Nyamuk Wolbachia, Senjata Baru Lawan DBD

Nyamuk wolbachia
Seekor nyamuk sedang menggigit mangsa. Foto: Pixabay.

Komparatif.ID, Jakarta—Nyamuk wolbachia yang telah dikembangkan sejak 2011, merupakan cara paling ampuh untuk mengurangi penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Pengembangan nyamuk wolbachia tidak melibatkan rekayasa genetika.

Dilansir Instagram @promkes.aceh, yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Selasa (21/11/2023), teknologi wolbachia dikembangkan sebagai upaya meredam penyebaran DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Teknologi tersebut efektif menurunkan kejadian DBD di 13 negara lainnya.

Nyamuk wolbachia merupakan generasi nyamuk yang ditetaskan dari telur-telur nyamuk aedes aegypti yang telah diinjeksi bakteri wolbachia. Ketika menetas, nyamuk-nyamuk tersebut tidak mampu lagi menularkan virus dengue, tatkala nyamuk tersebut mengisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.

Baca: Faroe Island, Negeri Ideal Bak Dongeng

Kelebihan lainnya, nyamuk yang telah terinfeksi wolbachia akan mewariskan bakteri di dalam tubuhnya ke generasi berikutnya. Sebagai contoh, nyamuk jantan yang memiliki bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya, berhubungan badan dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia, maka telur-telur yang dihasilkan tidak akan menetas.

Bila jantan dan betina sama-sama mengandung wolbachia, maka telur yang dihasilkan akan menetas, dan semuanya mengandung bakteri tersebut. Bila betina mengandung wolbachia, dan jantan tidak, maka seluruh telur yang dihasilkan dari proses perkawinan keduanya akan menetas dan semuanya mengandung Wolbachia.

Pelepasan nyamuk yang telah memiliki bakteri Wolbachia bentuknya berkelanjutan. Tidak memerlukan pelepasan nyamuk yang terus-menerus.

Nyamuk Wolbachia Bukan Rekayasa Genetik

Pada Senin (20/11/2023) Kementerian Kesehatan RI melepaskan nyamuk tersebut di lima kota di Indonesi, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Ngabila Salama selaku Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, menerangkan pelepasan nyamuk-nyamuk tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).

Ngabila mengatakan Kemenkes tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.Termasuk tidak melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan nyamuk wolbachia. Dia menjelaskan bakteri wolbachia merupakan bawaan alami serangga, ramah lingkungan, serta tidak menganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain.

Wolbachia membuat nyamuk aedes aegypti mandul dan tidak menularkan penyakit deman berdarah dengue (DBD). Dengan demikian, orang yang terjangkit DBD nantinya akan jauh berkurang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here