Realisasi PNBP ESDM Capai Rp224 T, Migas Masih Loyo

Kementerian ESDM menyebut penerimaan PNBP sektor ESDM kuartal III 2023 tembus Rp224 triliun. Foto: Kementerian ESDM.
Kementerian ESDM menyebut penerimaan PNBP sektor ESDM kuartal III 2023 tembus Rp224 triliun. Foto: Kementerian ESDM.

Komparatif.ID, Jakarta— Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia merilis realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM kuartal III 2023. Pemasukan mencapai Rp224 triliun, atau setara 99,90% dari target yang ditetapkan sebesar Rp225 triliun.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kemeterian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, kinerja luar biasa dalam pencapaian PNBP sektor ESDM ini didorong oleh pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) subsektor mineral dan batubara (minerba).

“Dari target sebesar Rp85 triliun, PNBP minerba kini sudah mencapai Rp132 triliun, atau secara persentase mencapai 155,93% dari target,” ungkap Agung dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM Jakarta, Minggu (15/10/2023).

Agung juga menjelaskan data dari Kementerian Keuangan menunjukkan peningkatan signifikan penerimaan berasal dari subsektor minerba, terutama dari kenaikan iuran produksi atau royalti batubara.

Hal ini merupakan hasil dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian ESDM. Dengan begitu, meskipun Harga Batubara Acuan (HBA) rata-rata mengalami penurunan selama periode Januari hingga Agustus 2023, kenaikan tarif royalti batubara mampu menutupi penurunan HBA tersebut.

Baca juga: Batubara Ekspor Utama Aceh Sepanjang April 2023

PNBP Subsektor Migas Masih Loyo

Sementara itu, penerimaan dari subsektor minyak dan gas bumi (migas) baru mencapai 66,96% dari target sebesar Rp131 triliun, dengan realisasi sekitar Rp87 triliun. Agung menjelaskan bahwa terjadi perlambatan dalam penerimaan migas non-pajak jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Perlambatan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk menurunnya harga minyak mentah Indonesia (ICP), dampak dari ketegangan geopolitik yang berakibat pada penurunan harga minyak mentah dunia, tingkat inflasi, pelemahan ekonomi di berbagai negara, dan penurunan lifting minyak,” jelas Agung.

Selain itu, realisasi dari sektor ESDM lainnya juga menjadi sorotan. PNBP panas bumi mencapai Rp1,3 triliun. PNBP dari Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian ESDM dengan realisasi sebesar Rp432 miliar. Sementara PNBP lainnya, dari target Rp6,2 triliun, realisasi mencapai sekitar Rp2,4 triliun.

Pelaksanaan monitoring realisasi sektor ESDM dilakukan melalui kerja sama dan rekonsiliasi antara seluruh unit di Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. Mereka memanfaatkan aplikasi Sistem Bank Data Penerimaan Sektor ESDM (SIDARA) sebagai alat untuk memantau target dan realisasi secara berkala.

Selain itu, untuk memudahkan penyetoran ke kas negara, Kementerian ESDM juga mengembangkan aplikasi e-PNBP pada unit-unit di Kementerian ESDM. Aplikasi ini terintegrasi secara elektronik dengan Sistem Informasi  (SIMPONI) milik Kementerian Keuangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here