Petaka Persiraja Akibat Genset Stadion Kehabisan Minyak

Tim Berjaya dan Bermartabat Kalah Tanpa Dipatuk Ayam Kinantan

Penonton membakar sejumlah fasilitas di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Senin (5/9/2022) malam. Tindakan itu mereka lakukan karena kesal setelah laga Persiraja versus PSMS Medan batal digelar akibat lampu utama di stadion itu padam. Foto: Dikutip dari Serambi/Hendri.
Penonton membakar sejumlah fasilitas di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Senin (5/9/2022) malam. Tindakan itu mereka lakukan karena kesal setelah laga Persiraja versus PSMS Medan batal digelar akibat lampu utama di stadion itu padam. Foto: Dikutip dari Serambi/Hendri.

Api berkobar di Stadion Dimurtala Lampineung–markas Persiraja. Penyebabnya karena listrik padam. Akhirnya Sebagian penonton tersulut amarah. Bara pun memecahkan kegelapan stadion. Sejumlah fasilitas terbakar, bonden kesayangan warga Aceh akhirnya dinyatakan kalah 0-3. Ayam Kinantan pulang tanpa harus berpeluh di lapangan.

Setelah sekian waktu hampir tidak mungkin berlaga di Liga 2 Musim 2022-2023, akhirnya Persiraja Banda Aceh memiliki Presiden; Zulfikar SBY. Setelah sejumlah pertemuan dilakukan, Nazaruddin Dek Gam melepaskan sahamnya yang 80 persen kepada sang pengusaha. Serah terima itu berlangsung pada Senin (22/8/2022).

Dengan sisa waktu yang sangat terbatas, Zulfikar bergerak cepat, membentuk tim dan manajemen baru Bonden Persiraja.

Sebagai salah satu entitas olahraga Aceh yang sangat terkenal, Zulfikar Cs membangun brand baru Persiraja. Tagline klub perserikatan itu pun diganti. Dari Lantak Laju menjadi Berjaya dan Bermartabat.

H-1 pertadingan perdana antara Persiraja dan Persatuan Sepakbola Seluruh Medan (PSMS), tim Berjaya dan Bermartabat menggelar sejumlah kegiatan bernuansa religi.

Pada Minggu (4/9/2022) Zawiyah Persiraja membawa pemain berziarah ke makam Syeikh Abdurauf As-Singkili (Syiah Kuala) di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. setelah dari sana, mereka beranjangsana ke Dayah Mini Aceh. di dayah tersebut, Persiraja mendengar tausyiah dan memberikan santunan untuk santri di sana.

“Kami tadi berziarah ke makam Waliyullah, kita minta doa keberkahan. Sekarang kita ke Dayah Mini Aceh yang kebetulan juga saya yang pimpin,” sebut Manajer Persiraja Teungku H. Umar Rafsanjani.

Lebih lanjut Teungku Umar juga menjelaskan program rutin Persiraja ke depan yaitu pemberian santunan, sedekah, yasinan, salat berjamaah, kajian dan salat dhuha.

Cara manajemen Persiraja Banda Aceh melakukan re-branding klub yang pernah juara Perserikatan pada 1980, mendapatkan apresiasi dari sejumlah kalangan. Para pendukung menyokong cara Zulfikar membentuk marwah baru Persiraja dengan nuansa religi.

“Semoga dengan energi baru tersebut, daya juang laskar kita semakin berkobar di lapangan hijau. Kali ini tim Berjaya dan Bermartabat harus lolos ke Liga 1. Karena di sanalah tempat yang pantas untuk kita,” sebut Amiruddin (20) Senin sore, beberapa jam sebelum laga perdana berlangsung di Stadion Dimurtala, Lampineung.

Prahara di Dimurtala
Beberapa hari sebelum laga perdana digelar, netizen di Aceh heboh dengan harga tiket yang dinilai mahal. Dari Rp50.000 hingga 200.000 rupiah, tergantung tribun. Ada yang mendukung langkah manajemen baru, ada pula yang menolak. Tapi tiket laga perdana habis terjual.

