Mengapa orang zaman dulu memiliki banyak anak? Banyak alasan yang melatarbelakanginya. Namun dari beberapa sumber lisan yang dikumpulkan oleh Komparatif.ID, terdapat beberapa penyebab mengapa orang zaman dulu banyak anak.
Pertama, secara umum orang zaman dulu bekerja pada satu sektor utama, yaitu pertanian. Mereka menetap secara terpencar-pencar. Membangun gubuk di ladang masing-masing. Setiap hari membanting tulang di huma. Meski lelah bekerja di bawah terik matahari, akan tetapi di malam hari, mereka aktif secara seksual.
Kedua, belum ada pusat keramaian yang diselenggarakan sepanjang tahun. Andalan untuk mencari hiburan hanyalah pada pasar malam. Sehingga di malam hari aktivitasnya lebih banyak di rumah. Interaksi yang intens dengan pasangan, menyebabkan timbulnya hubungan perkelaminan yang halal dalam jumlah yang banyak.
Baca: Teh Rambut Jagung, Minuman Kaya Manfaat
Ketiga, sumber makanan organik. Alam yang masih asri, tanaman pangan yang masih dirawat secara alamiah, memberikan nutrisi sempurna kepada tubuh.
Keempat, gemar mengunyah sirih dan pinang. Meskipun bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, akan melahirkan efek samping negatif, tapi paduan sirih dan pinang melahirkan kekuatan vitalitas prima kepada laki-laki dan perempuan.
Kelima, tubuh fit karena secara umum tidak obesitas. Kelebihan berat badan menyebabkan turunnya kualitas kesuburan.
Keenam, menikah di usia muda. Umumnya perempuan zaman dulu menikah pada usia 15 tahun. Minimnya lembaga pendidikan umum, menyebabkan banyak kepala keluarga yang melihat anak perempuan sebagai beban ekonomi. Ketika sudah dianggap baligh, segera dinikahkan dengan lelaki pilihan keluarga.
Ketujuh, mengapa orang zaman dulu banyak anak, belum adanya alat dan obat pencegah kehamilan.Tak ada pilihan yang lebih menarik saat itu, selain menerima “kondisi” bahwa hubungan perkelaminan akan membuahkan keturunan. Apalagi ada kata-kata mutiara yang mengatakan banyak anak banyak rezeki. Perempuan kala itu juga tidak berani menolak berhubungan badan tanpa harus hamil. Karena bila menolak senggama “tembak dalam” akan dinilai sebagai perempuan tak tahu diri.
Demikian sejumlah alasan mengapa orang zaman dulu banyak anak.