Ini Cara Menggunakan Sumpit Dengan Baik dan Benar!

Ini cara menggunakan sumpit. Foto: Marco Devon/Studio South Korea.

Masakan China, Jepang, hingga Korea mulai jamak ditemui di Indonesia, mulai dari Jakarta hingga ke Aceh. Namun sebagai bangsa yang tumbuh besar dengan etika makan berbeda, namun saat dihadapkan masakan Asia Timur, sebagian dari kita mungkin gamang dan bingung soal bagaimana cara menggunakan sumpit dengan baik dan benar.

Sejarah Singkat Sumpit

Sumpit pertama kali muncul di Tiongkok sekitar 5.000 tahun yang lalu pada periode Shang dan Zhou. Pada awalnya, sumpit digunakan untuk memasak, bukan sebagai alat makan. Tiongkok kuno menggunakan sumpit sebagai alat bantu memasak dan mengolah makanan dalam panci yang berisi air mendidih.

Seiring berjalannya waktu, sumpit mulai digunakan sebagai alat makan, terutama oleh para bangsawan. Pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M), sumpit menjadi populer di kalangan masyarakat umum. Pada saat itu, sumpit menjadi simbol status sosial dan kelas ekonomi.

Pada abad ke-5 masehi, dengan pengaruh Tiongkok sumpit mulai menjadi bagian integral dari budaya di Jepang dan Korea. Di Wakoku (old Japan), sumpit digunakan secara luas dalam upacara teh dan makanan khas Jepang seperti sushi.

Sementara di semenanjung Korea, sumpit juga menjadi alat makan yang umum digunakan, terutama untuk menyantap hidangan keluarga kerajaan.

Cara Menggunakan Sumpit

Meskipun bentuk dan bahan pembuatannya telah disesuaikan dengan budaya negara masing-masing, namun teknik penggunaan sumpit memiliki kesamaan tinggi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Physiological Anthropology membedakan dua teknik dominan dalam memegang sumpit: mode penjepit tradisional (traditional pincers-pinching mode) dan mode penjepit gunting (scissors-pinching mode).

Menurut para peneliti, kedua teknik ini efektif, namun mode penjepit tradisional lebih umum digunakan.

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Inilah Makanan Tepat untuk Berbuka Puasa

Ilustrasi langkah-langkah menggunakan sumpit. Foto: Antony Dickson.
Ilustrasi langkah-langkah menggunakan sumpit. Foto: Antony Dickson.

Untuk menguasai kedua teknik tersebut, langkah pertama adalah memastikan ujung tipis sumpit menjauhi tangan dan sejajar sempurna. Dalam mode penjepit tradisional, sumpit pertama diletakkan di lekukan ibu jari dan ditopang oleh jari manis, sementara sumpit kedua ditempatkan antara jari telunjuk dan ibu jari. Gerakan dasar menggunakan jari telunjuk dan jari tengah seperti tuas memungkinkan untuk mengambil makanan dengan leluasa.

Sementara itu, mode penjepit gunting melibatkan gerakan kedua sumpit, bukan hanya satu, saat membuka dan menutupnya.

Etika Memakai Sumpit

Namun, menggunakan sumpit tidak hanya tentang teknik fisik semata. Penting juga untuk memahami etika memakai sumpit yang melintasi batas budaya. Sebagai contoh, di Tiongkok dan Korea, memasukkan sumpit tegak ke dalam semangkuk nasi dianggap tabu karena menyerupai persembahan dupa untuk orang mati.

Hal ini mencerminkan kehati-hatian dalam memperlakukan sumpit, yang pada dasarnya adalah alat untuk menjaga kesakralan saat makan.

Di Tiongkok, praktik penggunaan sumpit bersama untuk mengambil makanan di meja menjadi norma. Sumpit pribadi digunakan untuk mengantarkan makanan ke mulut, sementara sumpit bersama dipergunakan untuk mengambil makanan yang dibagikan di meja makan.

Tujuan utama dari kebiasaan ini, seperti yang diungkapkan dalam artikel yang dipublikasikan pada 2022 di International Journal of Consumer Studies untuk menjaga kebersihan saat makan. Inilah contoh bagaimana etika makan yang terkandung dalam penggunaan sumpit mencerminkan nilai-nilai kebersihan dan kehormatan di masyarakat.

Berbicara tentang etiket, Jepang memiliki aturan sendiri terkait sumpit. Disarankan agar tidak menggosok sumpit bambu setelah merobeknya, karena hal ini dapat dianggap menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap kualitas sumpit yang digunakan.

Tindakan sederhana ini memberikan pandangan lebih dalam tentang hubungan antara pengguna dan alat makan yang mereka gunakan, mencerminkan kepercayaan dan rasa hormat terhadap tradisi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here