Sebuah prahara terjadi setengah jam sebelum pertandingan dimulai, Senin malam (5/9/2022). Lampu penerang lapangan tiba-tiba padam. Penonton bersorak riuh rendah. Sejumlah orang membakar koran, bungkus rokok, dan botol bekas air mineral di sudut belakang gawang, di depan papan skor.

Tidak lama kemudian, lampu kembali menyala; api dipadamkan. Tapi lampu padam lagi. Kemarahan pun meledak. Kobaran api muncul di beberapa titik. Semakin lama semakin membesar. Papan sponsor, jaring gawang, karpet tribun VVIP,papan skor dan bench dibakar massa.

Suasana stadion riuh rendah oleh massa yang marah. Sialnya, tidak terlihat upaya apa pun dari panpel untuk memadamkan api. Hanya seorang polisi yang terlihat berjibaku memadamkan api yang membakar karpet yang ditarik massa. Karpet itu berada di tribun VVIP. Meskipun sang polisi berhasil menggagalkan upaya pembakaran tribun VVIP, tapi ia kewalahan menjinakkan kobaran yang semakin membesar.

Peristiwa memilukan sekaligus memalukan itu tersaji di ujung hidung Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, yang juga seorang politikus yang dibanggakan oleh rakyat Aceh.

Mati Lampu Gara-gara Genset Kehabisan Minyak
Manajemen Persiraja benar-benar tidak siap menyelenggarakan pertandingan. Demikian pendapat banyak orang di warung kopi, setelah peristiwa amuk di Stadion Dimurtala. Dari warung ke warung yang Komparatif.id kunjungi pada Minggu malam, hampir semua membicarakan tidak profesionalnya pengelola tim Berjaya dan Bermartabat.

Penyebab mati lampu disebut-sebut bermuasal dari genset yang kehabisan minyak. Narasi itu ditambah dengan video amatir yang direkam oleh seorang penonton yang memperlihatkan sejumlah orang memanggul jerigen minyak ke dalam stadion.

Hasil investigasi Komite Ad-Hoc Kompetisi PSSI dan LIB, yang diterbitkan pada 5 September 2022, dan ditandatangani oleh Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, menyebutkan penyebab padamnya lampu di Stadion Dimurtala karena habisnya minyak genset yang menjadi sumber utama pencahayaan listri di stadion tersebut.

Keterangan lain yang diberikan oleh Akhmad Hadian Lukita, sebelumnya pihak PT Liga Indonesia Baru telah menjadwalkan pertadingan antara Persiraja versus PSMS digelar pada pukul 16.00 WIB.

Akan tetapi, pihak manajemen Persiraja mengirimkan surat pada 29 Agustus 2022, dengan nomor: B.015/PERSIRAJA/VIII/2022 perihal: Dispensasi, yang dalam suratnya menyampaikan permohonan perubahan kick off yang semula pukul 16.00 WIB diubah menjadi pukul 20.30 WIB. Adapun alasan yang disampaikan bahwa berdasarkan syariat Islam yang berlaku di daerah setempat dinyatakan kick off pukul 16.00 bertepatan dengan jadwal salat Asar.

“LIB selanjutnya berkoordinasi serta memastikan kesiapan pelaksanaan pertandingan yang dilakukan secara verbal kepada Presiden Klub Persiraja Banda Aceh yaitu Bapak Zulfikar SBY di mana menyatakan dan kesanggupannya perihal perubahan kick off menjadi pukul pukul 20.30 WIB,” sebut Akhmad Hadian Lukita dalam surat keterangannya itu.

PT LIB, kemudian memutuskan Persiraja Banda Aceh dinyatakan kalah 0-3, sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Jo Pasal 18 Regulasi Kompetisi Liga 2- 2022/2023.

Tim Ayam Kinantan pun pulang dengan tiga point, tanpa harus bercucuran keringat di atas lapangan hijau Stadion Dimurtala. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here