Komparatif.ID, Jakarta— Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil meminta Pemerintah Indonesia untuk serius menangani permasalahan pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke Aceh.
Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja (raker) bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Nasir mengatakan masyarakat Aceh merasa gamang dalam menghadapi permasalahan pengungsi Rohingya yang menyebar di beberapa titik pesisir Aceh seperti Sigli, Aceh Utara, Bireuen.
Menurutnya, ada sesuatu yang ganjil dan banyak hal yang tidak diinginkan terjadi akibat kedatangan pengungsi Rohingya, termasuk kasus perdagangan manusia yang melibatkan beberapa warga Aceh.
“Dulu masyarakat Aceh pernah menerima pengungsi Rohingya dengan tangan terbuka, tapi kini masyarakat menilai ada sesuatu yang ganjil dan banyak hal yang tidak diinginkan terjadi hingga menyeret beberapa warga kami (Aceh) yang ikut terlibat dalam kasus perdagangan manusia” ucap Nasir dalam rapat di ruang Komisi III DPR-RI itu.
Baca juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Bireuen
Nasir mengungkapkan ada seribu lebih pengungsi Rohingya di Aceh. Ia meminta Menkumham mencari solusi yang lebih baik untuk mereka yang terdampar terus-menerus ke Aceh, seperti memindahkan para pengungsi tersebut ke tempat yang memungkinkan dan aman.
Nasir juga menegur pihak organisasi kemanusiaan IOM dan UNHCR yang bertugas di Aceh. Politisi PKS ini menilai organisasi tersebut tidak serius menangani pengungsi Rohingya yang terus berdatangan, serta tidak maksimal membantu penyelesaian permasalahan.
“Bukan masyarakat Aceh tidak menerima melainkan tolong kepada Pemerintah serius dalam menangani permasalahan Rohingya secepatnya bisa dipindahkan saja” ujar Nasir Djamil.
Nasir Djamil mengatakan masyarakat Aceh merasa gamang menghadapi pengungsi Rohingya, alasan kemanusiaan menjadi faktor utama pengungsi diterima, namun ketiadaan sikap serius Pemerintah membuat masyarakat juga khawatir bila diterima malah akan membawa dampak tidak baik.
“Masyarakat kami gamang, di satu sisi mereka menerima karena alasan kemanusia, namun di sisi lain tidak ada sikap yang jelas dari pemerintah terkait kedatangan pengungsi, sehingga mereka memilih menolak,” pungkasnya.