Mukhlis Raih Kegemilangan Bireuen di PORA XIV Pidie

Infografis Mukhlis Takabeya pada ajang PORA XIV 2022 Pidie.

Komparatif.ID, Bireuen—H. Mukhlis berhasil membawa kontingen Bireuen duduk di peringkat 6 klasemen akhir Pekan Olah Raga Aceh (PORA) XIV Pidie. 31 keping medali emas berhasil dibawa pulang ke Bireuen, diikuti 38 keping medali perak, dan 47 medali perunggu.

Bila merujuk hasil PORA XIII Jantho 2018, yang hanya mampu meraih peringkat 19 dari 23 kabupaten/kota–dua medali emas– Bireuen sepertinya tak ada harapan meraih prestasi lebih baik. Aan tetapi hasil PORA XIV Pidie, justru memberikan hasil gilang-gemilang. Kontingen Laskar Batee Kureng, berhasil meraih peringkat 6.

 

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bireuen H. Mukhlis,A.Md, atau yang akrab disapa Teungku Haji, pada akhir Desember 2022 menyebutkan, target masuk 10 besar sudah terlihat masuk akal sejak Pra PORA XIV.

Baca juga: Sekali Lagi, Mukhlis Takabeya Didaulat Pimpin KONI Bireuen

Sesuai hasil Pra PORA Pidie, Bireuen mampu meloloskan 315 atlet pada 31 cabang olahraga yang dipertandingkan di PORA XIV. Berbeda dengan PORA sebelumnya yang hanya dapat mengirimkan 114 atlet dari 19 cabang yang lolos Pra PORA.

Mukhlis yang menakhodai KONI Bireuen untuk periode kedua sejak dipilih secara aklamasi pada Selasa (29/3/2022) memiliki waktu yang cukup mempersiapkan atlet. Ini berbeda sekali ketika mengikuti PORA Jantho, kala itu Mukhlis baru terpilih untuk pertama kali sebagai Ketua KONI empat bulan sebelum perhelatan PORA dimulai.

“Kala itu saya dan tim hanya melanjutkan saja apa yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk mengikuti PORA XIII Jantho. Meski sudah mencoba memberikan dukungan maksimal, Bireuen hanya berhasil membawa pulang 2 keping medali emas,” sebut Mukhlis.

Dengan hanya dapat 2 keping medali emas, Mukhlis tentu tak puas. Bersama Pengurus KONI Bireuen ia mulai membenahi persoalan dari akarnya. Mengapa atlet Bireuen banyak yang gagal Pra PORA? Mengapa mereka tak memiliki mental sangat tangguh di PORA Jantho? Mukhlis melakukan SWOT atas kegagalan di PORA XIII.

Ia menyisir dengan sangat serius strength (kekuatan) Bireuen dan kompetitor. Mempelajari dengan seksama weakness (kelemahan) Bireuen, memperhatikan opportunities (peluang), dan menganalisa threats (ancaman).

Analisa SWOT dilakukan oleh Mukhlis bersama seluruh pengurus KONI Bireuen. Kemudian meramunya dalam program kerja baru.

“Untuk menuju PORA XIV Pidie, kami sudah mempersiapkannya sejak lama. Jadi, bila hari ini Bireuen dapat mencapai peringkat 6 dengan seluruh skuadnya organik, itu tidak dicapai dalam satu malam. Kami sudah berbenah sejak capaian buruk di PORA Jantho,” sebut Mukhlis yang juga Direktur Utama PT Takabeya Perkasa Group.

Target Baru Mukhlis 

Apakah Mukhlis puas dengan capaian tersebut? Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bireuen tersebut mengatakan, mimpi terbesarnya membawa kontingen Kota Juang memuncaki klasemen akhir. Meski untuk mencapai target tersebut membutuhkan kerja sangat keras, dan dukungan anggaran yang tidak kecil. Tapi ia yakin bila impian itu tidak muluk untuk dicapai.

“Di era modern seperti sekarang, anggaran menjadi pilar penting. Tapi bukan satu-satunya penentu prestasi. Masih harus didukung oleh seleksi atlet yang serius, dan pembinaan sistematis. Ketiga pilar itu merupakan kunci sukses KONI Bireuen dalam membina prestasi atlet,” sebut putra almarhum Teungku Cut Hasan Alue Krueb, Peusangan—sekarang Peusangan Siblah Krueng.

Adakah catatan minus pelaksanaan PORA Pidie? Pengusaha jasa kontruksi tersebut mengatakan di mana-mana selalu ada hal-hal yang di luar ekspektasi. Apalagi Pidie yang sudah sempat mengangkat bendera putih dalam menggelar PORA. Tentu terdapat banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan.

Ia tidak mau mengeluh dan mengeritik. Even tersebut sudah selesai. Dengan capaian prestasi yang berhasil digondol atlet Bireuen, ia justru semakin percaya bahwa ke depan target yang harus ditetapkan harus semakin menarik.

Apakah pada PORA mendatang Bireuen menargetkan juara umum? Mukhlis hanya tersenyum. Ia tidak menggeleng, juga tidak mengangguk.

Ia menjelaskan PORA XV 2026 akan digelar di Aceh Jaya, dan prestasi selanjutnya akan seperti apa, sangat tergantung pada kinerja selanjutnya. Ia yang menjabat hingga 2026 berkomitmen meningkatkan prestasi yang telah dicapai.

“kemarin kita nyaris mendapatkan peringkat 4. Tapi disalip di ujung oleh kontingen lain. Minimal targetnya lebih baik lagi dari PORA Pidie. Kuncinya tetap pada tiga hal, ketersediaan anggaran yang mencukupi, yang sangat menentukan lancar tidaknya proses seleksi dan pembinaan. Semoga saja saya dan pengurus lainnya dapat memberikan yang lebih baik kepada Bireuen pada PORA XV di Aceh Jaya,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here