Komparatif.ID, New Delhi—Konflik di Manipur, India, antara suku Meitei dan Kuki di Negara Bagian Manipur, India, kembali terkuak ke publik. Dua perempuan Kuki diperkosa beramai-ramai oleh lelaki Meitei di depan publik pada 4 Mei 2023 di Kota Imphal, ibukota Manipur.
Pemerintah India yang dikomandoi Perdana Menteri Narendra Modi, tidak bereaksi atas konflik di Manipur. Modi baru bersikap tatkala sebuah cuplikan video amatir tentang penyiksaan dan pemerkosaan itu viral di media sosial.
Dalam cuplikan video konflik di Manipur yang viral pada Rabu (19/7/2023) memperlihatkan dua perempuan masing-masing berumur 21 dan 42 tahun diarak ke lapangan oleh sejumlah lelaki dari suku Meitei. Mereka ditelanjangi, diraba-raba, kemudian diperkosa. Setelah pemerkosaan beramai-ramai itu, keduanya dibunuh. Adik lelaki si perempuan turut dibunuh oleh para pelaku.
Baca: Janda India, Tak Pantas Hidup & Diusir dari Keluarga
Kejadian itu terjadi lembah Distrik Thiubal, tempat mayoritas suku Meitei bermukim. Di kawasan itu, suku Kuki merupakan minoritas.
Kekerasan berujung pemerkosaan dan pembunuhan tersebut terjadi sehari setelah kerusuhan yang melibatkan kedua suku di Manipur. Pada Selasa (3/7/2023) meledak kerusuhan yang dipicu aksi protes suku Kuki yang melawan upaya Meitei menjadi suku khusus di sana dengan beberapa kewenangan. Selama ini Meitei terus berupa diakusi sebagai suku resmi, sekaligus dapat membeli tanah di wilayah-wilayah yang selama ini ditempati oleh suku Kuki di lereng-lereng perbukitan, serta dapat diterima sebagai pegawai negeri.
Suku Kuki menilai keinginan-keinginan suku Meitei yang didukung oleh pemerintah setempat merupakan upaya untuk mendiskriminasikan secara lebih kuat kelompok minoritas tersebut. Sebagai penganut Kristen di lembah itu, Kuki seringkali menjadi sasaran kekerasan pemerintah yang didominasi oleh Meitei dengan dalih pemberantasan narkoba.
Buntut unjuk rasa tersebut, menyebabkan komunitas Meitei bergerak melakukan kekerasan. Mereka membakar rumah-rumah penduduk dan memukuli Kuki. 800 sampai 1000 orang dilaporkan melarikan diri ke hutan. Sebagian diselamatkan oleh polisi. Akan tetapi dalam perjalanan, di bawah perlindungan polisi, dua perempuan diambil paksa dan dibawa ke lokasi yang berjarak dua kilometer dari kantor polisi.
Di sanalah kedua perempuan itu ditelenjangi, diseret ke lapangan, digerayangi, dipukuli, diperkosa, dan kemudian dibunuh. Ayah korban juga dibunuh. Di antara pelaku terhadap anak-anak di bawah umur. Para pelaku belia tersebut diperkirakan berumur 15 tahunan.
Polisi Diamkan Konflik di Manipur
Kasus kekerasan dan pemerkosaan itu dilaporkan ke polisi, tapi tidak mendapatkan tanggapan. Bahkan pemerintah mematikan internet di kawasan itu, sehingga kekerasan penuh kebrutalan di Manipur sangat terlambat tersiar ke luar.
Perdana Menteri India Narendra Modi baru memberikan pernyataan setelah kasus pemerkosaan akibat konflik di Manipur tersebut viral di media sosial dan tersampaikan ke berbagai negara.
Pasca viralnya peristiwa tersebut, publik India marah. Para penggiat HAM dan pendukungnya berteriak. Massa bergerak ke rumah pelaku. Polisi Manipur buka suara. Mereka mengatakan sedang melakukan penelusuran.
Komitmen polisi dipertanyakan. Karena pada 18 Mei 2023, laporan tentang kekerasan itu telah dilaporkan kepada polisi. Tapi hingga dua bulan setelahnya tidak seorangpun ditangkap. Konflik di Manipur seolah-olah dibiarkan saja karena Meitei secara politik berafiliasi dengan Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Modi. Partai itu mengusung konsep ultra hinduisme.
Secara keyakinan, mayoritas suku Meitei menganut agama Hindu. Sedangkan Kuki mayoritas beragama Kristen.
Sumber rujukan: wionews, BBC, CNN, the guardian.