Kala Soeharto Pertama Kali Tunaikan Haji, Berkali-kali Cium Hajar Aswad

soeharto tunaikan ibadah haji pertama kali
Presiden Indonesia Soeharto, saat sedang berada di Mekkah, pada musim haji tahun 1991. Foto: Arsip Negara.

Komparatif.ID,Jakarta—Sejak menjadi Presiden Indonesia, butuh 25 tahun bagi Soeharto dapat menunaikan ibadah haji. Ia pun berkali-kali berkesempatan cium hajar aswad. Sebuah pengalaman spiritual istimewa bagi mantan Pangkostrad tersebut.

16 Juni 1991 merupakan hari bersejarah bagi Presiden Soeharto dan Siti Hartinah (Tien Suharto). Untuk pertama kalinya mereka menjejakkan kaki di Mekkah al Mukarramah. Kedatangan Presiden Indonesia Soeharto dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Kedatangan kepala negara tersebut disambut oleh Gubernur Mekkah Amir Abdul Majid bin Abdul Azis.

Baca: Inggit Garnasih, Cinta dan Luka Karena Sukarno

Bagi Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Presiden Soeharto adalah tamu negara, meski ia dalam rangka menunaikan rukun Islam yang kelima.

Bukan hanya disambut di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Presiden Soeharto dan rombongan juga dijamu makan malam oleh Raja Fadh bin Abdul Azis Al-Saud, pada hari ke-10. Jamuan makan malam tersebut berlangsung di Istana Al Salam, Jeddah, 25 Juni 1991.

Meski berstatus Presiden Republik Indonesia, pada pelaksanaan wukuf di Arafah, Harto tidak mau diistimewakan. Ia meminta ditempatkan bersama dengan Jemaah haji asal Indonesia di bawah tenda-tenda yang ramai.

Dalam reportase Majalah Amanah nomor 131 tahun 1991, diceritakan bila keinginan menunaikan haji Pak Harto dan Tien sudah ada sejak 25 tahun sebelumnya. Tapi tidak dapat ditunaikan karena dia harus membangun Indonesia.

Keinginan berhaji dan mencium hajar aswad telah ada sejak Pelita I. Akan tetapi demi bangsa dan negara, baru dapat ditunaikan pada Pelita V.

Istimewanya lagi, meskipun Presiden, Harto kala itu tidak mengambil jalur VIP. Ia memilih berhaji melalui jalur biasa.

“Sebagai muslim saya wajib menunaikan ibadah haji, dan untuk itu saya memilih haji biasa dengan maksud agar ibadah saya lebih khusyuk,” kata Soeharto kala itu.

Pun demikian, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak tinggal diam. Mereka tetap memberikan pelayanan khusus, seperti fasilitas keamanan, demi lancarnya pelaksanaan tawaf, syai, wukuf, melontar jumrah, dan rukun-rukun haji lainnya.

Keamanan dari Arab Saudi baru tidak diberikan maksimal, ketika Soeharto melempar jumratul ula. Pengamanan diambil alih oleh Jemaah haji Indonesia.

Kyai H. Kosim Nurzeha, selaku pembimbing ibadah keluarga Soeharto, mengisahkan selama tawaf, Soeharto dan Tien berkali-kali mendapatkan kesempatan mencium hajar aswad, salat sunah di Multazam, dan tempat-tempat spesial seperti maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Raudhah, dan lainnya.

Kamis, 27 Juni 1991, pukul 09.45 WIB, Pesawat Garuda Boing 747 mendarat mulus di Apron Selatan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Inilah kloter pertama jemaaah haji Indonesia, kloter 97, yang mendarat di Tanah Air. Kloter ini merupakan Jemaah haji DKI Jakarta dan Pusat.

Anggota kloter ini terdiri dari 25 keluarga Presiden Soeharto, termasuk Panglima ABRI Jenderal Try Sutrisno, Mensesneg Moerdiono, Kyai H Kosim Nurzeha,dan lain-lain.

Jemaah haji tersebut disambut oleh Wapres Soedharmono dan istri, Menhankam L.B. Mordani, Mendagri Rudini, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Sumber: Harian Kompas dan Majalah Amanah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here