Komparatif.ID, Bireuen— Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) menggelar Muktamar pertama di Dayah Mudi Mesra Samalanga pada Minggu (19/3/2023).
Muktamar yang dihadiri oleh pengurus Tastafi Pusat dan kabupaten kota se-Aceh serta luar Aceh, mengambil tema “Memperkuat Pemahaman Tauhid, Fikih dan Tasawuf dalam rangka menjaga Aqidah dan Amaliah Ummat”.
Acara tersebut dimulai dengan tausiyah oleh pendiri dan pembina Majelis Tastafi, Syaikh H Hasanoel Basri (Abu Mudi). Sekretaris Umum Majelis Tastafi Pusat, Dr. Tgk Muntasir A. Kadir mengatakan bahwa Muktamar ini sangat penting untuk diselenggarakan sebelum bulan Ramadan, karena tujuannya adalah untuk mengokohkan soliditas pengurus Tastafi dalam menyukseskan agenda dan program organisasi.
Sekretaris Umum Majelis Tastafi Pusat, Dr. Tgk Muntasir A. Kadir mengatakan, Muktamar ini penting diselenggarakan sebelum ramadhan karena sejumlah pertimbangan. Tgk Muntasir mengatakan Muktamar ini bertujuan mengokohkan soliditas pengurus Tastafi dalam menyukseskan agenda-agenda dan program organisasi.
“Selain tausyiah Abu Mudi, Muktamar ini akan membahas agenda program-program Tastafi dan evaluasi kinerja kepengurusan yang sudah berjalan dan agenda kedepan serta pemilihan ketua baru, “ ujar Tgk Muntasir yang juga pimpinan Dayah Jami’ah Al-Azziyah ini.
Baca juga: Mengenang Prof. Muhibuddin Waly, Guru Besar Naqsyabandiyah
Muktamar ini juga membahas program-program Tastafi dan evaluasi kinerja kepengurusan yang telah berjalan, serta agenda ke depan dan pemilihan ketua baru.
Abu Mudi dalam tausiyahnya menegaskan bahwa Muktamar ini penting untuk menjaga aqidah umat dari aliran sesat yang selalu ingin melemahkan. Selain itu, Abu Mudi juga mengharapkan agar Majelis Tastafi dapat memperkuat ekonomi Syari’ah di Aceh.
“Kalau kita lemah dalam dakwah ini, maka kita harus memahami bahwa aliran-aliran sesat selalu ingin melemahkan aqidah ummat selalu semangat dalam agenda mereka, “ ujar Abu Mudi.
Dalam kesempatan ini, diharapkan agar pengajian Tastafi dapat sampai ke pelosok desa bahkan mancanegara, sehingga semakin banyak umat yang dapat memahami pemahaman tauhid, fikih, dan tasawuf untuk menjaga aqidah dan amaliah ummat.
Sejumlah ulama hadir dalam Muktamar ini, Tgk. H. Faisal Ali yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh yang juga pengurus Tastafi, Abah Sayed Mahyeddin, Abiya Anwar Usman ,Tgk H Faisal Abdullah Aceh Jaya, Waled Jafar Lhoknibong, Tgk. H. Muhammad Amin (Ayah Cot Trueng, Waled Jafar Tangse.
Selain itu, ikut juga dihadiri Tgk H. Rasyidin Ahamad (Waled Nura), Tgk Zahrul Mubarrak (Abi Mudi), Abati Syakya, Waled Munir Kiran, Abah Zarkasyi, Dr. Tgk. Jabbar Sabil, MA, Dr. Tgk. H. Muhammad Hatta (Abiya Hatta), Waled Muhibban, Tgk H. Jarjani (Abiya Utue), Waled Jalaluddin Krueng Geukueh, Abi Muhammad Aceh Besar dan sebagainya.
Selain itu juga dihadiri Ketua Umum Rabithah Thaliban Aceh (RTA) Tgk Marbawi Yusuf, Ketua Umum Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD).