Komparatif.ID, Banda Aceh— Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Kupula program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 Universitas Syiah Kuala (PMM 4 USK) mengadakan bakti sosial (baksos) di SOS Children Village, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (25/5/2024).
Kegiatan ini bertujuan memberikan dampak positif bagi anak-anak yang tinggal di panti asuhan tersebut, dan menjadi agenda penutup dari rangkaian 16 sesi Modul Nusantara yang mereka jalani.
Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok Kupula Ir. Febi Mutia, ST, M.Sc menjelaskan kegiatan ini merupakan momen penting untuk membangun kepedulian terhadap generasi muda.
Ditemani oleh dua Liaison Officer, Ari Maulana dan Azzah Nazhifah, sebanyak 28 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia berkumpul di SOS Children Village dengan mengusung tema “Membangun Kepedulian Generasi Sehat dan Cinta Lingkungan Bersama Kupula untuk Senyum Anak Nusantara”.
Kegiatan inti yang dilaksanakan meliputi edukasi tentang perilaku hidup sehat, program tanam pohon, pembersihan perpustakaan, dan pojok literasi.
Sesi kontribusi sosial diawali dengan perkenalan antara mahasiswa dan anak-anak, di mana mereka kemudian membagi diri ke dalam beberapa kelompok untuk memfasilitasi berbagai aktivitas.
Penanaman pohon di sekitar panti, pembersihan perpustakaan, dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan melalui tujuh langkah cuci tangan menjadi bagian dari kegiatan yang disampaikan dengan cara menyenangkan dan mudah dimengerti oleh anak-anak.
Kehadiran kelompok Kupula tidak hanya membawa bantuan materi seperti kebutuhan pokok, peralatan sekolah, buku bacaan, dan peralatan kebersihan, tetapi juga menghadirkan serangkaian kegiatan edukatif dan rekreatif yang dirancang untuk menghibur serta menginspirasi anak-anak.
Anindra Retno, mahasiswa dari Universitas Madura, mengungkapkan rasa bahagianya bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kami sangat senang bisa berada di sini dan berinteraksi langsung dengan anak-anak. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi mereka, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi kami tentang arti berbagi dan kepedulian sosial,” ujarnya.
Baca juga: Dirut BSI Beri Kuliah Umum Literasi Perbankan Syariah di USK
Kepala SOS Children Village Aceh, Rinaldi Hasan, mengapresiasi inisiatif mahasiswa Pertukaran Merdeka ini. “Kedatangan kawan-kawan mahasiswa membawa semangat baru bagi anak-anak di sini. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli dan terlibat dalam kegiatan sosial,” ungkapnya.
Di penghujung acara, para mahasiswa bersama 60 anak-anak melakukan sesi games refleksi dan menghias tote bag bersama. Suasana penuh keceriaan dan kebersamaan begitu terasa, menutup kegiatan sosial ini dengan kesan mendalam bagi semua pihak yang terlibat.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, yang bertujuan meningkatkan pemahaman lintas budaya dan memperkuat persatuan nasional, telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia dapat menjadi agen perubahan positif di masyarakat. Kegiatan sosial di SOS Children Village Aceh ini menjadi salah satu contoh nyata kontribusi mahasiswa PMM dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
USK Dukung Program PMM
Sementara itu, dalam acara bincang-bincang di Radio Republik Indonesia (RRI) Banda Aceh, Jumat 24 Mei 2024, Ir. Febi Mutia, ST, M.Sc megatakan Univesitas Syiah Kuala mendukung penuh program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM)
Ia mengungkapkan partisipasi dalam PMM 4 USK memberikan banyak manfaat, baik bagi mahasiswa maupun institusi.
“Program ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya akademik di universitas lain di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengenal kebudayaan lokal dan memperluas jaringan pertemanan,” ujarnya.
Febi menyoroti pentingnya persiapan matang sebelum program dimulai, termasuk koordinasi intensif dengan universitas mitra dan sesi orientasi untuk memperkenalkan mahasiswa pada lingkungan dan budaya lokal melalui kegiatan Modul Nusantara.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di USK tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi sarana mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.
Febi menerangkan kelompok Kupula telah mengadakan 16 sesi Modul Nusantara dengan ragam kegiatan kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial. Selama 5 bulan terakhir, mereka telah mengunjungi berbagai titik edukasi sejarah penting di Aceh seperti Masjid Raya Baiturrahman, Museum Aceh, Museum Tsunami, Sabang, bahkan CRU Sampoiniet Aceh Jaya.