Komunitas Perempuan Menari Siap Pentaskan Renggana di GKJ

Komunitas Perempuan Menari (KPM) akan menggelar pertunjukan tari Renggana pada Sabtu (4/11/2023) di Gedung Kesenian Jakarta. Foto: Ho for Komparatif.ID.
Komunitas Perempuan Menari (KPM) akan menggelar pertunjukan tari Renggana pada Sabtu (4/11/2023) di Gedung Kesenian Jakarta. Foto: Ho for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jakarta— Setelah sukses menggelar pentas Dayana Dwipantara tahun lalu, Komunitas Perempuan Menari (KPM) akan kembali menghiasi panggung seni dengan pertunjukan kelima mereka yang bertajuk Renggana.

Renggana direncanakan berlangsung pada Sabtu (4/11/2023) mendatang di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Meskipun diwarnai oleh situasi pandemi, semangat tinggi dan tekad untuk melestarikan budaya Indonesia tetap membara dalam diri para anggota komunitas ini.

Komunitas Perempuan Menari telah menjadi penggerak utama dalam penyelenggaraan pertunjukan seni tari tahunan sejak tahun 2018. Semua dimulai dengan pertunjukan Seloka Swarnadwipa, yang disusul oleh Pesona Timur pada tahun 2019, serta Genderang Swargabhumi pada tahun 2020.

Meski dihadapkan pada situasi pandemi, pertunjukan Genderang Swargabhumi juga berhasil dipentaskan secara virtual.

Renggana, nama yang menjadi tema besar pertunjukan ini, berasal dari bahasa Sansekerta yang dapat diartikan sebagai ‘Perempuan Pujaan.’ Nama ini juga mencerminkan sifat perempuan yang setia, welas asih, dan penyayang.

Lebih dari itu, Renggana memiliki karakter yang menyukai tantangan, kepribadian luwes, menginginkan kedamaian, serta kesepadanan intelektual dengan pasangannya.

Penata Tari KPM Supriyadi Arsyad menjelaskan dalam pertunjukan Renggana, perempuan akan menduduki peran sentral. Ia akan menggambarkan berbagai sisi dari kehidupan perempuan, baik sebagai ibu, istri, maupun dalam konteks yang lebih luas.

Ini menunjukkan komitmen mereka untuk merayakan kekuatan dan keindahan perempuan dalam berbagai peran dalam masyarakat.

 Baca juga: Pengaruh Syiah dalam Sastra Tulis dan Seni Tari Aceh

Pentas Renggana akan terdiri dari dua sesi yang berbeda. Sesi pertama akan memuat tarian repertoar yang mencakup berbagai budaya, seperti tarian tradisional Palembang, Jawa, Betawi, dan Ambon.

Kemudian pada sesi kedua akan melibatkan semua penari yang akan turun bersama-sama di “tarian garapan”. Saat sesi kedua berlangsung, Aylawati Sarwono akan membacakan Pasal 6 Gurindam 12 karya sastra Raja Ali Haji. Ini akan memberikan sentuhan khusus yang membedakan pentas Renggana dari pentas-pentas sebelumnya.

Pentas Renggana bukan hanya sekadar pertunjukan seni tari, tetapi juga merupakan wujud dari keinginan para perempuan yang mencintai budaya untuk berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia.

“Renggana adalah bentuk penghargaan kami dan panggung untuk menyampaikan pesan cinta terhadap budaya Indonesia,” ujar ketua pelaksana Renggana Marina Joy melalui siaran resmi yang dikutip pada Sabtu (28/10/2023).

Marina berharap dengan pertunjukan Renggana, perempuan Indonesia semakin sadar tentang pentingnya melestarikan dan merayakan budaya Indonesia.

Komunitas Perempuan Menari (KPM) dibentuk pada 6 Januari 2018, dan terdiri dari 100 perempuan dengan beragam profesi dan usia. Sejak 2018, KPM secara rutin menggelar pertunjukan tari tahunan yang mengangkat nilai-nilai tradisi Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here