Maulid Nabi di Aceh, 3 Bulan Kenduri untuk Rasul Tercinta

Warga Gampong Rukoh dan undangan, Sabtu (22/10/2022) menikmati hidangan kuliner pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Maulid nabi, merupakan cara orang Aceh mayoritas bermazhab Syafii mengenang kelahiran Nabi Muhammad. Selama tiga bulan;  dimulai pada 12 Rabiul Awal, kenduri makan bersama digelar di mana-mana.

Watee buleuen mulod tanyoe meukhanduri, keu pangulee Nabi Muhammad rasul mulia.

Demikian salah satu bait syair dikee maulid nabi yang dibacakan setiap kali tim dikee tampil pada hari maulid. Dalam syair itu tersurat pesan bahwa melakukan kenduri pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad merupakan sebuah aktivitas yang penuh kemuliaan.

Baca juga: Maulid Nabi, Sejarah dan Hukumnya

Lazimnya umat Islam beraliran Sunni di seluruh dunia, peringatan kelahiran Nabi Muhammad disambut dengan gegap gempita. Digelar berbagai aneka rupa kegiatan seperti pembacaan syair syair kemuliaan Nabi melalui salawat, qasidah burdah, barzanji, ceramah, hingga pengadaan kenduri (sedekah makanan) untuk masyarakat.hanya saja di Aceh—seperti sudah dituliskan di atas—pelaksanaannya sangat lama. Bergonta-ganti antar satu dusun ke dusun lain.

Warga Gampong Rukoh dan undangan, Sabtu (22/10/2022) menikmati hidangan kuliner pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.
Warga Gampong Rukoh dan undangan, Sabtu (22/10/2022) menikmati hidangan kuliner pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Dimulai dari bulan Rabiul Awal (Mulod), Rabiul Akhir (Adoe Mulod) dan Jumadil Awal (Seuneulheuh Mulod) dengan identitas utama yaitu kanduri mulod (kenduri maulid).

Di Aceh Besar dan sekitarnya—termasuk juga Pidie– kanduri mulod diadakan di rumah masing-masing sejak pagi hingga siang hari, dan meunasah menjadi sentra peringatan puncak maulid menjelang sore hari. Ditutup dengan ceramah maulid pada malam hari. Sepanjang maulid, suara dikee molod (zikir salawat) menggema di setiap sudut kampung.

Pada sebagian daerah lainnya seperti Bireuen dan Aceh Utara, kenduri maulid dipusatkan di meunasah/masjid, yang digelar dari pukul 11.00 WIB sampai jelang salat Dhuhur. Di sana masyarakat berpuas diri menikmati ragam kuliner yang dominan daging. Bila masih ada yang tidak habis dimakan, diperbolehkan membawa pulang untuk keluarga di rumah.

Pada malam hari digelar tabligh akbar (dakwah islamiah) dengan acara utama pidato selama satu jam. Dimulai sekitar pukul 21.00 WIB dan berakhir pukul 00.00 WIB.

Kembali ke topik maulid, setiap warga yang mengadakan kenduri di rumah, umumnya menyedekahkan bu kulah (Nasi yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk piramida, termasuk nasi minyak, yang sangat khas), disertai lauk-pauk, terutama daging. Hidangan tersebut disusun di atas talam dan dibungkus dengan kain kuning. Orang Aceh menyebutnya idang. Kemudian, idang diantar ke meunasah untuk disantap secara massal oleh masyarakat pada waktu yang telah ditentukan.

Warga Gampong Rukoh dan undangan, Sabtu (22/10/2022) menikmati hidangan kuliner pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Masyarakat yang hadir biasanya dari kampung tetangga yang berada dalam satu mukim. Jika kanduri diakan lebih besar, undangan bisa meluas ke kecamatan hingga kabupaten. Mereka yang hadir dalam kanduri mulod adalah undangan secara khusus dari kampung yang menyelenggarakan. Seperti kanduri mulod yang diadakan oleh Gampong Rukoh, Darussalam, Banda Aceh pada Sabtu (22/10/2022).

Ketua Pemuda Gampong Rukoh Basri Effendi, pihak gampong mengundang 30 perwakilan desa se-Banda Aceh.

Warga Gampong Rukoh dan undangan, Sabtu (22/10/2022) menikmati hidangan kuliner pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Komparatif.ID/Syah Reza Ayub.

Beberapa pihak yang tidak memahami secara utuh maulid, sering menyorot makanan yang tidak habis dimakan di tempat. Mereka menyebutnya mubazir. Padahal kalau mereka jeli, sesungguhnya tidak ada makanan terbuang. Karena dalam tradisi maulid, makanan yang tidak habis disantap, disuruh bawa pulang ke rumah.

Dengan anjuran demikian, maka saat ini di beberapa tempat di Aceh, makan bersama di lokasi maulid hanya formalitas saja. Warga hanya makan dua suap, kemudian langsung membungkusnya dan membawa pulang. 15 menit sejak panitia mempersilakan makan, acara sudah selesai. Panitia menyediakan kantong plastik sebagai wadah pengunjung menaruh makanan yang dibawa pulang.

Peringatan Maulid sudah menjadi tradisi yang mengakar dalam masyarakat Islam. Bagi masyarakat Aceh, sosok Nabi Muhammad sangat istimewa, sehingga ekspresi kecintaan kepadanya diwujudkan dengan kenduri maulid dalam waktu yang lama; agar ingatan kepadanya terus abadi. Jika dilacak dalam sejarah, tradisi peringatan maulid Nabi Muhammad SAW hingga melibatkan instansi pemerintahan dan masyarakat luas diawali oleh dinasti Fatimiyah pada abad 12 M, dan turun temurun menjadi budaya Islam hingga saat ini.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here