Komparatif.ID, Jakarta— Pertumbuhan bisnis media digital di Indonesia sepanjang 2024 terus tumbuh. Salah satunya ditandai dengan pencapaian ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $90 miliar, naik 13 persen dibandingkan 2023.
Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bidang Pengembangan Bisnis dan Digital Media Ilona Juwita di Jakarta, Kamis (2/1/2024)
Ilona menuturkan berdasarkan data dari laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dipengaruhi konten digital, game, dan layanan streaming.
GMV konten digital saja menunjukkan kenaikan sebesar 12% dari $7 miliar pada 2023 menjadi $8 miliar di tahun 2024. Angka ini selaras dengan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 221 juta jiwa, atau 79,5% dari populasi, sebagaimana dilaporkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII).
Meski memiliki peluang besar, Illona menyebut tantangan yang dihadapi oleh media digital lokal juga tak kalah besar. Penurunan belanja iklan dari perusahaan untuk media massa menjadi pukulan berat, diperparah oleh dominasi platform global seperti media sosial yang menguasai pasar iklan digital.
Baca juga: Ketika Mensos Gus Ipul Kena “Jebakan” Ketum SMSI
Ia mangatakan media lokal harus bersaing dalam arena yang tidak hanya didominasi oleh pemain besar, tetapi juga semakin kompleks dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI).
Untuk menghadapi tantangan ini, menurutnya media lokal membutuhkan strategi inovatif yang tidak hanya berfokus pada pengembangan konten, tetapi juga pada pemanfaatan data pengunjung secara cerdas.
Infrastruktur teknologi yang mendukung pengelolaan data menjadi kunci untuk memahami audiens lebih baik, mulai dari preferensi hingga perilaku konsumsi konten. Implementasi platform manajemen data pelanggan memungkinkan analisis yang lebih dalam dan segmentasi audiens yang lebih presisi.
Hal ini membuka peluang untuk memberikan pengalaman yang lebih personal kepada pengguna, sekaligus meningkatkan efisiensi dalam menargetkan iklan.
“Media digital perlu mengadopsi strategi inovatif, seperti memanfaatkan data pengunjung untuk meningkatkan interaksi dan pengalaman pengguna, serta mengembangkan model bisnis yang lebih beragam,” ujarnya.
Namun, dalam memanfaatkan data ini, media digital harus mematuhi regulasi terkait privasi data, menjaga kepercayaan pengguna dengan memastikan transparansi dan perlindungan terhadap informasi pribadi.
Dengan data yang terstruktur dan analisis mendalam, media dapat mengembangkan model bisnis baru seperti skema berlangganan yang berbasis kualitas konten. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat dengan audiens.
“Skema bisnis berlangganan menjadi salah satu model bisnis baru yang patut dilirik terutama ketika media sudah mampu memastikan kualitas konten yang diproduksi dan pengelolaan data pelanggan yang tepat,” lanjutnya.
Kolaborasi antara media lokal, pemerintah, dan komunitas menjadi elemen penting dalam strategi keberlanjutan. Pemerintah dapat berperan dalam menyediakan infrastruktur digital yang lebih merata, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan media.
Di sisi lain, komunitas lokal memiliki kekuatan dalam menghadirkan konten yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat.
“Pemerintah melalui support infrastruktur digital dan literasi yang lebih luas akan meningkatkan indeks masyarakat digital. Hal ini akan mendorong tumbuhnya kebutuhan akan konten digital yang lebih beragam,” pungkas Ilona.