Kemenlu RI Terus Kawal Investasi India di Sabang

Investasi India di Sabang
Kemenlu RI akan mengawal rencana investasi India di Sabang. Foto Pelabuhan CT3 Sabang. Disitat dari situs BPKS.

Komparatif.ID, Jakarta—Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) tetap berkomitmen mengawal investasi India di Sabang. Demikian disampaikan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas (BPKS) Junaidi,M.T, Sabtu (15/7/2023).

Junaidi menyebutkan rencana investasi India di Sabang telah mendapatkan titik temu sejak 2018. Komitmen investasi India di Sabang telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Republik Indonesia dengan India. MoU ini langsung diinisiasikan oleh Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu). Salah satu kesepakatan dalam kerjasama tersebut adalah program pengembangan dan peningkatan ekonomi Aceh-Andaman dan Nicobar.

Junaidi mengatakan, demi menyambut semangat dan harapan yang besar dari rakyat Aceh, Kemenlu begitu serius dan antusias menggarap kerjasama ini. Sehingga pada Tahun 2019, Kemenlu menghasilkan Plan of Action (PoA) terdiri dari 6 Working Group (WG). Tak hanya sampai di situ, Kemenlu terus mendesak program kerjasama ini agar dapat terlaksananya investasi India pada pengembangan dermaga CT3 Pelabuhan Sabang sebagai pelabuhan transhipment.

Baca: Investasi India di Sabang Terancam Batal

“Dalam hal ini, sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut, Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) menindaklanjuti pembahasan lanjutan untuk pengembangan kawasan Sabang bersama RITES India.  BPKS dan RITES  India menyepakati untuk melakukan studi kelayakan program pengembangan CT3 Pelabuhan Sabang, dimulai dari persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga monitoring evaluasi kegiatan nantinya. Dalam menyiapkan studi ini RITES juga melibatkan pihak Perguruan Tinggi untuk memperoleh data dan analisa yang mendukung,”terang Junaidi.

Pengembangan CT3 Pelabuhan Sabang berorientasi sebagai bagian pelabuhan transhipment di Barat Indonesia dengan fasilitas yang lengkap, terdiri dari infrastruktur pelabuhan berupa gedung administrasi, gudang, bangunan perawatan/pemeliharaan, tower kontrol pelabuhan termasuk fasilitas peralatan navigasi lengkap, dan fasilitas lainnya, juga fasilitas layanan pelabuhan dan pelayanan kargo yang akan masuk pelabuhan.

Pembahasan studi yang dilakukan BPKS dan RITES terkait pengembangan Dermaga CT3 Pelabuhan Sabang telah sampai pada titik penyelesaian studi kelayakan. Hasil studi sudah dirilis pihak India dalam rapat yang diselenggarakan di kementerian Luar Negeri Indonesia. Diskusi akan terus mengejar hingga mencapai tujuan bersama dalam membangun Sabang, khususnya dalam bidang pengembangan pelabuhan yang berstandar internasional.

Berdasarkan hasil studi juga disampaikan bahwa untuk pengembangan pelabuhan kargo (transhipment) di Sabang ini sangat strategis dan memiliki beberapa special case, dapat disebutkan sebagai keuntungan besar dan menekan biaya pembangunan dikarenakan lokasi dermaga yang secara natural berada di kolam yang memiliki kedalaman untuk  mampu melayani kapal kargo berukuran besar tanpa khawatir terjadi sedimentasi di area kolam, hal ini jelas tidak membutuhkan biaya tambahan untuk pengerukan atau perawatan kolam.

“Beruntungnya lagi, posisi pelabuhan yang direncanakan di Sabang ini merupakan jalur sutranya perdagangan wilayat timur barat, tepatnya di lintasan area selat Melaka, tentunya akan memberi deviasi besar pada waktu dan jarak tempuh kapal dari/ke tujuan.

Jarak dan waktu yang relatif pendek, jelas memberi profit yang lebih besar. Sebagai pertimbangan besar juga, kemacetan lalu lintas di Sabang ini juga lebih stabil dibandingkan dengan pelabuhan hub tetangga yang sudah jenuh dan sibuk. Sebagian besar kargo transshipment India yang ditujukan ke pelabuhan kawasan ini akan memiliki keunggulan jarak jika pelabuhan Sabang dipertimbangkan,” katanya antusias.

Lebih lanjut Junaidi menjelaskan, rapat yang dilaksanakan di Kemenlu RI sebagai Focus Group Discussion (FGD) pengembangan pelabuhan Sabang telah mempersentasikan hasil studi kelayakan yang telah dikerjakan BPKS dan RITES India menjadi momen penting, FGD tersebut tentu tidak dapat dipersepsikan sebagai kebijakan final.

Junaidi menyampaikan pihaknya akan segera menindaklanjuti dari hasil rapat tersebut. “Segala masukan dalam rapat tersebut memerlukan detail lanjutan baik dari India maupun Indonesia serta membutuhkan pendalaman dan kajian lebih lanjut,” ujar Junaidi.

Upaya yang telah berjalan sejauh ini tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dari berbagai pihak. Hakikatnya, kerjasama dan investasi India di Sabang ini menjadi harapan baru dan tentunya juga sebagai harkat martabat Indonesia yang terpilih sebagai wilayah yang begitu layak dan berpotensi dalam berbagai aspek yang memberikan profit tinggi bagi kesejahteraan daerah.

Senada dengan Junaidi, anggota DPR RI Rafli Kande juga mengharapkan hal yang sama. Dalam Rapat Paripurna DPR RI lalu ia menyebutkan bahwa investasi India di Sabang menjadi harapan baru bagi Aceh untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia dalam kemandirian daerah. “Upayakan agar hasil diskusi dapat mencarikan solusi yang menguntungkan bagi Kawasan Sabang, pro dan kontra harus menjadi energi untuk mendalami segala permasalahan,” tutur Rafly.

Dalam mencapai tujuan ini, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan stakeholder lainnya memberikan dukungan dan terus mengawal agar program investasi di Sabang ini dapat terlaksana sesuai ketentuan dan terselesaikan sesuai rencana awal.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here