaksudkan olehnya sebagai teguran terhadap pemerintah.

Selama ini pemerintah keliru menafsirkan makna jihad. Oleh pemerintah jihad selalu dimaknai kekerasan. Padahal arti jihad menurut Rocky perintah berjihad yang artinya mengucapkan kebajikan dan menyelenggarakan kebaikan. Berjihad artinya menghalangi keburukan, dan mengupayakan tidak bertambahnya kejahatan.

“Tapi negara sering menganggap bahwa jihad artinya kekerasan. Bermakna negara buta huruf terhadap intepretasi sosiologis terhadap  perdamaian yang diajarkan di dalam kitab suci Alquran,” katanya.

Lebih jauh lagi, tokoh yang kerap dianggap memusuhi Pemeirntah Jokowi tersebut menyebutkan di dalam Quran manusia dapat mengambil saripati keadilan, saripati kebenaran, dan saripati kejujuran. “Nilai kepemimpinan yaitu jujur, benar, berani. Itu yang kita membandingkan dengan kepemimpinan sekarang yang tidak jujur, tidak benar, tidak berani.”

Sembari terus berceramah, dia meraih satu cup kopi yang dilabel Kopi Sotek. Rocky menyebut sotek: sok tahu tapi ekonomi kurang. “Tapi menarik, sekarang ini sok tahu tapi otak kurang,” sebutnya-kembali melempar kritik.

Pemimpin—merujuk pada leadership Nabi Muhammad—seharusnya mampu dan mau menuntun rakyat pergi ke harapan. Nabi melakukannya dengan berpedoman kepada wahyu. Pemimpin [Indonesia] seharusnya demikian. Ada konstitusi yang menjadi pegangan dalam membangun bangsa.

Tapi yang terjadi, pemimpin [Indonesia] sibuk mempermainkan konstitusi demi memperpanjang kekuasaan, tapi tak mampu menghadirkan keadilan sosial. Di mana-mana banyak orang frustasi, bahkan sudah mencapai level bupati. Bupati Meranti di Riau dan Bupati Penajam Paser Utara di kalimatan Timur sudah mengeluarkan kritik.

Bupati Meranti sampai menyebut orang-orang di kementerian tertentu sebagai iblis dan setan, karena tidak memberikan secara adil bagi hasil migas, padahal Meranti merupakan daerah penghasil migas di Riau. Sekarang Meranti merupakan daerah termiskin.

Sementara Bupati Penajam Paser Utara mengkritik desain pembangunan IKN, yang tidak merencanakan pembangunan universitas di dalamnya. Tanpa universitas berarti pembangunan IKN bertujuan untuk tidak menumbuhkan akal di dalamnya. Bila sudah demikian, maka jangan berharap akan lahirnya keadilan sosial di masa depan.

“Bupati Meranti mengamuk, menganggap Riau diekploitasi, kekayaannya tidak dikembalikan kepada Meranti.Kalau demikian terus menerus, dia mungkin berpikir Meranti lebih baik menjadi bagian provinsi di Malaysia,” kata Rocky Gerung.

Di luar kritik Bupati Penajam Paser Utara, di hadapan warga Jakarta asal Kembang Tanjong, Pidie, Aceh, Rocky menyebutkan pembangunan IKN jauh dari sosiologis Islam. Pengalihan lahan dengan menggusur mahkluk lain dan menggantikannya dengan tembok, menunjukkan tidak adanya kepedulian terhadap kehidupan.

Menurutnya, saat ini pemimpin Indonesia kehilangan kemampuan membaca masa depan. Konon lagi melaksanakan doktrin keadilan sosial yang diajarkan oleh Islam.

Ia menyentil lagi, benar bahwa Quran diturunkan di tengah-tengah masyarakat Arab yang dungu. Tapi Quran langsung memulainya dengan ayat pertama tentang perintah membaca, yang artinya berpikir.

“Baca, baca, baca. Pikir, pikir, pikir. Bukan kerja, kerja, kerja.”

Perihal kehadiran dirinya sebagai pembicara pada Maulid Nabi Muhammad yang digelar oleh Komunitas Kembang Tanjong, Rocky Gerung menjelaskan, bahwa agama memiliki eksoterisme dan esotorisme. Sisi luar dan sisi dalam. Dalam konteks itulah dia hadir dan menyampaikan kuliah umum.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here