Kisah tentang joroknya turis India diperbincangkan di Twitter. Mulai yang makan suka-suka di dalam kamar hotel, hingga yang berak di atas kasus. Sejumlah mantan pekerja house keeping berbagi pengalamannya di X.
Saat ini, publik Indonesia mengenal India dengan sebutan Prindavan. Meski bukan sebutan resmi, tapi di media sosial dan perbincangan di ruang publik, Prindavan lebih populer ketimbang nama aslinya; Hindustan, India, ataupun Bharat.
Di mata publik Indonesia, India terkenal jorok. Banyak video street food di Youtube yang merekam betapa publik India tidak mengenal kebersihan. Seluruh makanan yang dijual dan direkam, dikerjakan asal jadi, dan tidak sedikitpun menjaga higienitas dalam kacamata orang luar. Mereka juga tidak ramah.
Baca: Secangkir Espresso Robusta di Negeri Lamno
Tapi, pemandangan yang ditampilkan dalam video-video independen para vlogger, tidak mewakili keseluruhan India. Setidaknya demikian keterangan yang disampaikan oleh pegiat wisata India.
Disitat dari laman Tripadvisor, Minggu (15/10/2023) sejumlah pegiat wisata memberikan keterangan. Saat diajukan pertanyaan how dirty is India? Mereka mengatakan tidak semua tempat jorok. Daerah-daerah kumuh bukan kawasan wisata. Bahkan ada desa paling bersih di Asia.
Jitender yang bermukim di New Delhi, mengatakan pertanyaan how dirty is India, seringkali diajukan kepada dirinya oleh turis luar. Dia menjelaskan banyak kesalahpahaman tentang India.
“Tidak semua tempat jorok. Bahkan yang jorok itu bukan tujuan wisata. Semua tempat wisata kami bersih,” katanya.
Pendapat serupa disampaikan Barnav, seorang pria yang tinggal di Assam.Dia menyebutkan daerah kumuh di pinggiran Delhi, Agra, Mumbai, Kochi memang kotor, tapi ini belum tentu merupakan tempat wisata. Sebaliknya, India memiliki salah satu tempat terbersih di Asia. Desa di negara bagian Meghalaya).
Turis India Berak di Kasur
Tapi bagi housekeeping hotel-hotel di Indonesia, turis India merupakan dilema. Kehadiran turis India kerap merepotkan. Selain dikenal pelit, bau badan mereka menyengat. Sering membuat masalah, bahkan sampai berak di atas Kasur.
Kisahnya, seorang housekeeping sebuah hotel di Jakarta, dibuat naik pitam karena ulah sepasang tamu hotel. Pasangan asal India itu membuat kondisi kamar sangat jorok.
Saat housekeeping itu masuk untuk membersihkan kamar, dia menemukan satu tumpuk tahi di atas Kasur, serta berlembar-lembar tisu yang berlumuran kotoran manusia.
Si pembersih kamar merekam kejadian itu dan melaporkannya ke manajemen hotel. Si tamu tersebut dipanggil. Si pria turis India itu mengaku tak sanggup lagi menahan aspirasi lubang anus karena istrinya di dalam kamar mandi. Dia terpaksa buang hajat di atas kasur.
Cerita lainnya, turis-turis India seringkali tidak membersihkan toilet setelah menggunakannya. Mereka tidak menge-flush toilet setelah digunakan.
Bukan hanya di kamar hotel, kelakukan yang sama juga dilakukan di toilet-toilet di mall. Bila sudah digunakan oleh mereka, maka orang selanjutnya harus bekerja ekstra.
Selain itu, wisatawan India juga memiliki bau badan menyengat. Kemungkinan mereka jarang mandi. Kegemaran mengonsumsi bawang mentah, terpapar asap dupa, seringkali dianggap sebagai pemicu bau yang tidak segar bagi indera cium warga Indonesia yang memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari.
Perihal air besar, mungkin ada kaitannya dengan ketidakbiasaan orang India menggunakan toilet di negaranya. Mereka secara umum boker di kebun kosong, di jembatan, di parit-parit. Toilet merupakan “aib” bagi warga India secara umum.
Surat kabar The Hindu Business Line, menyebutkan jika ada peringkat negara-negara dalam hal kepatuhan terhadap standar sanitasi dan kebersihan, dapat dipastikan bahwa India berada di peringkat terbawah.
Beberapa waktu lalu, seorang anggota parlemen Inggris, Lucy Ivimy, dikabarkan pernah mengatakan bahwa masyarakat India tidak tahu cara membuang sampah dan merupakan bawaan sejak lahir.