Komparatif.ID, Bitung—Laskar Manguni yang merupakan sebuah organisasi masyarakat berbasis adat di Sulawesi Utara, menolak aksi damai solidaritas untuk Palestina yang digelar oleh kelompok muslim di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).
Aksi solidaritas untuk Palestina yang digelar oleh kelompok-kelompok Islam dan yang bersimpati kepada perjuangan rakyat Palestina, ditolak oleh Laskar Manguni yang anggotanya berasal dari kelompok mayoritas di Bitung. Mereka mengklaim aksi solidaritas untuk Palestina merupakan dukungan terhadap terorisme.
Penolakan oleh kelompok ormas tersebut, dilakukan secara terbuka. Berupa aksi massa dan turun ke jalan, dan langsung memprovokasi massa. Sembari mengibarkan bendera Israel, laskar tersebut memprovokasi peserta aksi solidaritas untuk Palestina. Provokasi yang dilakukan seusai unjuk rasa solidaritas untuk Palestina, berujung bentrok.
Baca: Israel Tidak Punya Masa Depan di Timur Tengah
Dalam surat pemberitahuan kepada Polres Minahasa, Michael Rempowatu selaku Ketua DPW Ormas Adat Manguni Makasiouw, menyebutkan mereka akan turun dengan kekuatan lebih kurang 100 orang, dengan menggunakan 3 unit roda empat dan 45 unit roda dua.
Mereka turun ke jalan dengan tujuan menuntut pihak kepolisian untuk tidak mengizinkan diselenggarakannya aksi damai solidaritas untuk Palestina. Menurut mereka aksi mendukung Palestina akan menganggu ketertiban nasional, dan bentuk dukungan kepada Hamas yang mereka sebut sebagai kelompok teroris.
Michael juga meminta polisi menangkap penanggung jawab aksi solidaritas untuk Palestina yang sudah digelar pada 27 Oktober 2023 karena ikut membentang spandung bertuliskan Orang Bodoh pasti Akan Mendukung Israel.
Michael juga meminta polisi menertibkan penggunaan pengeras suara di TPQ Aerujang, Kelurahan Girian Permai, yang menurut mereka sangat menganggu masyarakat setempat. Menurut Micahel, seharusnya pengeras suara tidak digunakan di sana karena bukan masjid.
Surat yang dikirimkan pada 22 November 2023, ternyata bukan aksi damai. Kelompok Laskar Manguni justru melakukan provokasi terhadap aksi damai solidaritas untuk Palestina. Mereka tidak dapat menutup diri sebagai pendukung Israel, karena ikut membawa bendera Israel dan mengibar-kibarkan saat aksi itu berlangsung.Bentrokan pun tidak dapat dihindari.
Dalam video amatir yang beredar, massa yang mengenakan uniform Laskar Manguni serta membawa senjata tajam, mengeroyok seorang peserta aksi dukungan untuk Palestina. Bentrokan tidak dapat dihindari. Umat Islam dan anggota LSM Laskar Manguni akhirnya bertarung di jalanan.
Dilansir detikSulsel, Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa mengatakan insiden berawal saat salah satu ormas merayakan HUT ke-12 di wilayah GOR Dua Saudara, Bitung, Sabtu (25/11/2023) sore. Tommy menyebut acara HUT itu telah memperoleh izin dari pihaknya.
“Awal mulanya itu dari salah satu LSM yaitu masyarakat adat yang melaksanakan HUT yang ke-12 yang dilaksanakan di GOR Dua Saudara, itu dengan tema kedaulatan pangan dan kebangkitan ekonomi lokal,” kata AKBP Tommy dilansir detikSulsel.
Tak lama kemudian, massa aksi bela Palestina melintas di lokasi. Hingga akhirnya diduga muncul kesalahpahaman yang berujung bentrokan.
Pernyataan Kapolres Bitung berbanding terbalik dengan surat pemberitahuan aksi yang disampaikan oleh DPW Laskar Manguni. Di dalam surat itu jelas disebutkan aksi mereka berupa upaya menolak kegiatan kampanye soldidaritas untuk Palestina.
Disadur dari: detik, depokraya, dan sumber -sumber independen lainnya.