Komparatif.ID, NY— Meta, perusahaan induk Instagram, meminta maaf secara resmi setelah terjadi insiden kontroversial akibat kata “teroris” muncul dalam bio profil beberapa pengguna Instagram Palestina.
Menurut Meta, insiden ini disebabkan oleh sebuah bug dalam sistem terjemahan otomatis.
Masalah ini pertama kali dilaporkan oleh 404media dan berdampak pada pengguna yang memiliki kata “Palestina” di bio profil mereka yang ditulis dalam bahasa Inggris, emoji bendera Palestina, dan kata “alhamdulillah” dalam bahasa Arab.
Terjemahan otomatis mengakibatkan frasa tersebut diartikan sebagai: “Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka.”
Pengguna TikTok dengan nama YtKingKhan memposting masalah ini, dan menimbulkan reaksi negatif dari warganet. Banyak yang mempertanyakan bagaimana kesalahan semacam ini bisa terjadi dan mengharapkan penjelasan dari Meta.
Setelah video tersebut menjadi viral di platform Tiktok, Instagram segera mengatasi masalah tersebut dan memperbarui terjemahan otomatisnya sehingga frasa “Alhamdulillah” tidak lagi diartikan sebagai “teroris.”
Juru bicara Meta menyatakan bahwa masalah ini telah diperbaiki pada awal pekan ini dan meminta maaf kepada para pengguna yang terkena dampaknya. Meskipun Meta telah mengatasi masalah terjemahan otomatis ini, masih ada kekhawatiran mengenai bias digital yang mungkin ada di dalam algoritma mereka.
Baca juga: Mengapa Baru Sekarang Hamas Menyerang Israel?
Instagram Bias Digital
Mengutip theguardian.com, Jumat (20/10/2023) Fahad Ali, sekretaris Electronic Frontiers Australia yang juga warga Palestina, mengatakan Meta perlu lebih transparan mengenai penyebab terjadinya insiden ini dan bagaimana mereka akan mencegahnya terulang di masa depan.
“Ada kekhawatiran nyata mengenai bias digital yang merasuk dan kita perlu mengetahui dari mana bias tersebut berasal,” ujarnya.
Ketika membahas isu moderasi konten, Ali menyatakan bahwa Meta harus lebih transparan dalam menjelaskan kebijakan moderasinya. Banyak orang merasa tidak tahu di mana Meta menarik garisnya, dan apakah akun-akun warga Palestina benar-benar menjadi sasaran atau ditutup tanpa alasan yang jelas.
Selama konflik Israel-Hamas, Meta dikecam karena tuduhan penyensoran terhadap konten yang mendukung Palestina di platformnya. Meta memblokir atau menyensor konten yang mendukung Palestina, yang mengakibatkan konten tersebut memiliki kemungkinan lebih kecil untuk muncul di feed user lain.
Dalam sebuah postingan blog, Meta membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi konten berbahaya yang menyebar di platform mereka.
Namun, ada pengakuan bahwa ada bug lain yang mempengaruhi jangkauan reel dan postingan yang dibagikan ulang di Instagram Stories, yang tidak hanya terkait dengan konten tentang Israel dan Gaza.