Komparatif.ID, Jakarta— Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa penerimaan pajak di Indonesia pada Februari 2023 masih sangat kuat dengan realisasi sebesar Rp279,98 triliun atau 16,3% dari target APBN 2023, yang tumbuh 40,35%.
Realisasi ini berasal dari PPh Non Migas sebesar Rp137,09 triliun, PPN dan PPnBM sebesar Rp128,27 triliun, PBB dan pajak lainnya sebesar Rp1,95 triliun, dan PPh Migas sebesar Rp12,67 triliun.
“Ketiganya adalah yang memberikan pertumbuhan penerimaan pajak yang sangat baik. Kita tentu tetap waspada meskipun sampai dengan Februari ini sangat bagus karena tadi situasi dunia tidak dalam kondisi yang stabil dan baik. Jadi kita harus mewaspadai,” ungkap Menkeu pada Konferensi Pers APBN Kita di Aula Djuanda Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (14/03/2023).
Baca juga: Mario Dandy Satriyo Dikeluarkan dari Kampus
Kenaikan penerimaan pajak yang signifikan pada dua bulan pertama tahun 2023 ini disebabkan oleh harga komoditas yang masih lebih tinggi dibandingkan periode Januari-Februari 2022, peningkatan aktivitas ekonomi, dan implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Menkeu menyatakan bahwa tiga faktor tersebut memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan penerimaan pajak yang sangat baik. Namun, dia tetap mengingatkan untuk tetap waspada karena situasi global yang tidak stabil.
PPh 21, PPh OP, PPh Badan, dan PPN dalam negeri menunjukkan pertumbuhan positif yang kuat, sementara PPh Final, PPh 22, dan PPN impor mengalami kontraksi atau melambat pada bulan Februari.
Pertumbuhan neto untuk semua sektor utama juga positif, dengan sektor konstruksi dan real estat serta sektor transportasi dan pergudangan yang mengalami pertumbuhan lonjakan yang tinggi.
Sri Mulyani menyimpulkan bahwa pertumbuhan penerimaan pajak yang baik pada awal tahun ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi Indonesia mulai pulih dengan baik. Namun, dia mengingatkan untuk tetap waspada mengingat situasi global yang masih belum stabil.
“Jadi ini sektor yang tadinya kena scarring effect, sekarang menggeliat pulih luar biasa,” pungkas Menkeu.