Minyak Nilam Aceh Bernilai Tinggi, BSI Gandeng ARC USK

Suhardi, petani nilam di Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, memanen nilam, Minggu (3/10/2021). Foto: Kompas/Zulkarneini Masry.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Provinsi Aceh dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak nilam terbaik di dunia.Oleh karena itu, PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menggandeng Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala.

Kerja sama antara BSI dan ARC dalam rangka meningkatkan kapasitas pelaku usaha budidaya nilai di Wilayah Aceh.

“Kerja sama ini juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas patchouly oil Aceh yang merupakan komoditas unggulan Indonesia, dan mendukung pemulihan ekonomi  melalui program pemberdayaan,” sebut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, Rabu (28/9/2022).

Perwakilan BSI dan USK melakukan kerja sama pengembangan nilam di Acehs ebagai komoditi berkualitas ekspor unggulan. Kerjasama tersebut diteken pada Rabu (28/9/2022). Foto: Doc. BSI.
Perwakilan BSI dan USK melakukan kerja sama pengembangan nilam di Acehs ebagai komoditi berkualitas ekspor unggulan. Kerjasama tersebut diteken pada Rabu (28/9/2022). Foto: Doc. BSI.

Anton menjelaskan, dalam kerja sama tersebut BSI berperan sebagai pelaksana program UMKM BSI yang ditujukan untuk petani nilam di Aceh. Sedangkan ARC USK sebagai pemberi dukungan agar program UMKM BSI Cluster Minyak Nilam dapat berhasil meningkatkan produksi.

“Saat ini harga minyak nilam Rp500 sampai 600 ribu per kilogram. Dalam satu hektar lahan petani biasanya menghasilkan sampai 200 kilogram minyak nilam. Artinya potensinya sangat besar. Saat ini lahan yang tersedia untuk program tersebut 15 hektar. Target kami akan menyerap 50 orang penerima manfaat,” terang Anton.

Menurut Anton, ARC Universitas Syiah Kuala adalah lembaga yang didirikan untuk mengangkat kembali minyak nilam yang merupakan komoditas unggulan Aceh. Patchouly oil Aceh memiliki sejarah panjang di Aceh sejak zaman Belanda.

Rencananya BSI dan BSI Maslahat akan menyiapkan program khusus untuk mengangkat potensi komoditas nilam Aceh. Produk minyak atsiri  tersebut saat ini dapat dijumpai di UMKM Center BSI di Aceh. Pada tahun 2022 ini, BSI menargetkan produk minyak esensial nilam asal Aceh dapat menjadi komoditas ekspor asal Aceh.

“BSI Maslahat akan terus berkolaborasi  dengan ARC Universitas Syiah Kuala dan  kembali menghidupkan gairah produksi minyak nilam. Harapannya dengan perjanjian kerja sama dengan Univesitas Syiah Kuala melalui ARC dapat mendampingi petani nilam agar mampu bersaing di pasar.” imbuhnya.

Dari data yang ditayangkan oleh ARC USK, Aceh merupakan daerah penghasil  nilam terbaik di dunia, dengan tingkat rendemen tiga persen, dan memiliki kandungan patchouly alcohol (pa) di atas 30 persen. Dengan demikian minyak ini mutlak dibutuhkan dalam industri parfum sebagai bahan fixatif pengikat aroma.

Salah satu Kawasan pengembangan nilam yang telah diupayakan kerja sama yaitu Gampong Kilometer VIII, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara. Pengembangan nilam di sana sudah dimulai sejak September 2019 berkat kerja sama Pemerintah Aceh Utara dan ARC USK.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here