Mengapa Baru Sekarang Hamas Menyerang Israel?

Mengapa baru sekarang Hamas menyerang Israel
Warga Palestina mengibarkan bendera sambil berdiri di atas tank serdadu Israel yang rusak akibat terkena serangan Hamas di timur Khan Younis. Foto: AP Photo.

Komparatif.ID, Jerussalem—Mengapa baru sekarang Hamas menyerang Israel? Lalu apa yang akan dilakukan selanjutnya? Joe Macaron, seorang analisis dan konsultan geopolitik yang fokus mengamati Timur Tengah, menyebutkan tiga alasan mengapa baru sekarang Hamas menyerang Israel.

Dalam tulisan panjangnya di situs berita Aljazeera, yang disitat Komparatif.Id, Kamis (12/10/2023) Joe Macaron menyebutkan, serangan yang dilakukan pada Sabtu (7/10/2023) ke wilayah Israel dilatarbelakangi oleh kepentingan politik yang menyangkut beberapa hal.

Serangan besar-besaran tersebut telah direncanakan setidaknya dua tahun. Ada pula yang menyebutkan beberapa bulan sebelumnya. Itu pendapat yang disampaikan oleh petinggi Hamas.

Baca: Gaza di Bawah Serangan Mortir dan Artileri

Serangan besar-besaran yang menyasar hingga jauh ke jantung Israel telah memakan ribuan korban. Tidak sedikit yang disandera. Termasuk serdadu Israel. Pemerintah pendudukan Israel balik menyerang Gaza, yang merupakan daerah yang telah sangat lama menderita di bawah “penjara” Israel.

Hal yang mengejutkan, besarnya serangan Hamas dan dampak yang ditimbulkan, belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan tersebut membuat Israel terkejut. Mereka seperti tak percaya bila Hamas bisa bertindak sangat agresif.

Secara umum Hamas punya alasan mengapa menyerang Israel. Karena terjadinya perubahan dinamika regional, dan meningkatnya agresi Israel ke wilayah Palestina. Termasuk sangat membatasi akses ke Al-Aqsa.

Serangan besar-besaran telah berhasil membuat Israel tahu diri. Itu tujuan jangka pendek. Tapi untuk tujuan jangka panjang, mengapa baru sekarang Hamas menyerang Israel?

3 Alasan Mengapa Baru Sekarang Hamas Menyerang Israel

Pertama, Pemerintah Sayap Kanan Israel mengizinkan kekerasan pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki menyebabkan. Kebijakan tersebut melahirkan rasa putus asa di kalangan warga Palestina; dan meningkatnya tuntutan untuk mengambil tindakan. Pada saat yang sama, meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan ini mengharuskan pemindahan pasukan Israel dari selatan ke utara untuk menjaga permukiman. Hal ini memberi Hamas pembenaran sekaligus peluang untuk menyerang.

Kedua, kepemimpinan Hamas merasa harus mengambil tindakan karena percepatan normalisasi Arab-Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, proses ini semakin mengurangi pentingnya isu Palestina bagi para pemimpin Arab yang menjadi kurang tertarik untuk menekan Israel mengenai masalah ini.

Jika kesepakatan normalisasi Saudi-Israel tercapai, hal ini akan menjadi titik balik dalam konflik Arab-Israel, yang mungkin menghilangkan peluang lemahnya solusi dua negara. Hal ini juga merupakan bagian dari perhitungan Hamas.

Ketiga, Hamas semakin berani setelah berhasil memperbaiki hubungannya dengan Iran. Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan ini harus mempertimbangkan kembali posisi politik yang mereka ambil setelah Arab Spring pada tahun 2011, dalam menentang Iran dan sekutunya, rezim Suriah.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa dia secara pribadi terlibat dalam meningkatkan hubungan antara Hamas dan Damaskus. Delegasi Hamas mengunjungi Damaskus pada bulan Oktober 2022 dan kepala biro politiknya Ismail Haniyeh melakukan perjalanan ke Beirut pada bulan April dan Teheran pada bulan Juni. Bulan lalu, Nasrallah menjamu Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad al-Nakhalah dan wakil kepala biro politik Hamas Saleh al-Arouri.

Demikian alasan yang diajukan oleh Joe Macaron mengenai mengapa baru sekarang Hamas menyerang Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here