Komparatif.ID, Banyumas— Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perang Rusia-Ukraina penyebab utama kelangkaan pupuk. Hal itu ia ungkapkan saat bertemu petani di Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024).
“Dalam situasi perang, pupuk menjadi langka dan mahal karena sulitnya bahan baku keluar dari Rusia dan Ukraina. Ini fakta, bukan sekadar omong kosong,” ujar Jokowi di hadapan para petani di Banyumas.
Jokowi menjelaskan pemerintah berupaya untuk menanggulangi kelangkaan dengan berbagai cara, termasuk berupaya agar bahan baku cukup tersedia. Namun, tantangan muncul ketika harga bahan baku pupuk di Rusia-Ukraina tinggi, sehingga harga jualnya di dalam negeri juga ikut melonjak.
“Ini adalah tantangan bagi kita. PT Pupuk Indonesia adalah perusahaan, jika bahan bakunya mahal, maka harganya juga akan tinggi. Kita berupaya mengatasinya, termasuk dengan mempermudah pembelian pupuk menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP),” tegas Jokowi.
Baca juga: Presiden Dukung Petani Gunakan Pupuk Organik
Pemerintah Siapkan Rp14 T Untuk Subsidi Pupuk
Untuk mengatasi kesulitan para petani menghadapi masa panen, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah telah mempersiapkan 1,7 juta ton pupuk. Selain itu, ia juga meminta Menteri Pertanian dan Menteri Keuangan untuk mengajukan tambahan subsidi sebesar Rp14 triliun.
“Kemudian subsidi, saya sudah meminta ke Menteri Pertanian, Menteri Keuangan untuk mengajukan tambahan subsidi sebesar kurang lebih Rp14 triliun,” ungkapnya.
Dalam interaksi langsung dengan petani, Jokowi turut mendengarkan keluhan terkait infrastruktur pertanian. Salah satu petani, Sartono, menyampaikan keluhan tentang dangkalnya saluran irigasi yang mempengaruhi hasil pertanian.
Menyikapi hal ini, Jokowi langsung menginstruksikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk menangani permasalahan irigasi tersebut.
“Pengairan itu kan irigasinya sudah dangkal, jadi minta syukur secepat mungkin pendangkalan itu dikeruk kembali dari mulai atas sana sampai ke bawah,” ucap Sartono.
Mendengar penjelasan petani, Jokowi menegaskan komitmennya untuk mendukung para petani dan memastikan infrastruktur pertanian berfungsi optimal.
Jokowi juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meninjau kegiatan tanam padi di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Dengan melihat langsung proses tanam padi, Jokowi berharap produksi beras nasional dapat meningkat pada masa panen mendatang.
“Di Desember kita tanam 1,4 juta (hektare), di Januari 1,7 juta hektare, kemudian di Februari 1,4 juta hektare sehingga kita harapkan ada peningkatan produksi beras kita di masa panen di bulan Maret-April yang akan datang,” ungkap Jokowi.