Komparatif.ID, Banda Aceh—Budidaya ikan bandeng di Aceh mengalami peningkatan volume produksi serta peningkatan nilai produksi dari tahun 2010 sampai 2020. Demikian disajikan dalam statistik yang ditayangkan di situs KKP.
Berikut data volume produksi dan nilai produksi bandeng di Aceh selama 10 tahun, yang diakses oleh Komparatif.id dari laman KKP, Rabu (18/5/2022).
Tahun Volume Produksi Nilai Produksi
2010 20.454,80 272.487.686
2011 16.746,80 251.202.000
2012 18.492,30 295.876.800
2013 20.530,00 315.768.921
2014 23.914,10 373.190.273
2015 24.930,75 393.447.645
2016 30.537,00 586.835.465
2017 8.708,84 147.971.866
2018 19.805,32 441.277.765
2019 32.723,14 630.565.000
2020 40.259,88 849.733.071
Ikan bandeng mempunyai kadar omega 3 enam kali lipat dibandingkan dengan ikan salmon, tuna, dan sarden. Ikan bandeng juga mempunyai kadar protein, vitamin B, dan nutrisi yang lebih tinggi.
Sehingga menurut kandungan nutrisi, ikan bandeng lebih superior dibandingkan ikan salmon.
Dikutip dari Wikipedia, ikan bandeng (chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus tambahan yang dilaporkan pernah ada namun sudah punah).
Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish). Dalam Bahasa Aceh disebut eungkot geumuloh, atau muloh.
Bandeng hidup di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadang kala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda disebut nener dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm) bandeng dijual dalam keadaan segar atau sudah dibekukan. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Di Aceh ikan bandeng merupakan ikan yang telah dibudaya secara luas. Salah satu daerah yang paling terkenal dengan bandengnya adalah kabupaten Bireuen. Sepanjang pesisir Selat Malaka, mulai dari Samalanga hingga Geurugok.
Di Bireuen ikan bandeng menjadi salah satu khas daerah. sajian muloh tumeh, muloh asam keu-eung, muloh teucr’ah, muloh panggang, merupakan kuliner primadona di bekas daerah yang menjadi modal utama Indonesia mempertahankan eksistensinya ketika upaya aneksasi kembali oleh Belanda.