Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11 Persen, Tertinggi sejak 2015

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11 Persen, Tertinggi sejak 2015 Indonesia catat pertumbuhan ekonomi triwulan I tertinggi sejak 2025. Ilustrasi: Komparatif.ID.
Indonesia catat pertumbuhan ekonomi triwulan I tertinggi sejak 2025. Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Berlin— Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada Triwulan I 2024, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen (year on year). Angka ini merupakan pertumbuhan Triwulan I tertinggi sejak tahun 2015.

“Solidnya pertumbuhan ekonomi di Triwulan I tersebut juga dikonfirmasi oleh berbagai Lembaga Rating yang memberikan asesmen positif bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil,” kata Airlangga dalam rilis resmi dari Berlin, Jerman, Senin (6/5/2024).

Selain itu, capaian pertumbuhan ekonomi nasional juga tercermin dari data ketenagakerjaan yang dirilis pada Februari 2024. Jumlah penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 3,55 juta orang menjadi 142,18 juta orang dibandingkan dengan Februari 2023, sementara jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,79 juta orang menjadi 7,2 juta orang dibandingkan dengan Februari 2023.

Proporsi pekerja formal juga meningkat menjadi 40,83 persen, lebih tinggi dari Februari 2023 (39,88 persen). Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pekerja dengan status buruh, karyawan, atau pegawai yang mencapai 2,66 persen (YoY).

Dari sisi pengeluaran, tingginya realisasi belanja pemerintah, terutama untuk belanja Pemilu, telah mendorong Konsumsi Pemerintah tumbuh mencapai 19,9 persen (YoY). Hal ini juga tercermin dari Konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh melejit hingga 24,29 persen (YoY) karena adanya Pemilu.

Meskipun demikian, Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, meski di tengah kondisi net ekspor yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan domestik masih kuat dan didukung oleh kebijakan fiskal sebagai shock absorber dalam merespons kondisi ketidakpastian global saat ini.

Baca juga: Ekonomi Menguat, BI Aceh Dorong Hilirisasi Pertanian

Dengan berbagai capaian tersebut, Indonesia berhasil menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten, berada di level yang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain seperti Malaysia (3,9 persen), Korea Selatan (3,4 persen), Singapura (2,7 persen), dan Meksiko (1,6 persen).

Pertumbuhan ekonomi nasional ini juga disertai dengan tingkat inflasi yang rendah dan terkendali sebesar 3,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah negara lain seperti India (4,9 persen), Brasil (3,9 persen), dan Filipina (3,7 persen).

Menjelang sisa periode 2024, kondisi perekonomian global diprediksi masih akan menghadapi ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan suku bunga yang tinggi, peningkatan tensi geopolitik, dan pelemahan permintaan global.

Namun, berdasarkan publikasi WEO IMF April 2024, perekonomian nasional diproyeksikan akan tetap resilien pada kisaran 5 persen dan pada 2025 akan mengalami peningkatan serta melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan rata-rata negara berkembang.

Sebagai upaya dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, Pemerintah telah mencanangkan sejumlah strategi mulai dari menjaga daya beli dan stabilitas harga melalui kebijakan bantuan sosial, PPN DTP Properti, pengendalian inflasi dengan 4K, hingga menjaga ketahanan sektor eksternal melalui optimalisasi penerimaan DHE SDA dan memperkuat implementasi LCT, serta mengakselerasi kinerja kebijakan sektoral lainnya dengan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi dan percepatan transisi energi dengan Electric Vehicle.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here