
Komparatif.ID, Banda Aceh— Pemerintah Aceh menunjukkan kinerja fiskal yang solid sepanjang 2024 dengan realisasi pendapatan mencapai Rp11,45 triliun, atau setara 101,70 persen dari target yang ditetapkan
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) pada Sidang Paripurna DPR Aceh Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Tahun Anggaran 2024 pada Selasa, (15/4/2025) mengatakan realisasi pendapatan lampaui target menjadi indikator kuat kinerja positif Pemerintah Aceh mengelola keuangan dan pembangunan selama 2024.
“Semua capaian ini adalah hasil kerja kolektif, kerja ikhlas, dan sinergi dari berbagai pihak. Kami terus berkomitmen menjalankan roda pemerintahan secara transparan dan akuntabel demi Aceh yang lebih baik,” ujar Mualem.
Di sisi belanja, Pemerintah Aceh juga mencatat kinerja yang memuaskan dengan realisasi sebesar Rp11,34 triliun atau 97,18 persen dari alokasi anggaran. Selain dari pendapatan asli daerah dan transfer pemerintah pusat, fiskal Aceh turut ditopang oleh penerimaan zakat, infak, dan sedekah yang mencapai Rp95,53 miliar, jauh melampaui target.
Capaian pendapatan yang melebihi ekspektasi tersebut berdampak pada berbagai sektor pembangunan. Mualem menuturkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen yang didorong oleh masuknya investasi dalam jumlah besar.
Baca juga: DPRA Tetapkan Revisi Qanun Wali Nanggroe Masuk Prolega Prioritas 2025
Total nilai investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2024 tercatat sebesar Rp9,47 triliun, menjadi motor penggerak utama ekonomi Aceh. Kenaikan ini juga tercermin pada meningkatnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh yang mencapai Rp65,36 triliun.
“Selama tahun 2024, total nilai investasi dari PMDN dan PMA mencapai Rp9,47 triliun,” katanya.
Mualem menyebut dampak dari keberhasilan fiskal juga terasa dalam penguatan sektor sosial dan pengurangan angka kemiskinan yang berhasil ditekan dari 14,23 persen menjadi 12,64 persen.
Pemerintah juga mencatat penurunan angka stunting dari 29,4 persen menjadi 27 persen, menandakan keberhasilan program intervensi gizi dan kesehatan. Di bidang kesehatan, sebanyak 1,56 juta jiwa masyarakat Aceh menerima jaminan kesehatan yang seluruh preminya ditanggung oleh pemerintah dengan total pembiayaan lebih dari Rp749 miliar.
Pemerintah Aceh juga melakukan berbagai intervensi di sektor perumahan dan pendidikan dengan membangun 988 unit rumah layak huni, 186 rumah ibadah, serta menyalurkan beasiswa kepada 51.903 siswa yatim dan piatu dengan total anggaran lebih dari Rp124 miliar.
“Di bidang kesehatan, premi Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) untuk 1,56 juta jiwa ditanggung penuh oleh pemerintah, dengan total pembiayaan mencapai Rp749 miliar lebih,” sebut Mualem.
Sektor pariwisata juga tak luput dari perhatian. Mualem mengatakan Pemerintah Aceh sukses menyelenggarakan 43 event promosi wisata sepanjang 2024, yang berhasil mendatangkan lebih dari 11 juta wisatawan domestik dan mancanegara.
Peningkatan kualitas pembangunan juga tercermin dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh yang kini berada pada angka 75,36, menempatkan Aceh dalam kategori tinggi.