Sepak bola dan kontroversi seperti perempuan dan segenap aksesoris kecantiaknnya. Tanpa kontroversi, sepak bola merupakan olahraga yang setara dengan sepak takraw, kriket; sekadar menarik.
Kontroversi dalam dunia sepak bola merupakan hal paling seksi dari olahraga tersebut.Kita tentu tahu gol Tangan Tuhan yang dilesakkan oleh Diego Armando Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986. Berkat gol “ilegal” tersebut Argentina melaju ke semifinal dan Inggris harus angkat koper.
Tahukah Anda? Bola yang dipakai Maradona pada laga tersebut laku terjual 3 juta poundsterling atau Rp52,3 miliar. Angka yang fantastis!
Baca: Messi Setelah Menaklukkan Sejarah
Sebagai olahraga nomor satu di dunia, sepak bola senantiasa menyajikan tontonan yang menarik, trik, intrik,sensasi dan kontroversi. Bahkan konspirasi kerap hadir di sana.
Sepak bola telah berkembang begitu pesat mengikuti perkembangan zaman, namun yang pasti di sepanjang sejarah perkembangannya tetap saja sepakbola tidak luput dari hal-hal keliru yang menimbulkan kemarahan, salah satunya yaitu yang melibatkan wasit. Keputusan wasit seringkali menjadi sorotan utama dalam pertandingan.
Kontroversi itu meliputi banyak hal mulai penalti yang diberikan atau tidak diberikan, gol offside yang disahkan, gol onside yang dibatalkan, kartu merah yang mungkin dianggap terlalu berat atau terlalu ringan, serta keputusan-keputusan lain yang memengaruhi jalannya pertandingan.
Hal ini berlaku sama baik di dunia internasional, maupun di kancah sepak bola Tanah Air. Seperti yang mewarnai laga PSPS Vs Semen Padang Fc, laga Persiraja melawan PSMS.
Bahkan tidak jarang karena keputusan kontroversialnya, beberapa wasit memilih berhenti dari profesinya, dikenai sanksi, hingga mendapat ancaman pembunuhan dari fans fanatik.
Di dunia internasional kita mengenal nama-nama wasit yang populer dengan masalah-masalah yang diciptakannya sebut saja Tom Henning Ovrebo yang terkenal karena “keberpihakannya” kepada Barcelona saat melawan Chelsea pada semifinal UCL 2009.
Selain itu ada nama Anthony Taylor yang menjadi wasit yang paling tidak disukai oleh fans. Ia dianggap sebagai salah satu wasit terburuk di Inggris karena banyak keputusan kontroversialnya. Terbaru Ia membuat keputusan yang kontroversial di pertandingan final Europa League antara Sevilla melawan AS Roma musim lalu.
Kontroversi Wasit & Mafia
Sebagai manusia sejatinya kesalahan dalam pengambilan keputusan adalah hal yang bisa dikatakan manusiawi, sehingga akhir-akhir ini diperkenalkan teknologi VAR untuk meminimalisir kesalahan wasit dalam sebuah pertandingan.
Namun semaksimal apapun upaya untuk mengurangi kesalahan yang berujung perbalahan itu tidak akan berarti apa-apa jika memang ada pihak yang terlibat dalam sepak bola yang menginginkan bahkan mengatur agar keputusan yang diambil wasit menyalahi laws of the game-nya sepak bola sehingga kontroversi tetap tidak bisa dielakkan.
Baca: Demi Ibu Zulfiandi Istirahat dari Sepak Bola
Kita masih ingat peristiwa Calciopoli yang menggemparkan dunia sepakbola Italia bahkan dunia secara keseluruhan yang berujung didegradasikannya Juventus yang tak terkalahkan di Italia ke seri C.
Artinya kontroversi bukan semata terjadi karena faktor human erornya wasit sebagai manusia tapi ada juga yang terjadi karena keterlibatan wasit dalam jaringan mafia yang “menghancurkan” sepakbola.
Ya demikianlah sepakbola, tidak di Indonesia yang memang iklim sepakbolanya masih jauh dari kata maju, di kompetisi sekelas UCL yang katanya kompetisi terbaik di dunia bahkan di piala dunia sekalipun tetap saja kontroversi dari keputusan wasit tidak bisa dilepaskan dari sepakbola.
Apapun itu, secanggih apapun teknologi yang digunakan tetap saja sepak bola tidak bisa dilepaskan dari hal-hal yang tak sepatutnya terjadi, bahkan sepak bola akan kehilangan salah satu daya tariknya jika saja perdebatan tidak ada di sana.
Semoga saja perbalahan yang terjadi di sepakbola Indonesia akhir-akhir ini bukanlah kesalahan yang lahir dari pesanan dan campur tangan mafia sepak bola.