Komparatif.ID, Banda Aceh— Aceh membutuhkan pemimpin yang cerdas dan berintegritas untuk mengatasi tantangan pembangunan daerah yang semakin berat. Hal ini disampaikan oleh Presidium Korp Alumni HMI (KAHMI) Aceh, Dr. Syaifullah Muhammad saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) IV KAHMI Banda Aceh, Minggu (5/2/2023).
Dalam sambutannya, Syaifullah menekankan bahwa KAHMI harus membantu pemerintah daerah dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan memberikan masukan dan peringatan terkait pembangunan.
Aceh memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah yaitu 2,79% dibandingkan rata-rata nasional 5,72%. Pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan hanya 4-5% dan hampir semua produk Aceh berbentuk komoditas tanpa proses pengolahan, sehingga tidak ada nilai tambah. Angka kemiskinan di Aceh juga relatif tinggi yaitu 14,64% dibandingkan nasional 9,57%.
“Aceh tidak kurang orang pintar. Tapi pintar saja tidak cukup. Kepintaran harus sinergi dan menjadi energi gerak perubahan. Kita tidak perlu superman, yang kita butuhkan adalah super team yang mampu bekerja efektif dan efisien,
Gubernur harus mampu menjadi hub, sekaligus penggerak agar semua dinas sinergi dengan sumber daya dan program masing-masing. Program yang dilaksanakan harus berdampak langsung pada indikator pembangunan seperti penurunan kemiskinan dan lain-lain,” ujar Syaifullah.
Syaifullah juga menjelaskan bahwa faktor-faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, sosial budaya, dan penguasaan teknologi dan inovasi. Gubernur harus mampu menjadi penggerak agar dinas-dinas sinergi dengan sumber daya dan program masing-masing. Strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dibutuhkan untuk melakukan terobosan dan meminimalisir angka kemiskinan.
“Harus ada strategi yang tepat, komitmen, dan keberanian serta kecepatan dalam melakukan terobosan. Sehingga kemiskinan tidak terkesan sengaja dilanggengkan.
Jangan dengarkan atau tempatkan orang bodoh dalam struktur pelaksana. Kebodohan akan menyebabkan anggaran pembangunan menjadi mubazir dan tidak tepat sasaran. Akibatnya dana habis, rakyat sengsara” ujar Syaifullah yang juga merupakan Direktur Direktorat Bisnis dan Dana Lestari Universitas Syiah Kuala.
Baca juga: [Infografis] BPS: Perekonomian Aceh Tumbuh 5,60 Persen
KAHMI: Wadah Berhimpun Cendekia
Syaifullah mengharapkan pemerintah untuk menggerakkan industri pengolahan agar Aceh bisa mendapatkan nilai tambah dan peningkatan PDB. Aceh dulu memiliki industri besar dan strategis seperti Arun, Pupuk Asean, dan Pabrik Kertas, namun lupa mempersiapkan industri kecil di level masyarakat. Oleh karena itu, Syaifullah berharap agar pemerintah menggenjot industri pengolahan di Aceh dan mempersiapkan sumber daya manusia dengan baik.
Secara keseluruhan, Syaifullah meminta agar pemerintah Aceh memilih pemimpin yang cerdas, berani, berintegritas, dan mampu mensinergikan tim kerja. Hal ini akan membantu dalam mengatasi tantangan pembangunan daerah dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat Aceh.