Dalam pesta demokrasi yang baru saja usai, kita telah menyaksikan sebuah langkah besar diambil oleh rakyat Aceh Besar yakni dengan memilih pasangan calon Syech Muharram dan Syukri yang mengusung visi yang luar biasa yaitu “Aceh Besar Bermarwah dan Bermartabat, Adil, Makmur, Sejahtera, dan Bersyariah dalam Bingkai Ahlussunnah Wal Jamaah.”
Namun, kemenangan dalam pemilu hanyalah awal dari perjalanan panjang. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa visi dan misi yang telah diusung benar-benar diwujudkan dalam setiap kebijakan dan langkah pemerintahan ke depan.
Di sinilah peran masyarakat Aceh Besar menjadi sangat penting untuk terus mengawal setiap kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar bermuara pada realisasi visi-misi mulia tersebut.
Visi dan misi yang megah ini akan menjadi sekadar narasi kosong jika tidak diwujudkan dengan kerja keras, strategi yang jelas, dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.
Setidaknya ada 10 misi yang diusung oleh paslon yang maju dari jalur independen ini, mulai dari penerapan syariat Islam hingga percepatan pembangunan infrastruktur berbasis kawasan.
Semua poin ini menggambarkan kompleksitas tantangan yang dihadapi Aceh Besar. Namun, janji kampanye hanyalah langkah awal. Realisasinya memerlukan komitmen nyata dari pemerintah terpilih.
Soal penegakan syariat islam yang adil misalnya, penegakan syariat ini bukan hanya tentang hukum formal, bukan hanya tentang menangkap pelaku maisir, khalwat dan lain sebagainya, tetapi lebih dari itu juga untuk mewujudkan keadilan sosial di tengah masyarakat Aceh Besar.
Kita selama ini sering menemukan kenyataan bahwa penegakan syari’at Islam lebih sebagai tindakan simbolik daripada upaya mewujudkan nilai-nilai esensial dari syariat islam itu sendiri, baik di tengah kehidupan masyarakat maupun di tata kelola pemerintahan agar terciptanya pemerintahan yang bersih dari perilaku korup, adil terhadap semua kalangan dan melayani masyarakat dengan pelayanan terbaik sebagaimana yang dikehendaki oleh ajaran Islam.
Pemerintah terpilih perlu memastikan bahwa pendidikan, kebudayaan, dan syiar Islam benar-benar mencerdaskan, menyadarkan dan memberdayakan masyarakat, bukan sekadar menjadi rutinitas simbolik, tapi lebih dari itu bermuara pada terciptanya tatanan masyarakat yang berkemajuan dan berkeadilan untuk semua alias rahmatan lil alamin.
Hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian ekstra yaitu soal pembangunan pertanian dan kedaulatan air. Pada dasarnya Aceh Besar memiliki potensi besar di sektor agraris, tetapi kemandirian pangan hanya bisa dicapai jika petani diberi akses terhadap teknologi modern, ketersediaan air dan juga dapat dipastikan dapat terdistribusi secara merata, dan pasar yang adil.
Terkait persoalan air ini Aceh Besar punya tantangan yang harus diselesaikan secara mendesak, kita selama ini melihat bahwa telah terjadi krisis air yang sangat parah terutama di kawasan Lhoknga dan sekitarnya, bukan hanya untuk kebutuhan pertanian tapi juga ketersediaan air bersih untuk konsumsi, tentu kita berharap pemerintah harus menjadikan isu ini prioritas utama sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terus ditingkatkan secara perlahan.
Pembangunan daerah tertinggal, pesisir, perbatasan, dan daerah terisolir seperti Pulo Aceh misalnya adalah hal lainnya yang harus menjadi pusat perhatian pemerintah Aceh Besar di bawah komando Syech Muharram.
Jika tidak, disparitas sosial-ekonomi akan terus menjadi masalah kronis. Infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan layanan kesehatan harus segera diperbaiki.
Aspek lain yang juga butuh perhatian besar adalah soal keadilan dan kelestarian lingkungan hidup, Aceh Besar harus berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Proyek pembangunan tidak boleh mengorbankan ekosistem yang menjadi penopang kehidupan masyarakat.
Akhir-akhir ini kita menemukan kenyataan yang sangat menyayat hati, misalnya banyak proyek pembangunan perumahan yang justru mengancam dan merusak areal sawah produktif petani, ini akan menjadi bom waktu jika tidak ditata dan ditertibkan dengan baik, bukan tidak mungkin ke depan petani kita akan kehilangan mata pencaharian karena lahan mereka sudah berubah menjadi komplek perumahan.
Ini tentunya sangat kontraproduktif dengan visi besar Syech Muharram untuk mewujudkan kemandirian pangan di Aceh Besar.
Selain itu soal pembangunan ekonomi daerah dan UMKM juga harus mendapat perhatian khusus. Industrialisasi lokal dan pemberdayaan UMKM harus diarahkan semaksimal mungkin untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing. Tanpa ini, pertumbuhan ekonomi hanya akan dinikmati oleh segelintir orang.
Namun, sebagai warga Aceh Besar kita semua harus menyadari bahwa mewujudkan visi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua kita harus terlibat, semua kita bertanggung jawab, artinya semua elemen di Aceh Besar mulai dari ulama, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat umum, harus terlibat aktif.
Baca juga: Syeh Muharram dan Kekagetan Demokrasi Aceh
Pemerintah harus membuka ruang dialog dan kolaborasi untuk memastikan semua program berjalan sesuai harapan.
Selain itu, partisipasi masyarakat diperlukan dalam mengawasi jalannya pemerintahan. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama tata kelola pemerintahan.
Rakyat Aceh Besar tidak boleh pasif, kritik yang konstruktif dan pengawasan yang ketat adalah kunci untuk menjaga agar pemerintah tetap berada di jalur yang benar.
Karena sejatinya kepemimpinan itu adalah tentang menyatukan visi rakyat menjadi kenyataan. Bupati terpilih harus menunjukkan integritas dan komitmen tinggi dalam menjalankan tugasnya. Mengelola Aceh Besar bukan hanya soal memenuhi target, tetapi juga tentang membangun kepercayaan rakyat.
Kita semua tentu berharap, pemerintahan mendatang benar-benar menjadi pemerintahan yang “bermarwah dan bermartabat,” bukan sekadar slogan. Dukungan dan kritik dari semua pemangku kepentingan harus dilihat dan disikapi secara positif dan diterima dengan lapang dada.
Artinya pemerintahan di bawah bupati terpilih tidak boleh anti kritik, karena hanya dengan kepedulian semua pihak dan pemerintahan yang inklusif Aceh Besar akan menjadi lebih baik dan keberhasilan Aceh Besar adalah keberhasilan kita semua.
Sebagai warga Aceh Besar, kita boleh berbeda pilihan politik, tetapi dalam visi untuk Aceh Besar yang lebih baik, kita harus bersatu.