Kiat Menjaga Pernikahan Makin Harmonis

pernikahan
Sepasang pengantin mandari sedang berbahagia dengan pakaian istimewa. Foto: Pixabay.

Pernikahan merupakan tahapan selanjutnya yang diidamkan dalam sebuah hubungan dua insan berbeda jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan yang saling jatuh cinta, pasti menempatkan cita-cita hidup bersama dalam ikatan pernikahan.

Orang-orang normal, selalu mendambakan pernikahan yang bahagia. Menikah, memiliki anak, mencari nafkah, mengasuh anak, membangun hubungan baik dengan keluarga pasangan, hingga akhirnya menghabiskan masa tua bersama. Demikianlah impian ideal tatkala sepasang anak manusia bercita-cita membangun rumah tangga.

Akan tetapi, banyak pula pasangan yang akhirnya memilih bercerai setelah membina rumah tangga. Bahkan ada pasangan yang bercerai di fase tua. Tatkala usia mereka telah mencapai setengah abad.

Baca: 15 Tips Pernikahan Langgeng Sampai Mati

Ada juga yang cerai, rujuk-cerai rujuk, hingga akhirnya memilih berkomitmen menjalin hubungan dalam bahtera rumah tangga dengan alasan ingin fokus membesarkan anak.

Pernikahan tidak seindah komik Doraemon. Tidak semudah Nobita yang bila butuh apa saja tinggal minta kepada Doraemon. Pernikahan juga tidak seperti hubungan nobita dan Shizuka, yang satu suka berbuat sesuka hati, dan satu lagi pasif sembari terus memaklumi. Pernikahan tidak selebai itu, Kawan.

Kiat Merawat Pernikahan

Ada beberapa kiat yang dapat dipergunakan dalam mengarungi samudera pernikahan menggunakan bahtera keluarga. Antara lain sebagai berikut;

  1. Bersyukur Telah Memiliki Satu Sama Lain

Umumnya sebuah pernikahan di era modern, merupakan hasil dari pertemuan dua insan pada sebuah moment, jatuh cinta, merajut hubungan tanpa status legal, dan kemudian berkomitmen menikah. Dari sebutan mama dan papa secara informal, kemudian menjadi formal karena telah diikat oleh akad di depan penghulu.

Apa yang meski kita lakukan setelah akad suci dilangsungkan? Bersyukurlah bahwa telah memiliki satu sama lain. Satu dan lainnya diikat oleh komitmen “bersertifikat” yaitu buku nikah. Lengkap dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal paling penting dipahami; bahwa pernikahan tersebut merupakan pilihan yang dipilih secara sadar. Pasangan yang ada di samping merupakan sosok yang dipilih dari rentang panjang perjalanan masa muda yang membara dengan kobaran api asmara.

  1. Selalu Komunikasi

Pasanganmu bukan algoritma internet yang dapat memahami semua hal berdasarkan perilaku harianmu. Pasanganmu adalah manusia yang memiliki keunikan, kekurangan, dan kelebihan.

Pahami pula bahwa pasangan merupakan manusia yang butuh sosialiasi. Dia butuh teman curhat, teman bercanda, teman mendiskusikan masalah, teman mencari solusi. Atau teman merencanakan masa depan. Semua itu butuh komunikasi menggunakan mulut, mata, telinga, hidung, dan indera peraba.

Baca: Murni M. Nasir; Aktivis yang Kuliah 14 Tahun

Bila telah bertahun-tahun kamu membisu di depan pasangan, maka perbaikilah kekeliruan tersebut. Karena bila dia telah pergi, segala ratapmu tidak akan lagi berguna. Benar bahwa kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga. Tapi tetap saja sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.

  1. Jadilah Pendengar yang Baik

Dalam menjalani biduk rumah tangga, akan selalu ada masalah. Baik yang timbul di dalam, maupun di luar. Pasangan seringkali ingin curhat. Maka jadilah pendengar yang baik. Pendengar yang baik terkadang cukup sebagai pendengar yang pasif. Tapi, sering juga perlu menjadi pendengar yang dapat memberikan insight.

