Komparatif.ID, Banda Aceh— Seorang pria di Aceh yang lulus PPPK setahun lalu, langsung menitipkan SK-nya ke sebuah bank. Ia mengambil kredit.
Sebut saja namanya Nurman, usianya sudah kepala lima. Setelah puluhan tahun menjadi tenaga honorer guru di sebuah sekolah pemerintah di salah satu kabupaten di Aceh, setahun lalu dia lulus seleksi PPPK —Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Nurman dikenal sebagai pria yang kurang perhitungan, sedikit jemawa, dan tidak senang menerima sumbang saran dari orang lain.
Setelah dia menerima SK sebagai ASN, dia pun bertandang ke sebuah bank di ibukota kabupaten. Pria bertubuh tambun tersebut menaruh SK-nya di sana dan mengambil utang yang tidak disebutkan jumlahnya.
Baca juga: Sesuai Instruksi Safrizal, Gaji ASN Pemerintah Aceh Cair 3 Januari
Dari uang pinjaman bank tersebut, dia membeli satu unit truk Mitsubishi Colt diesel bekas pakai. Dia yang tidak tahu apa-apa tentang otomotif, tak berkonsultasi dengan siapapun. Dia langsung saja membeli setelah menyepakati harga.
Ternyata truk bekas tersebut tidak siap jalan. Setelah dibeli, harus masuk bengkel. Mekanik bekerja keras memperbaiki sehingga truk tersebut siap jalan.
Dua bulan kemudian truk tersebut mulai rajin membuat ulah. Bekerja dua hari, bermasalah sampai empat hari. Bukannya untung, si ASN yang baru lulus PPPK justru buntung.
Semakin hari kondisi keuangannya bertambah buruk. Gaji telah dipotong oleh bank, pendapatan truk tak memadai, tabungan lainnya terkuras untuk memperbaiki truk tua nan ringkih itu.
Setelah mencoba mempertahankan diri sebagai “juragan truk” selama setahun, akhirnya Nurman tak mampu lagi. Dia pun melego truk tersebut semurah-murahnya.
“Hajap aku. Empat puluh juta uangku hangus dalam tempo setahun,” kata Nurman kepada temannya.
Kini ia hidup dalam kondisi simalakama. Gajinya tetap dipotong bank, truk sudah dijual murah, utang lain sudah bertumpuk, dan ia kembali ke setelah pabrik.