Mengenang Waled Husaini, Ulama Sekaligus Politisi

waled husaini
Allahyarham Waled Husaini (Teungku H. Husaini A. Wahab). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jantho—Teungku H. Husaini A. Wahab –Waled Husaini—telah menutup mata pada Senin (20/5/2024). Semasa hidupnya ia merupakan ulama sekaligus politisi.

Pimpinan Dayah Ruhul Fatayat Waled Husaini lahir 30 Juli 1962. Putra Teungku Abdul Wahab tersebut lahir di Seulimum, Aceh Besar. Ia lahir keluarga ulama Aceh yang dikenal luas.

Masa kecilnya dihabiskan di Dayah Ruhul Fata yang dipimpin oleh ayahnya. Seusai lulus sekolah dasar di Seulimum, dia meudagang ke Dayah Malikussaleh,Panton Labu, Aceh Utara.

Sebagai anak ulama, sekaligus cendekiawan Islam, Waled Husaini sepenuhnya mengabdi untuk dunia pendidikan agama Islam. Dia mendirikan Dayah Ruhul Fatayat.

Baca: Menguak Tabir Pembubaran Provinsi Aceh

Selain sebagai ulama dayah, dia juga anggota DPRK Aceh Besar untuk periode 2004-2009.

Setelah lahirnya perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia di Helsinki, Filandia, 15 Agustus 2005, dibukalah kran pendirian partai politik lokal.

Waled Husaini bergabung dengan Partai Daulat Aceh (PDA) yang diketuai oleh saudaranya Teungku H. Muhibussabry Abdul Wahab. Dia terpilih lagi sebagai anggota DPRK Aceh Besar pada pileg 2014.

Kali ini dia tidak menghabiskan masa kerjanya di DPRK, bersama anggota DPRA Mawardi Ali, mereka maju Pilkada Aceh Besar 2017. Pasangan Mawardi Ali-Teungku Husaini memenangkan kontestasi.

Selama menjadi Wakil Bupati Aceh Besar, ada satu aksinya yang paling monumental yaitu pada Kamis, 8 November 2018, sembari memegang ranting kecil dia menggebrak meja warung kopi, tatkala melihat sejumlah orang masih tetap nongkrong di warkop, meskipun azan Salat Dhuhur sedang berkumandang.

Aksi itu dikecam oleh sebagian orang, tapi juga diapreasi oleh sejumlah orang lainnya.

Tapi hari-hari setelahnya, informasi keretakan hubungannya dengan Mawardi Ali lebih sering menghiasi halaman media massa.

Usai purna tugas sebagai Wakil Bupati Aceh Besar, ia bergabung dengan Partai Demokrat. Di DPD Partai Demokrat Aceh, ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Daerah.

Pada April 2023, Waled ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum Partai Darul Aceh (PDA), setelah Teungku Muhibbusabry mengajukan non aktif. PDA juga menggadang-gadang ia sebagai bakal calon Gubernur Aceh.

Manusia boleh merencanakan, tapi jalan takdirlah yang menentukan. Pada Senin, 20 Mei 2024, Malaikat Izrail menjemput Waled yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Kepergian sang cendekia Islam ke kampung barzah, menghadirkan duka mendalam bagi rakyat Aceh. Kini ia telah pergi, memenuhi takdirnya sebagai hamba Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here