  1. Saling Menghormati

Siapakah yang lebih mulia antara perempuan dan laki-laki? Lelaki merupakan imam dalam keluarga. Tapi perempuan bukan budak. Perempuan tidak bisa mengimami salat, tapi seringkali bisa menjadi panglima ekonomi dalam sebuah keluarga.

Suami sering putus asa dan akhirnya tidak melakukan apa pun tatkala berhadapan dengan kegagalan. Tapi berapa banyak istri yang berdiam diri atas kegagalan suami? Dengan cintanya yang maha luas, istri akan berjibaku dengan waktu dan keadaan.

Intinya di dalam sebuah pernikahan, saling menghormati merupakan salah satu kunci demi tercapainya rumah tangga yang langgeng. Saling menghormati bukan berarti tidak ada pemimpin di dalam rumah tangga. Hal tidak dikehendaki yaitu lahirnya rumah tangga yang dipimpin oleh lelaki bebal, dan perempuan tak tahu diri. Rumah tangga ideal menghendaki keseimbangan.

  1. Pasangan Kita Adalah Prioritas

Mengapa kamu memilih si A sebagai pasangan dalam membina rumah tangga? Karena di istimewa di matamu. Mengapa dia menerima kamu sebagai pasangannya di dalam pernikahan? Karena kamu istimewa. Maka, selalu sediakan ruang prioritas untuk pasanganmu.

  1. Saling Membantu

Tugas dan tanggung jawab dalam sebuah rumah tangga telah diatur sedemikian rupa. Meski demikian, seringkali—demi merawat cinta—saling meringankan beban masing-masing merupakan salah satu kiat meneguhkan rasa di dalam dada. Ada tugas istri, ada tugas suami. Upayakan selalu ada tugas bersama. Tapi ingat, untuk urusan di luar yang berkaitan dengan pekerjaan, beri batasan yang jelas. Jangan sampai penentuan kepala dinas –bila kamu pemimpin eksekutif—ditentukan oleh pasanganmu. Karena tugas itu telah dibebankan oleh negara kepada baperjakat. Bila pasanganmu bersedia membantu sampai ke sana, bilang saja sudah ada baperjakat.

Demikian juga di institusi militer, kepolisian, dan kejaksaan. Jangan sampai keterbukaan dalam saling membantu, memberikan ruang kepada pasangan menentukan karir bawahan, yang seharusnya ditentukan oleh seperangkat aturan yang telah disusun.

  1. Minta Maaf

Jangan gengsi untuk minta maaf. Tak ada kehormatan yang runtuh saat meminta maaf kepada pasangan. Kapan harus minta maaf? Saat kamu melakukan kesalahan, atau saat kamu tidak dapat memenuhi keinginan pasangan, yang menurut kamu tidak perlu dipenuhi. Ada permintaan maaf yang tidak membutuhkan alasan, ada pula yang membutuhkan alasan.

  1. Saling Percaya

Dalam sebuah pernikahan, kepercayaan merupakan salah satu kunci utama. Dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar. Jangan sampai saat mandi pun dompet dan hape dibawa ke kamar mandi.

9. Date Night Berdua

Sediakan waktu bersama. Berkunjunglah tempat-tempat romantis. Bila kami orang sibuk, matikan saja telepon selularmu selama kalian ngedate. Habiskan waktu berdua. Percayalah, saat kalian pulang, akan ada energi baru menyertai.

  1. Bila Marah, Bertengkarlah

Terkadang kita perlu meluapkan kemarahan. Maka bertengkarlah. Tapi ingat, bukan pertengkaran yang membabi buta. Pertengkaran kecil saja. Menyampaikan uneg-uneg saat bertengkar seringkali membuat perasaan menjadi lega.

Ingat, bertengkarlah secara sopan. Jangan hina pasangan. Jangan caci maki, dan jangan saling meminta bayar apa yang telah diberi. Cukup marah saja. Bagaimana caranya? Ikuti terus artikel terbaru dari Komparatif.ID.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here