
Komparatif.ID, Banda Aceh— Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal melantik Nizar Saputra sebagai Wakil Kepala BPMA periode 2025-2030 di Kantor BPMA, Banda Aceh, Jumat (21/2/2025).
Pengangkatan Nizar Saputra berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor R-58/KP.05/MEM.S/2025. Ia menggantikan Muhammad Najib yang telah menyelesaikan masa tugasnya.
Dalam sambutannya, Nasri Djalal menekankan pentingnya peran Wakil Kepala BPMA memastikan operasional lembaga berjalan optimal. Ia menegaskan tugas besar sudah menanti Nizar, dan ia harus segera mengambil langkah-langkah strategis guna memastikan semua program BPMA dapat dilaksanakan dengan baik.
Nasri juga menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di internal BPMA maupun eksternal, termasuk pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan para pelaku industri migas.
“Selanjutnya saya minta saudara agar langsung melaksanakan tugas yang sudah menanti diselesaikan. Tentunya dalam melaksanakan tugas ini saudara membutuhkan kerjasama dan kolaborasi dengan semua unit kerja yang ada di BPMA,” tutur Nasri.
Baca juga: BPMA Dorong Transformasi Digital Lewat Enterprise Architecture
Lebih lanjut, Nasri mengingatkan Nizar Saputra bahwa BPMA sebagai lembaga pemerintah memiliki sistem kerja yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya di KKKS.
Dalam lingkup BPMA, birokrasi menjadi bagian tak terpisahkan dari proses kerja, baik dalam internal lembaga maupun dalam hubungan dengan pemangku kepentingan lain.
Nasri juga menyoroti perkembangan industri migas di Aceh dalam tujuh tahun terakhir. Menurutnya, sektor ini mengalami berbagai dinamika, termasuk penambahan wilayah kerja migas yang baru.
Kondisi ini menuntut BPMA untuk terus meningkatkan kinerjanya, baik dalam pengelolaan sumber daya, pengawasan operasional, hingga optimalisasi pendapatan negara dan daerah dari sektor migas.
Ia menekankan BPMA membutuhkan dukungan lebih besar, termasuk dalam hal anggaran, guna memastikan setiap rencana kerja dapat terlaksana dengan maksimal dan sesuai target.
“Perkembangan industri migas di Aceh dalam rentang 7 tahun terakhir ini termasuk penambahan wilayah kerja migas yang baru membutuhkan dukungan yang lebih besar lagi termasuk anggaran guna memastikan operasi BPMA berjalan sesuai rencana dalam mencapai target-target kinerja yang sudah ditetapkan bersama,” imbuh Kepala BPMA.
Sementara itu, Nizar Saputra dalam sambutannya menyampaikan komitmennya untuk menjalankan amanah yang diberikan. Ia berjanji akan melanjutkan program-program strategis BPMA yang telah dirintis oleh pimpinan sebelumnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya membangun kerja sama erat dengan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat sebagai langkah utama dalam memastikan keberlanjutan dan keberhasilan industri migas di Aceh.
Nizar juga menegaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, koordinasi yang kuat menjadi kunci utama. “Yang terpenting adalah satu komando,” pungkasnya.