Lek Jhon merupakan salah seorang penjaja es krim yang sudah melegenda di Kota Banda Aceh. Nama asli Lek Jhon yaitu Hermanto. Umurnya sudah senja; 60 tahun. Tapi semangatnya mencari rezeki tak pernah patah.
Lek Jhon lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tahun 1963. Hermanto menghabiskan masa kecil hingga remaja di daerah yang terkenal sebagai salah satu sentra penghasil tembakau di Indonesia. Klaten merupakan tempat diproduksinya tembakau rajangan dan asepan.
Tahun 1985, Hermanto memilih merantau bersama abang dan teman-temannya. Mereka berangkat ke Banda Aceh demi mengadu peruntungan. Pada usianya yang ke 23, Hermanto meninggalkan kampung halaman tercinta yang sangat indah dan tidak begitu jauh dari Gunung Merapi.
Baca: Iwan Dukun, Preman Besar Pendukung Aceh Merdeka
Kisah tentang Lek Jhon ditulis oleh Dr. Rustam Effendi di beranda Facebook-nya. Dosen dan Pengamat Ekonomi yang berkhidmad di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menulis kisah tersebut pada Kamis (21/9/2023).
Setibanya di Banda Aceh, Hermanto dan rombongan kecil bekerja apa saja yang penting halal. Ada yang menjadi pedagang bakso, ada yang menjual gorengan. Hermanto muda memilih menjajakan es krim keliling.
Sebagai penjaja es krim keliling, tempat mangkalnya tidak pasti. Selalu berpindah-pindah. Dari satu sekolah ke sekolah lain. Bahkan ia keluar masuk perkampungan di Kota Banda Aceh.
Salah satu tempat paling sering dia mangkal yaitu SD Negeri 20 Banda Aceh. Di sana dia telah berdagang selama 30 tahun. Telah bertemu dan berkenalan dengan banyak murid SD. Bahkan tidak sedikit dari murid-murid itu yang telah jadi orang.
Mungkin dari sanalah lahir panggilan Lek Jhon. Lek Jhon merupakan pedagang es krim yang ramah. Dia melayani anak-anak dengan sangat baik. Seringkali dia menggratiskan es krim untuk anak-anak yang tidak punya uang, atau anak-anak yang uang jajannya sudah habis membeli kudapan lain.
Lek Jhon Sangat Mencintai Aceh
Dia juga sering membantu anak-anak menyeberang jalan saat lalu lintas padat. Semua itu dilakoni dengan riang gembira.
Kini usianya sudah sepuh. 60 tahun merupakan batang umur yang telah tinggi. Lek Jhon tetap seperti dulu. Mendorong gerobak es krim buatannya sendiri, menyusuri jalan sembari menawarkan jajanan es krim kepada siapa saja. Senyumnya selalu mengembang; ramah adalah ciri khasnya sedari dulu.
Bila waktu salat tiba, dia berhenti di masjid terdekat. Menunaikan salat sembari beristirahat sejenak. ciri khas lainnya dari pria ramah tersebut yaitu selalu berpenampilan rapi.
Lek Jhon sangat mencintai Aceh. Dia sangat nyaman tinggal di Serambi Mekkah. Bagianya, Aceh telah menjadi kampung halaman sendiri. Di sinilah dia membangun cita-cita sembari membina rumah tangga. Mencari rezeki dan membesarkan anak-anak.