Mina & Kematian Terindah Ustad Manshur

Obituari

Mina ustad manshur
Ustad Manshur sedang memberikan pengarahan kepada jemaah haji Aceh di Tanah Suci. Foto: dikutip dari Facebook Ustad Mansur.

Di Lembah Mina, Ustad Manshur menjemput maut. Ia dipanggil pulang tatkala sedang mendampingi rombongan haji Kloter 7 Embarkasi Aceh (BTJ-07). 

Di antara 1,8 juta jemaah haji dunia tahun 2024, Ustad Manshur, merupakan salah seorang di antaranya. Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, dan Sekretaris Jenderal MPO Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) tersebut bertugas sebagai salah seorang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia.

Lembah Mina yang berada di antara Mekkah dan Muzdalifah, merupakan kawasan padang pasir yang menyajikan panas tiada ampun di siang hari. Matahari membakar utuh kawasan tersebut sepanjang tahun.

Haji 2024 jatuh pada musim panas. Suhu bisa mencapai 39 derajat celcius. Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan bahwa suhu di Arab Saudi pada puncak haji bisa mencapai 48 hingga 50 derajat. Sungguh sangat panas. 

Lembah Mina memang tak ramah. Apalagi bagi manusia dari Indonesia  yang hidup di daerah tropis dan akhir-akhir ini suhu udara meningkat tajam– pernah mencapai 36,2 pada Minggu, 14 Mei 2023,  tapi suhu udara Jazirah Arab jauh lebih panas.

Di tengah lautan manusia, di bawah hujaman terik matahari di Lembah Mina, Ustad Manshur bertugas. Ia dengan tekun membimbing peserta haji dari Serambi Mekkah. Berjalan kaki berkilometer demi menjalan tugas, sekaligus berhaji seperti jamaah lainnya.

Mina tidak pernah ramah. Konon lagi pada musim haji. Manusia yang datang ke sana tidak cukup bila sekadar mengandalkan semangat. Harus dibekali dengan kesehatan badani yang mumpuni. Bila bukan karena kewajiban berhaji bagi yang mampu–fisik dan finansial, serta panggilan imam, sungguh tak ada manusia yang rela berdesak-desakan di dalam “oven” Mina yang membara.

Hari itu, Senin (17/6/2024) sekitar pukul 02.30 WIB, Ustad Mansur meninggal dunia di rumah sakit Mina, setelah sebelumnya ia ambruk saat sedang bertugas. 

Sebelum pergi ia sempat menitip pesan melalui telepon kepada Ketua Kloter/Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) BTJ-07 Dr. H. Abd. Syukur M.Ag., meminta bantuan membimbing jemaah dan membadalkan lontar jamarat atas namanya, serta satu nama jemaah lainnya.

Seorang jemaah haji; Rahmad Idris menulis testimoni tentang sang syuhada haji. Ia menyebutkan bila allahyarham selama di Arafah, ia selalu memegang mushaf Quran. Ustad Manshur selalu mengingatkan jemaah supaya tidak menyia-nyiakan waktu selama di Padang Arafah. Pesan-pesan nasihat ia sampaikan hingga detik-detik terakhir jelang ia ambruk di hadapan jemaah.

Hmm, di Lembah Mina sang ustad pulang ke haribaan Ilahi. Tugasnya di dunia telah selesai. Ia dipanggil pulang saat sedang di Padang Arafah.

Allah memberi keutamaan bagi siapa saja yang meninggal dunia saat sedang berhaji. Ada beberapa keutamaan meninggal dunia saat sedang berhaji.

Imam al-Ghazali dalam Kitab Asrar al-Hajj, mengutip riwayat Al-Hasan yang mengatakan, barang siapa meninggal tepat sesudah Ramadan, perang atau haji, niscaya meninggal sebagai syahid.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa keluar dalam keadaan berhaji, kemudian meninggal dunia, maka ditetapkan baginya pahala haji sampai hari Kiamat. Dan barang siapa keluar dalam keadaan umrah kemudian meninggal dunia, maka ditetapkan baginya pahala umrah sampai hari Kiamat. Dan barang siapa keluar dalam keadaan berperang, kemudian meninggal dunia, maka ditetapkan baginya pahala pejuang sampai hari Kiamat.” (HR Thabrani).

Keutamaan lainnya, orang yang meninggal saat menunaikan haji akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah.

Dan siapa saja yang meninggal dunia pada salah satu tanah haram (Tanah Suci Makkah maupun Madinah), niscaya ia tidak akan dihisab dan tidak akan diperhitungkan perbuatannya, lalu dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga.'” (HR al-Baihaqi).

Labbaika-llâhumma labbaîk, labbaika lâ syarîka laka labbaîk. Innal ?amda wan ni‘mata laka wal mulk. Lâ syarîka lak(a).

Kematian sang cendekia, dicatat dalam kenangan indah koleganya. Di linimasa Facebook, sejumlah orang mengakui bila allahyarham merupakan insan berbudi luhur dan berdedikasi. Ia mencintai Islam dengan tulus.

Selamat jalan, Ustad. Lembah Mina tempat terindah bagimu. Mina telah memilihmu. Saya rindu dan cemburu; ingin seperti engkau, dijemput maut di Tanah Suci, tatkala sedang berhaji.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here